LOVE -- 4

9.6K 528 4
                                    

Fira tertawa setan saat mendengar cerita Kayla barusan. Ini nggak salah? Kayla akan diajari oleh musuhnya sendiri? Yang benar saja. Kayla langsung menjitak kepala gadis itu, cukup kencang.

"Apaan sih, Kay? Sakit bego!"

Kayla mendengus. "Lagian, lo mah ngetawain gue mulu dari kemaren. Gue lagi kesusahan gini juga, temen bukan lo?"

Fira kembali tertawa. "Sorry-sorry, gue kira lo bakal diajarin sama siapa tuh, yang jagoan basket putri?"

"Deana."

"Nah, iya itu! Kok bisa tiba-tiba sama Evan ya? Anjir gue ngebayangin tau, Kay. Pasti unyu," ucap Fira yang membuat Kayla semakin kesal. "Unyu apaan, njir. Gue nggak suka sama dia, tau!"

Fira tersenyum jahil, "Lah? Emang siapa yang bilang kalo lo suka sama dia?"

Skakmat. Kayla kehabisan kata-kata.

Melihat respon Kayla yang langsung terdiam seperti itu, membuat Fira tertawa kencang. "Tapi, lo beruntung loh diajarin sama si Evan itu,"

Kening Kayla berkerut, "Kenapa emang?"

"Dia ganteng, kece gitu gilaaaa!"

Dengan santai Kayla kembali menempeleng kepala gadis itu. "Bagi gue, musuh nggak pernah jadi spesies yang ganteng."

Mereka berdua masih mengobrol dengan santai di kantin, tanpa mengira bahwa, sejak tadi ada yang mengintip dan mendengar seluruh pembicaraan mereka.

- - - - -

Di salah satu sudut ruangan di kantin, tampak Evan dan Gio, sahabatnya yang sedang menikmati beberapa cemilan di mejanya. "Jadi, lo ditutorin sama siapa, Van?" Tanya Gio pada Evan.

Evan mengedikkan bahunya, "Mana gue tau," ucapnya cuek. Gio tampak heran, lalu bertanya, "Lah? Lo kemaren belajar sama siapa, bego?"

"Gue udah kelamaan nunggu di ruang Bu Fatma, tapi dianya nggak dateng-dateng. Yaudah, gue balik aja,"

Gio terkekeh mendengar jawaban sahabatnya itu. "Sadis lo. Kalo si doi dateng pas lo pergi gimana?"

Evan tetap menampilkan wajah cueknya pada sahabat itu, "Bodo amat, siapa suruh datengnya telat? Udah tau, gue nggak suka nunggu lama-lama."

"Hai, Evan."

Suara perempuan yang terdengar menjijikan itu berasal dari mulut Elena, yang ternyata sudah duduk di samping Evan tanpa merasa malu pada cowok itu.

"Ngapain lo?" Tanya Evan dengan nada sinis yang luar biasa. "Aku kangen kamu, tau." Ucap Elena lagi, tanpa merasa malu pada Evan.

Sontak, Evan yang sedang memakan mie ayamnya itu langsung tersedak mendengar ucapan Elena yang kelewat menjijikan.

"Ya ampun, Evan, kamu nggak apa-apa?" Tanya Elena seraya menepuk-nepuk punggung Evan. Dengan kasar, Evan menepis tangan Elena yang membuat gadis itu diam dan mengerjap atas perilaku kasar Evan barusan.

"Singkirin tangan laknat lo dari badan gue!" Teriak Evan yang membuat seisi kantin terdiam lalu menatap Evan seakan terkejut dengan sikap cowok itu yang tidak biasanya.

"Maaf, sebaiknya jika kalian ingin pacaran, jangan disini ya. Ini sekolah, bukan tempat pacaran."

Teguran tajam yang dilontarkan sang ketua osis tersebut membuat Evan menggeram. Evan tak habis pikir, bagaimana gadis ini bisa membuat reputasinya mulai hancur seperti ini.

Padahal, kan, awalnya Evan yang ingin membuatnya seperti itu.

"Kenapa? Lo cemburu, hah?!" Teriak Elena seakan menantang Kayla untuk bertengkar. Kayla masih menjaga dirinya agar tetap tenang dan tidak mudah tersulut emosi.

My (Lovely) EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang