BAB 6

569 44 3
                                    

Blair POV

"Aw... sakit sekali!"

"Oh, kau sudah bangun?"

"Apa yang terjadi, Blair?"

"Ha? Kau sudah tahu namaku?"

"Tentu, jika belum untuk apa aku menyelamatkanmu?"

Aku bingung siapa dia ini. Tidak. Bukan hanya dia. Semuanya. Semua yang ada di sini. Kenapa dia menyelamatkanku? Mungkin akan kutanyakan setelah lukanya sembuh. Lagipula, tak banyak yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikannya selain mengobati lukanya.

Namun, ada yang aneh. Tidak semua anggota Atlantic bersisik. Walaupun lebih banyak yang bersisik, namun ada juga yang tidak. Jika kau sulit membayangkan, biar aku yang akan memberikan perbandingan. Perbandingannya kira-kira 5:4. 5 untuk makhluk bersisik, 4 untuk makhluk tidak bersisik.

"Namaku Paul, semua yang ada si sini adalah spelhun. Kami warga Atlantik. Tapi tak semua spelhun di sini adalah warga Atlantik asli. Biasanya, yang merupakan spelhun asli sifatnya jahat namun mereka menutupi kejahatan mereka dengan kebaikan. Dan yang merupakan spelhun palsu, justru mereka baik, tapi menutupi kebaikan mereka dengan sikap dinginnya. Aku menolongmu, karena kau adalah bagianku, spelhun palsu,"

"Tunggu, tunggu, tunggu! Kenapa kau dapat membaca pikiranku? Kenapa kau tahu namaku bahkan sebelum aku mengenalkan diri? Apa maksudnya spelhun asli dan spelhun palsu? Kenapa aku termasuk dalam spelhun palsu? Kenapa aku bisa bernapas dalam air? Kenapa aku ada di sini? Bagaimana~"

"Tenang Blair aku yakin kau akan syok mendengarku," Kata Paul sambil bangkit dari tempat tidur. Memang, semenjak adegan sok berani yang dia lakukan untuk menyelamatkanku, aku yang merawatnya. Aku membaringkannya dalam kasur rumput laut yang lembut, dan dayang-dayang itulah yang meracik obat. Aku tak tahu siapa namanya, oleh karena itu aku memanggilnya 'dayang-dayang', Karena semuanya perempuan dan bajunya yang cantik lemah gemulai seperti perempuan Asia.

"Jadi bisa kau mulai penjelasannya? Aku sudah tak sabar...,"

"Syhara, Elle, Jack, Steven, Emma, kemarilah! Kurasa aku tak dapat menjelaskannya sendirian,"

"Sebelumnya Blair, kenalkan~"

"Hai, namaku Elle,"

"Aku Syhara,"

"Ehm, Jack,"

"Steven,"

"Emma,"

"Baiklah, akan mulai kujelaskan. Tapi kau harus berjanji tidak akan bilang siapa-siapa oke?" kata Paul sambil memberikan kelingkingnya.

"Okey, asal kau tahu, aku orang yang selalu menepati janjiku. Bahkan~"

"Dulu Atlantik adalah benua," ucapan paul memotong perkataanku barusan. Aku terlonjak kaget mendengarnya. Seakan mengerti maksud Paul untuk menyuruhku berhenti bicara, aku duduk terdiam sambil mendengarkan penjelasannya.

"Dulu Atlantik adalah benua, yang di dalamnya hanya ada satu Negara. Yeah, seperti Australia. Nama negaranya Atlantik. Namun, seiring berjalannya waktu, karena faktor geologis Atlantik berada di tengah-tengah lautan yang memiliki gaya gravitasi yang besar. Oleh karena itu, sering terjadi pasang,"

Aku masih mengerjapkan mataku. Kurasa cerita ini cukup menarik.

"Namun ini bukan pasang biasa. Karena, sekali pasang ketinggiannya bisa mencapai 3 meter per 5 jamnya. Mengetahui kondisi Atlantik yang semakin kritis, pemerintahan mengadakan Diklat dan peraturan agar semua warga negaranya belajar renang. Setiap guru renang profesional dari tiap-tiap Negara, suku, dan pulau disewakannya untuk dikirim dalam tiap-tiap rumah, untuk mengajarkan semua anggota keluarga berenang. Dalam proses tersebut, tak lupa juga mereka mempelajari tentang cara bernapas di dalam air, cara menyelam, termasuk cara menyelamatkan dan mengembalikkan Atlantik seperti benua semula,"

"Jadi maksudmu?" Aku sudah tak sabar ingin bertanya banyak hal.

"Diam dulu Blair," kata emma sambil mengangkat telapak tangannya kearahku.

"Hingga akhirnya Atlantik sudah hampir tenggelam, tinggal Gunung Dasque satu-satunya tempat yang dapat mereka tempati, karena itu adalah gunung tertinggi di benua itu. Para penduduk ketakutan, bahkan karena tidak ada lagi akal sehat yang masih dimiliki, mereka pergi ke orang pintar, yeah, semacam dukun,"

"Lho, kenapa berhenti? Ayo, lanjutkan ceritanya... aku tak sabar lagi," aku benar-benar penasaran apa kelanjutannya. Namun sepertinya ada yang salah dengan mereka. Mereka semua tampak murung dan terlihat sedih.

"Biar aku yang lanjutkan ceritanya Paul," kata Emma. Paul mengangguk pedih.

"Mereka pergi ke orang pintar dan meminta bantuan untuk mengembalikkan Atlantik menjadi benua lagi. Dan ia memberikan mereka sebuah... ehm, batu-saphir-biru. Yang katanya dapat mengabulkan satu permintaan mereka. Sayangnya~"

"Tunggu dulu Baru Saphir? Biru? Apakah~"

"Diam dulu Blair, Emma belum selesai bicara,"  bantah Jack.

"Oke lanjutkan," kataku.

"~sayangnya, belum sempat mereka menyimpan batu saphir itu, air sudah ada di mana-mana. Semakin tinggi, dan tinggi. Dan mereka tenggelam. Dan batu itu hilang," Emma terdiam. Tak melanjutkan ceritanya. Semua di antara kami diam membisu.

"Tunngu dulu! Ceritanya belum selesai," kata Syhara. Seketika kami semua menoleh ke arahnya.

"Aku ingin meralat satu hal, Batu Saphir Biru itu dapat mengabulkan satu permintaan. Apapun itu. Tapi dengan syarat,..." Syhara terdiam sebentar. Seperti ingin membongkar sebuah rahasia. Namun, kulihat Jack melotot ke arahnya dan Syhara kembali menunjukan ekspresi memohon. Setelah terlihat berpikir sebentar, Jack akhirnya mengangguk.

"Dengan syarat Atlantik harus memiliki 10.000 tumbal terlebih dahulu,"

"Jjj...jadi...," belum selesai aku bicara, Elle sudah memotong kata-kataku. "Dan semua spelhun di Atlantik yang tidak bersisik ini, alias Spelhun palsu, termasuk kami, ......dan kau.... Adalah tumbal itu. Kami, para spelhun palsu adalah korban dari kecelakaan pesawat atau kapal,"

"Jadi itulah sebabnya setiap kapal dan pesawat yang melintasi Samudra ini selalu hilang tanpa jejak?" tanyaku tak percaya.

"Yaps," Steven menjawab.

Suaraku bergetar. Aku ingin menyanyakan satu hal lagi. Tapi lidahku kelu. Kupaksakan bicara dan aku bertanya, "J..jaa..jadi, apakah kalungku i..ini~" aku menelan ludahku sebentar. "~aa..ada..lah batu saphir yang d..dimak..sud?" Jawablah tidak pikirku.

"Iya,"

Astaga, aku ingin mati saja.

Note : Sorry ya Guys, baru update sekarang... sebetulnya ide udah ada dari kemaren tapi ga tau kenapa, aku tuh moody-an orangnya. Dan karena sekarang aku udah nge-post, berarti moodku udah baik. ceritanya belum selesai kok... hehehe... Biar aku mood terus buat lanjutin ceritanya, jangan lupa vote and commentnya yaa... Semoga memuaskan :) Maaf kalo ada typo :)

A.T.L.A.N.T.I.CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang