31. Harapan Yang Hancur

948 50 8
                                    

H A P P Y R E A D I N G

Saga tersenyum sambil memejamkan matanya. Di pikirannya kini hanya ada Aurora, Aurora yang sedang tersenyum, Aurora yang sedang cemberut, kesal, menangis itu benar-benar membuat senyum di wajahnya mengembang semakin lebar. Malam ini kepalanya benar-benar di penuhi oleh gadis itu.

Tok tok tok

"Saga! Ada temen-temen kamu di depan." Ucap sang Mama memberi tau.

"Siapa, Ma?" Tanyanya keheranan. "Itu loh si, Cherry. Keluar dulu!" Hening anaknya itu tak membalas ucapannya.

"Sagaaa!"

Ceklek

"Saga capek suruh pulang aja!" Ucapnya sedikit memohon pasalnya Saga benar-benar malas jika harus meladeni Cherry.

"Gaa! Jangan gitu dia nunggu loh di bawah, kasihan!" Bujuk Fina, tak tega melihat Cherry yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri itu menunggu untuk di kecewakan oleh putranya. "Malem-malem lo dia dateng kesini buat ketemu kamu."

"Emang Saga minta, Mah?"

"Please!"

"Oke, Saga turun sekarang."

Sedangkan di ruangan tamu Cherry kini sedang menunggu sambil memainkan kuku-kuku jemarinya. Jujur ini bukan kali pertama dia datang kerumah mewah milik keluarga Saga. Tapi rasa gugup selalu menyelimuti perasaannya apalagi saat bertemu dengan Fina Mama dari Saga. Ibu dari seorang cowok yang dia suka.

Ya kalian tau lah gimana rasanya:)

"Kenapa, Cher?" Perlahan namun pasti dia memberanikan diri mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk. Suara berat milik Saga membuatnya semakin di landa kegugupan.

"Hah oh gue, kebetulan tadi lewat sini jadi kepikiran buat mampir sebentar." Ucapnya memberikan alasan yang masuk akal.

Saga mengerutkan keningnya. "Malem-malem gini?" Tanyanya tanpa basa-basi yang langsung di angguki oleh Cherry.

"Tadi gue beli kue buat, Mama. Eh keinget Tante Fina yang juga suka kue-kue, yang di jual di sana." Ucapnya menunjuk paper bag yang ada di atas meja.

"Harusnya lo nggak perlu repot-repot!" Ucap Saga dinggin.

"Sama sekali gak repot."

"Makasih, Cher. Kamu tau aja Tante suka kue di sana." Senyum Fina mengembang tulus berbeda dengan Saga yang terlihat kesal. "Sama-sama Tante."

"Ya udah kita makan sama-sama, ya? Kalian ngobrol dulu biar Tante siapin dulu."

Cherry menahan lengan Fina berniat menolak, tapi Fina justru tersenyum sambil mengatakan. "Gak apa-apa."

Mereka benar-benar hening saat Fina pergi. "Cher."

"Ya, Ga?"

"Lo gak perlu sampai kayak gini! Ini benar-benar percuma dan lo tau itu!" Ujar Saga, yang langsung membuat raut wajah Cherry berubah masam.

"Gak ada yang percuma, Ga!"

"Cher."

Cherry menutup telinganya. "Nggak gue gak mau denger!"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang