32. Penjelasan

834 48 6
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Nanti sore kita ke cafe yang baru buka kemarin gimana? Tempatnya oke banget!"

"Jauh gak?" Tanya Aurora sambil menggandeng lengan Angina, sekarang ini mereka berempat Aurora, Dania, Anggina, dan juga Fita sedang berjalan beriringan dengan kantin sekolah sebagai tujuan mereka.

"Ra!" Suara itu membuat mereka berempat mau tak mau harus menghentikan langkah mereka.

"Kayaknya kita duluan deh, Ra. Lo nyusul aja ntar!" Ujar Dania menatap Anggina dan juga Fita secara bergantian.

"Enggak gue ikut!" Tolaknya menahan lengan Dania. "Gak! Urusin dulu rumah tangga lo!"

"Ayo anak-anak! Kita jangan ganggu rumah tangga orang!" Ajak Dania menarik kedua temannya untuk menyingkir dari sana.

Setelah kepergian ketiga temannya Aurora kembali terdiam. Antara bingung dan juga kesal.

"Tadi pagi gue jemput lo tapi, kata Tante Mirna lo udah jalan duluan. Kenapa gak nunggu gue?" Tanyanya butuh jawaban.

"Lo terlalu lama, gue takut telat!" Jawabnya santai tak mau menatap mata orang di depannya.

"Lama? Gue cuman telat satu menit..." Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya Aurora sudah lebih dulu memotong ucapannya. "Satu menit juga penting buat gue."

Dia tertegun jelas ada yang salah dari nada bicara Aurora. "Oke sorry, gue emang salah jadi izinin gue buat Nebus kesalahan gue. Nanti pulang sekolah..."

"Gue gak bisa!" Potongnya. "Gue ada janji sama teman-teman gue."

"Besok deh bisa? Kalo nggak lusa, lusa gimana?" Tanyanya beruntut.

"Kak Saga! gue sibuk, dan Lo nggak perlu repot-repot!" Ujarnya lugas, menepis tangan Saga yang sedari tadi menahannya.

"Ra, gue tuh peduli sama lo! Kenapa sikap lo kayak gini? Gue tuh suka! Suka sama lo apa sikap dan tindakan gue kurang jelas?"

Dia tersenyum smirk seolah ucapan Saga adalah sebuah lelucon baginya. "Kata orang yang bilang suka tapi jalan sama cewek lain? Lucu! Lucu banget tau nggak kak?"

Author punya pantun yang pas buat Saga nih.

Ikan gurita
makan manggis
Percuma cinta
kalo bikin nangis

Cuaks🤙🏽

"Lo cemburu liat gue sama Cherry?" Tanyanya dengan senyum kecil yang muncul di sudut bibirnya.

"Emang gue boleh cemburu? Gue kan bukannya siapa-siapanya lo!"

Wah parah sih! Saga kalo nggak paham emang beneran dungu. Kode keras udah keluar masak masih nggak paham.

"Boleh!" Jawabnya cepat memegang pundak Aurora, memaksa gadis itu untuk menatap matanya. "Bisa gak sih kalo ngomong liat gue! Gue di sini bukan di bawah."

"Ra, Lo nggak perlu cemburu sama Cherry! Dari awal yang gue suka itu lo bukan orang lain." Ujarnya jujur.

"Semalem Mama yang nyuruh gue buat anter Cherry karna keadaannya emang udah malem, Ra." Ujarnya memberi tahu yang sebenarnya terjadi. Tapi Aurora malah menepis tangannya dan mulai berjalan.

"Gue kan semalam udah jelasin, Ra. Lo gak percaya?"

"Percaya."

Aurora berjalan dengan Saga yang mengikutinya yang membuat semua pasang mata tertuju ke arah mereka.

"Ngomong aja kalo cemburu! Cemburu tuh artinya suka dan kalo lo cemburu. Lo tau kan artinya apa?" Tanyanya berbisik saat sudah berhasil menyamai langkah kaki Aurora.

Dan benar saja setelahnya Aurora berhenti dan menatap kearahnya kesal sambil mengatakan. "Gue Gak Cemburu!" Ucapnya menekankan setiap kata.

Tapi bukan Saga kalau langsung percaya begitu saja. Dia mendekat dan mengikis jarak di antara mereka, hingga membuat hidung mancung mereka hampir bersentuhan.

"Lo tuh cemburu!" Ucapnya untuk terakhir kalinya.

Sebelum akhirnya meninggalkan kerumunan dan menyisakan dirinya dengan tatapan aneh orang-orang yang tertuju ke arahnya.

***

Baru saja dia mau duduk Dania sudah nyerangnya dengan pertanyaan bertubi-tubi.

"Heh gimana tadi?"

"Kak Saga ngomong apa aja?"

"Kalian baikan?"

Dan masih banyak pertanyaan yang mungkin akan keluar dari mulut Dania jika saja Anggina tak menghentikannya.

"Bisa gak jangan bahas yang gak penting!" Ucap Anggina datar.

"Gue kan cuman nanya." Jawabnya kembali menatap Aurora yang kini tengah meminum susu strawberry yang tadi ada di atas meja.

Matanya melotot tak percaya, sebenarnya dia gak marah Aurora meminumnya toh itu memang untuk Aurora. Tapi dia justru takut Aurora akan amarah kalau tau itu dari siapa.

"Apa?" Tanya Aurora menatap heran ke arahnya. "Ini punya lo?"

"Bukan, itu emang punya lo." Ujarnya, yang membuat temannya itu menganggukkan kepala.

"Thank, Dan."

"Dari kak Saga." Tambahnya lagi dengan cengiran khasnya yang membuat Aurora meletakkannya kembali.

"Kok lo nggak bilang sih?"

"Ya udah si udah di minum juga kan?" Timpal Anggina.

"Iih masalahnya ya, Gin! Gue cuman takut tuh susu udah di jampi-jampi sama kak Saga." Potong Dania.

"Udah jangan percaya Dania, musyrik!"

Menghela nafas berat Aurora baru sadar jika Fita sedang tidak ada bersama mereka. Mau bertanya tapi males nanya mereka (Dania & Anggina). Hingga dia mendongakkan kepala dan matanya bertemu dengan mata elang milik Saga. Cowok itu kini tengah tersenyum sembari menatapnya lalu mengangkat ponselnya. Isyarat agar dia melihat pesannya.

Kak Saga
Online

Gima suka?

Apaan?

Susunya

Dania yang memang sejak tadi mengintip menyemburkan es tehnya begitu saja.

"Apaan sih, Dan?"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang