Hari ini altan di jemput oleh sang supir, padahal saat perjanjian beberapa hari yang lalu daddynya bilang jika yang menjemputnya saat pulang sekolah adalah daddynya jika bukan daddynya maka dia bareng abangnya atau di jemput abangnya yang lain.
Tapi positif thinking saja mungkin mereka semua sedang sibuk, tapi biasanya walaupun sesibuk apa pun mereka tetap akan mengusahakan untuk memenuhi keinginannya.
Tapi mungkin saja mereka sangat sibuk, karena biasanya juga seperti itu.
****
Saat Altan sampai mansion dia langsung di suguhkan pemandangan yang langsung membuatnya emosi, karena di ruang tamu terdapat seorang perempuan yang sedang memotong telinga kelinci kesayangannya.
Jika itu hanya boneka biasa dia tidak mempermasalahkannya, tapi kata daddynya boneka itu di buat oleh mommynya saat dia masih di kandungan dulu.
"KAMU SIAPA, KOK POTONG TELINGA BONEKA KELINCI ALTAN!!" teriak Altan setelah merebut bonekanya yang dia beri nama Rabit.
"A-abang hiks hiks " isak anak itu.
"Kan ini pemberian mommynya Altan" gumam Altan dengan melihat boneka kelincinya (Rabit)
"Hiks hiks m-maaf hiks maafin Aira hiks"
Tak lama kemudian terdengar suara seseorang yang mereka berdua kenali.
"Apa yang terjadi di sini? " tanya Bagas. Aira langsung berlari ke arah Bagas dan memeluknya.
"D-daddy p-padahal kan Aira Aira cuma motong telinga kelinci itu t-tapi sana bang dia di di marahin" Aira berbicara dengan nada sesegukan dan dengan posisi dia memeluk daddynya.
"Altan, apa itu benar? " tanya Bagas.
"Iya, itu memang benar. Tapi dad masalahnya ini ituh boneka kesayangan aku, soalnya kata daddy kan boneka ini yang buat mommy, khusus untuk Altan" Altan memeluk boneka itu dan dia menciumi kepala boneka itu.
"Hm, sekarang kamu harus belajar mengalah dan dia adalah adik angkatan kamu, namanya Aira Veranda dan daddy akan menambahkan marga keluarga kita di akhir namanya" ucap Bagas yang membuat Altan langsung protes.
"Dan Aira, dia Abang kamu, namanya Altan" lanjut Bagas.
"Dad, kata daddy dulu tidak ada yang bisa menggantikan posisi Altan di rumah ini, tapi sekarang kenapa begini? " tanya Altan.
"Dia bisa menjadi temanmu saat kita semua sedang sibuk" ucap Bagas.
"Tapi kan-"
"Sudahlah, intinya kamu sekarang harus bisa mengalah dengan adik kamu, semua barang milik kamu sekarang menjadi miliknya juga" Bagas langsung meninggalkan ruang tamu.
Altan menunduk dengan lesu dan dia menatap boneka dan potongannya yang ada di tangannya. Dia menghela nafas berat dan langsung berjalan untuk pergi ke kamarnya.
Tapi saat Altan baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba Aira membuatnya emosi lagi.
"Abang, sekarang kamarnya abang jadi punyanya Aira ya? " tanya Aira tapi sekarang berbeda, karena dia berkata seperti itu dengan nada yang berbeda, tidak seperti saat ada daddynya tadi.
"Tidak! " spontan Altan langsung berteriak.
"T-tapi kan katanya daddy punyanya abang sekarang jadi punyanya Aira juga" ucap Aira dengan air mata buayanya dan dengan nada yang berbeda lagi.
"Tapi kan itu kamarnya Altan, kan Aira bisa di kamar lain" ucap Altan.
"Sudah lah, kamu itu sudah besar seharusnya kamu bisa ngalah" ucap Dean yang baru saja sampai mansion.
Btw Dean sudah tau kalau Bagas mengadopsi seorang anak perempuan.
"Tapi kan tidak sampai kamar juga bang, kalau barang Altan bisa bagi tapi kalau kamar Altan tidak mau"
"Sudahlah Altan, lagu pula di rumah ini masih ada banyak kamar" ucap Dean dengan enteng.
"Tapi kan, itu kamar punyanya Altan, dari kecil Altan tidur di kamar itu dan sedangkan dia orang baru, kenapa tidak di buatkan kamar sendiri saja" dada Altan naik turun karena dia sedang menahan tangisannya.
"Masih ada kamar tamu, kamu bisa menempatinya dan kamu juga bisa mendekornya seperti kamar lamamu" Dean menatap Altan dengan malas.
"Tapi suasananya beda" gumam Altan.
"Jangan kamar tamu, nanti kalau tamunya banyak dan kamarnya kurang mereka tidur di mana? "Tanya Aira dengan suaranya yang dia imut-imutkan.
"Bagaimana jika gudangnya di bersihkan" lanjut Aira seolah-olah dia mendapatkan solusi yang bisa memecahkan masalah yang dia buat. Altan langsung saja menolaknya karena itu adalah kamarnya jadi itu hak miliknya.
"Tidak, Altan tidak mau. Kan kamar itu punya Altan jadi seharusnya Altan yang nempatin, tapi Altan mau kok kalau di suruh berbagi kamar, nanti di kamar Altan di kasih dua ranjang, yang satu Altan yang satunya lagi Aira" usul Altan dengan polosnya, ya walaupun polos tapi Altan itu sangat pintar dan cepat berfikir.
"Tidak, pokoknya kamar itu punya aku sendiri! " pekik Aira. Sedangkan Dean dia sudah jengah dengan suara mereka akhirnya dia bersuara.
"Sudah sudah, Altan sekarang kamar kamu pindah ke gudang dan Aira akan tidur di kamar kamu" ucap Dean dan langsung meninggalkan mereka berdua.
"Tapikan itu kamar Altan" dia bergumam dengan lesu.
Tiba-tiba Aira mendekat dan membisikkan suatu kata yang membuat Altan menatap tajam ke arah Aira.
'Gue bakal rebut posisi lo di keluarga bodoh ini'
__________________
Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAN
De TodoTentang seorang anak laki-laki yang harus bekerja untuk kehidupannya, padahal dia merupakan anak dari orang kaya. Daddynya seorang pengusaha, sedangkan para abangnya bekerja di tempat yang memiliki gaji tinggi. Tapi kenapa dia harus bekerja untuk ke...