Suara gaduh dan derap langkah seseorang menggema di sekitar tangga rumah Kayla hingga sampai ruang makan. Semua orang yang berada di ruang makan itu pun saling menatap bingung atas suara tersebut.
Seakan kebingungan itu terjawab, tampaklah Evan yang meloncat dari satu tangga terakhir dengan Kayla yang berada di punggungnya. Kayla tertawa, tanpa melepas lengannya di leher Evan.
Tanpa menyadari kalau mereka kini menjadi pusat perhatian keluarga, Evan menurunkan Kayla dari gendongannya. Berbalik badan sehingga dapat menatap langsung gadis itu.
"Puas?" Tanya Evan dengan cengiran lebarnya. Kayla kembali tertawa, lalu menggenggam kedua tangan cowok itu. "Lo gila! Untung gue nggak mati gelinding di tangga,"
Evan pun merangkulnya. "Gapapa, kan lo mati-nya bareng pangeran ganteng."
Sontak, Kayla meninju perut Evan pelan. "Menjijikan lo,"
Mereka berjalan beriringan menuju ruang makan, lalu berhenti saat menyadari seluruh tatapan orang-orang yang memandang mereka.
"Apa?" Tanya Kayla dan Evan bersamaan.
"Kalian..." ucap Fira.
Evan buru-buru mencegatnya. "No! Jangan mikir yang aneh-aneh. Kita cuma main gendong-gendongan kok,"
Kayla mengangguk, "Yap."
Gio menaikkan satu alisnya, "Tapi, tadi.. kalian..?"
"Please, kamar Nathan ada di seberang kamar gue. Jadi, pas gue keluar, dia ikutan keluar juga." Ucap Kayla sambil menyenggol Evan kencang.
"Enak aja! Lo pikir gue ngikutin lo? Cih," decih Evan. Kayla kemudian memutar badannya hingga menghadap Evan, "Halah, ngaku aja deh."
"Geli banget dih,"
Nathan yang masih memegang mangkuk berisi sayur sop itu lantas menengahi keduanya. "Guys, bisa berhenti nggak? Apa mau gue siram pake ini? Enak loh,"
Ibu Kayla yang baru muncul dari dapur lantas tersenyum. "Ayo anak-anak, duduk semuanya, kita makan."
Masing-masing mengambil tempat duduk mereka. Ayah Kayla duduk tepat di paling ujung meja makan, berada di tengah. Disamping kanan dan kirinya terdapat Nathan dan ibunya yang saling berhadapan. Kemudian setelah Nathan, terdapat Gio dan Fira yang duduk bersebelahan. Sedangkan Evan dan Kayla, duduk di samping ibu Kayla.
"Jadi, nak Evan sudah berapa lama menjalani hubungan dengan Kayla?" Ucap ibu Kayla, memulai perbincangan.
Kayla tersedak, begitu juga Evan yang langsung memuntahkan kembali ayam goreng yang baru saja dikunyah olehnya.
"Eh? Kalian nggak apa-apa?" Tanya ibu Kayla dengan khawatir. Mereka menggeleng bersamaan sebagai jawabannya.
Evan mengelap mulutnya dengan tissue,"Maaf ya tante."
Ibu Kayla mengangguk. "Iya, nggak apa-apa. Jadi, kalian udah berapa lama?"
Kayla menggenggam lengan ibunya. "Ma, kita nggak pacaran,"
"Eh?" Ibu Kayla terkejut, menutup mulutnya dengan tangan kirinya. "Dikirain mama, kalian pacaran. Cocok sih, hehe."
"Maaaaa," Kayla mendelik.
"Emang mereka cocok tante, tapi kalo di sekolah terus aja kayak Tom and Jerry gitu," ucap Fira.
Tawa Gio pun berderai. "Iya tante, musuhan-musuhan, tapi kalo belajar berduaan mulu."
Kayla melempar tissue yang ada di hadapannya kepada Gio. "Itu kan, tugas!"
Kini, ayah Kayla ikut berbicara. "Om gapernah liat Kayla salah tingkah gini, loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Lovely) Enemy
Teen FictionDendam yang kamu punya pada diriku, sama besarnya dengan rasa benciku padamu. Jangan pikir aku adalah orang yang lemah, sehingga kamu bisa mempermainkanku sesukamu. Saat nanti kamu sudah jatuh padaku, kita lihat saja apa balasan yang diberikan Tuhan...