15. Hari Yang Melelahkan

1.7K 265 43
                                    

Aurora berjalan dengan langkah gontai menyusuri lorong-lorong sekolahnya. Hari ini moodnya benar-benar hancur karna orang misterius yang mengancamnya. Dan di tambah lagi hari ini adalah hari Senin, S-E-N-I-N dimana dia harus rela berpanas-panasan dibawah teriknya sinar matahari. Belum lagi dia harus piket hari ini, makanya dia datang lebih pagi. Dobel banget capeknya.

Kesel gak sih kalo kalian dapat jadwal piket di hari Senin?

Sebenarnya dia nggak masalah kalau harus panas-panasan mengikuti upacara. Tapi tubuhnya yang tidak bisa di ajak kerjasama. Dulu pasti setiap hari Senin dia akan pingsan dan berakhir di UKS.

Langkahnya semakin memelan, kala melihat Saga dan teman-temannya berjalan kearahnya.

Saga yang menyadarinya pun dengan sengaja menyenggol pundak Aurora saat mereka sudah berpapasan. Aurora tentu tak tinggal diam.

"Mau lo apa sih?" Pekiknya meringis kesakitan.

"Kenapa?" Bukan menjawab dia justru balik bertanya.

"Lo tanya kenapa? Minta maaf!" Kesal Aurora, wajahnya bahkan sampai memerah karna menahan amarah.

"Ogah, lagian gue gak sengaja." Ucapnya membela diri.

Aurora menatap cowok dihadapannya nyalang. "Gak sengaja pun, lo tetep harus minta maaf!"

"Kalo gue gak mau? Lo mau apa?" Ia tersenyum smirk menatapnya remeh.

Cukup! Saga benar-benar sedang menguji kesabarannya. "Lo punya etika gak sih? Dimana-mana yang salah tuh minta maaf, Bukannya Nyolot."

"Si paling ber ETIKA rupanya." Matanya memicing memperhatikan gadis dihadapannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Di rumah gak punya kaca?"

Matanya membulat sempurna kala mendengar penuturan cowok dihadapannya. "Maksud lo? Gue gak ber etika?"

"Bagus kalo ngerasa."

"Heran gue sama orang yang modelan kaya lo! Yang salah siapa yang nyolot siapa." Ketusnya menatap Saga sinis. "Pantes bumi gak berjalan sesuai porosnya, ternyata banyak orang-orang munafik tinggal didalamnya."

"Mulut Lo!" Alisnya menukik tajam tanda bahwa dia benar-benar tersinggung oleh ucapan Aurora.

"Kenapa bener kan? Lo munafik, ngakuin kesalahan aja gak bisa. Apalagi minta maaf." Ucapnya untuk terakhir kali lalu pergi meninggalkan Saga dan teman-temannya.

"Mau kemana lo?" Teriaknya saat Aurora menjauh.

Aurora hanya melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan gerombolan cowok menyebalkan tapi tampan itu.

~~~

Bruk

Ia melempar tasnya ke sembarang arah. "Anjing." Umpatnya saat kakinya tak sengaja menyenggol pinggiran meja.

Dia rasa otaknya jadi tak fokus setelah berdebat dengan Aurora.

"Anjir, mangkanya jalan tuh pakek mata, Ga." Cetus Ajun, dengan santainya.

"Jalan pakek kaki dodol!" Sahut Jerry.

"Pakek mata lah! Lo goblok banget sih Jer. Pantes pas pelajaran bahasa Indonesia lo remed mulu!"

"Pakek kaki lah Jun, masak lo jalan pakek mata." Herannya. "Lagian lo tuh goblok apa terlalu pinter? Hubungannya apa remed pelajaran bahasa sama jalan dodol?"

"Ajun! Mak gue bikin nama susah-susah lo ganti-ganti."

Saat Jerry ingin membalasnya Draco malah membekap mulutnya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang