BLAIR POV
"Dumlalaaa.. akhirnya ekor cantik ini terbentuk sempurna, bagaimana Blair?" Shora mengelilingi tubuhku dan matanya tak pernah berhenti menatap ekor biru dengan beberpa sentuhan seperti glitter berwarna putih yang mengkilap.
"Hey, baru kuakui baru kali ini rancanganmu sangat sederhana Shora, maksudku, kenapa tidak dibuat lebih menarik? Ini terasa hanya lebih dominan di bagian warna biru," kata Paul sambil menunjuk ekorku. Dia terlihat tidak puas dengan hasil rancangan design Shora di ekorku.
"Paul, justru aku sengaja membuatnya sesederhana mungkin, dan dengan mendominankan warna biru ini. Karena sekalian untuk menyamarkan ekornya. Spelhun palsu pasti akan sulit mendeteksi yang mana ekor, dan yang mana air karena sama-sama biru.
"Air itu bening Shora," kata Syhara pelan.
"Bisakah kau diam Syhara? itu sangat tidak penting dibahas di sini," Elle menyela.
"Heyy, kenapa jadi kau yang marah?" nada suara Syhara meninggi. Ia tak terima kalau pendapatnya tak dianggap di sini.
"Kau ini! berani melawanku? Aku lebih tua darimu!" Elle tak mau kalah.
"Berani? tentu saja berani! Bukankah kau yang bilang sendiri bahwa aku tidak pantas menjadi adikmu?" Butiran bening sudah menupuk di pelupuk mata Syhara. Entah apa yang membuatnya sampai menangis. kupikir ini hanya masalah sederhana. Kenapa mereka memperdebatkannya seperti ini?
"Tentu aku tak sudi punya adik sepertimu! kamu yang membuat ibu~"
"CUKUP!" Steven berteriak sambil melerai mereka. Napasnya terengah-engah. Seketika semuanya diam. Tidak ada yang berani menatap Steven. Shora pun tidak. Mereka kaget, Steven bisa setegas itu.
"Elle! Jangan Egois! Kau terlihat sangat bodoh jika suatu kesalahan kecil selalu membuatmu mengungkit masa lalu," aku melihat Elle yang sekarang menangis. Dia terlihat tidak terima atas segala perlakuan Steven dan pembelaannya terhaap Syhara. Hal yag membuat aku bingung, kenapa Paul, Jack, Emma, dan Shora diam saja? Tidakkah mereka berniat melerai mereka? Jika mereka diam begini, aku tahu pasti ada sesuatu diantara mereka yang menyebabkan tidak ingin ikut camppur dalam urusan ini. Lebih baik, aku diam juga.
"Kau brengsek Steven! Terus saja membela Syhara!" Elle berteriak kemudian keluar dari ruangan Shora. Pintu pun dibanting keras karenanya. Shora hanya meringis melihat propertinya yang hampir dirusak oleh Elle.
"Tunggu Elle!" Steven berteriak memanggil, dan menyusul Elle. Diikuti Syhara, yang terlihat perasaan bersalah dari mimik mukanya.
"Well, keadaan memburuk. Ayo kawan, kita harus pergi sekarang. Terimakasih Shora atas bantuanmu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika tidak ada kau saat ini," Kata Paul sambil menjabt tangan Shora, diikuti aku, Emma, dan Jack.
"Lanjutkan perjalanan kalian, senang bisa membantu kalian semua. Perbaiki suasana Steven, Syhara, dan Elle. Aku tahu masalah mereka cukup rumit," Kata Shora seolah-olah mengerti.
Kami berenang keluar ruangan Shora, hendak menyusul Steven, Elle dan Syhara. Bisa kulihat mereka sedang berdebat kecil dekat terumbu karang. Hey, aku di sini merasa jadi "The Duff". Mengapa mereka seakan menutupi semua rahasia mereka padaku? Sementara mereka tahu rahasiaku. Ini tidak adil!
"Dasar kekanak-kanakkan," Umpat Paul kemudian. Disambut gelak tawa dari Emma dan Jack.
"Apa? kalian membaca pikiranku lagi? Ini tidak adil!" Aku mengerucutkan bibir dan hendak menghentak-hentakkan kakiku, seperti yang biasa aku lakukan jika sedang kesal. Baru kusadari kakiku sekarang sudah berubah menjadi ekor.
"Arghhh! Kenapa nasibku seperti ini? Harus jadi tumbal Atlantic, tinggal di laut, kaki jadi ekor, semua rahasia di pikiranku ketahuan, dan bertemu dengan orang jelek seperti kau!" Aku berteriak lebih tepatnya ke arah Paul. Karena memang dia yang paling sering membuatku kesal di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.T.L.A.N.T.I.C
FantasyApakah kau suka laut? -aku suka Kau percaya mitos segitiga bermuda? -mungkin Percayalah kau akan menyesalinya. Karena kenyataannya, tak sesederhana itu. -RaRa-