30. Pecinta Makanan Padang

849 67 5
                                    

H A P P Y R E A D I N G

Hai seneng banget bisa
update malem ini.

Ya walaupun harus
begadang kemarin malem
buat nulis part kali ini.

Semoga kalian suka:)
Dan jangan lupa tinggalin votmen-nya 
Jangan suka jadi pembaca gaib ya😄

Yang nulis berharap
semoga yang baca suka😁

****

"Muka lo jelek banget." Ucap Saga tiba-tiba yang membuat cewek di boncengan belakang motornya melotot tak terima.

"Siapa? Lo ngomong sama gue?" Tanya Aurora tajam.

Yah setelah perdebatan yang tak terhindar itu akhirnya Aurora menyerah, dan membiarkan Saga mengantarkannya pulang. Karna setelah dipikir-pikir Saga memang bukan orang yang seburuk itu.

Dia menahan senyumnya, ekspresi lucu yang di tunjukkan Aurora benar-benar membuat dirinya semakin bahagia. "Enggak, emang lo ngerasa?"

"Bisa nggak jangan bikin gue kesel?"

Tawanya pecah begitu saja saat Aurora memukul pundaknya. "Habisan mata dah kayak bola pingpong gede amat, abis nangis lo?"

Dia merotasikan bola matanya malas. "Bukan urusan lo! Udah deh, mending lo nyetir aja kak! Gak usah ngelirik-ngelirik Mulu."

"Dih siapa lu ngatur-ngatur? Mata-mata gue." Jawabnya kelewat santai sembari menikmati raut wajah kesal Aurora yang terlihat dari kaca spionnya.

"Eh...eh mau kemana? Rumah gue tuh lurus kak nggak belok. Lo mau bawa gue kemana?"

"Bawel lo."

***

Kalian gak tau betapa senangnya Saga saat gadis yang dia suka mau dia antar pulang dengan suka rela olehnya. Bahkan sekarang jantungnya tak berhenti berdebar saat Aurora duduk di depannya.

Mereka sekarang ada di Rumah Makan Padang langganan Saga. Yah walaupun perlu tenaga khusus untuk mengajak cewek bar-bar seperti Aurora untuk makan bersama.

"Lo yakin ka bisa habisin ini semua?" Tanya Aurora tak yakin. Tapi Saga mengangguk.

Bukan apa-apa tapi didepannya saat ini sudah ada jenis-jenis makanan Padang. Dari Sate Padang, Dendeng Balado, Lontong Sayur, Ayam Pop, Ikan Asam Padeh, dan ada yang lain.

"Berdua." Jawabnya tersenyum ke arahnya. Dan kalau kalian tau Aurora justru merasa negeri melihat senyum orang didepannya. Padahal kalau cewek lain, sudah pasti akan melompat kegirangan.

"Berdua si berdua kak!" Aurora menatap Saga heran. "Tapi kalo sebanyak ini? Lo lapar apa doyan?"

"Dua duanya." Jawabnya sembari mengunyah makanannya.

"Gue tuh pengen cepet pulang tau kak."

"Makan dulu kenapa si, Ra? Hargain gue yang udah usaha teraktir lo."

Aurora diam dan menurut saja, memasukkan sesuap demi sesuap makanan kedalam mulutnya. "Enak gak?" Tanya Saga tiba-tiba.

"Lumayan, Lo suka makan disini?"

"Yaaa gitu. Awalnya nyokap yang ajak kesini eh lidah gue cocok sama rasanya." Saga nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Langganan deh, Cobain ayam popnya, Ra!"

"Udah kak! Gue kenyang."

***

Saga tak henti-hentinya tersenyum dari balik helmnya. Saat ini mereka sudah ada di gerbang rumah megah milik keluarga Aurora.

"Gue masuk dulu kak."

"Ra..."

"Kenapa?"

"Besok gue jemput ya?" Tanya Saga penuh harap.

Aurora terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan ajakan Saga.

"Jangan telat jemputannya."

Senyum terbit di bibir seksi cowok di depannya. Aurora benar-benar gak tau, emang boleh seseneng itu?

Saat Aurora inggin berbalik dan membuka gerbang. Seorang perempuan berparas cantik yang Saga tau adalah Mama dari Aurora sudah mendahului gadis itu membuka gerbang.

Saga tersenyum tulus, walaupun kemarin dia meninggalkan kesan yang kurang baik saat bertemu Mama Aurora.

"Sore Tante." Sapanya turun dari atas motor dan mencium punggung tangan Mama Aurora.

"Sore." Balas Mama Aurora ramah sangat berbeda dengan saat terakhir kali Saga mengantarkan Aurora pulang. "Saga ternyata, mampir dulu yuk! Tante baru selesai masak barusan. Pasti laper kan?" Tawar Mira.

Saat Saga inggin menjawab, Aurora justru memberikan isyarat agar Saga menolaknya. "Boleh deh tante, Kebetulan Saga juga belum makan."

"Belum makan pala lu peang? Jelas-jelas tadi habis dari rumah makan Padang." Gerutu Aurora dalam hati.

"Kebetulan banget, Tante masak opor ayo-ayo!"

Saga hanya tersenyum saat Aurora menatapnya dengan tatapan permusuhan.

Di dalam rumah Saga dan Mira berbincang-bincang ringan sambil menyantap makanannya. "Berarti kamu itu kakak kelasnya Aurora?"

"Iya Tan."

"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Mira tiba-tiba yang membuat Aurora tersedak makanannya sendiri. "Eh Ra... Pelan-pelan dong makanya!" Ujar Mira menyodorkan segelas air pada putrinya.

"Ekhm... Iya Ma."

"Kamu tuh bikin Mama kaget aja sukanya."

"Hehe..." Cengirnya tak berdosa.

"Jadi gimana Saga?"

"Hah? Ooo belum, Tan."

"Serius?" Kagetnya, wajar gak sih kalo Mira kaget? "Tapi sekarang kamu lagi suka cewek?" Pertanyaan dari Mira membuat Saga dan juga Aurora sama-sama mematung.

Saga mengangguk mengiyakannya. Yang membuat Mira menampilkan ekspresi spicles-nya. Mungkin gak nyangka kali ya kali Saga akan benar-benar menanggapi pertanyaannya.

"Siapa?" Tanya Mira benar-benar inggin tau. Mungkin saat ini dia terlihat seperti emak-emak kepo di mata Saga tapi masa bodoh lah.

Jangan heran emak-emak kalo udah kepo emang gitu.

"Kalo Saga bilang suka anak Tente." Ujar Saga yang membuat Mira menghentikan aktivitas makannya lalu terkekeh.

Jujur Aurora bingung dengan sikap ibunya begitu juga dengan Saga. Mereka hanya saling tatap dalam diam menunggu kalimat yang akan di katakan Mira.

"Kamu serius suka anak, Tante? Kenapa?" Pertanyaan Mira benar-benar aneh, tapi yang lebih aneh adalah jawaban dari Saga.

"Mungkin karna pelet anak Tante jauh lebih kuat, dari cewek-cewek lain yang ngedeketin Saga." Tawa Mira benar-benar terlepas saat mendengar jawaban hiperbola keluar dari mulut Saga.

"Tuh denger gak, Ra? Saga suka kamu tuh." Goda mamanya.

"Apa si Ma?"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang