36. Pelan-pelan Pak Sopir

602 34 1
                                    

Pagi buta begini Saga sudah ada di teras rumah Aurora bermain catur dengan papanya. Pas Aurora tau dia cuman ngomong.

"Apa nggak kurang pagi masnya?" Katanya dan Saga, cowok itu cuman tertawa.

Jujur Aurora bener-bener suka sama cowok yang ada effort tapi gak gini juga😤. Mau kesel tapi seneng gimana dong?

Dia memperhatikan pantulan dirinya di cermin, sempurna itulah kata yang tepat untuknya.

"Siang." Sapanya pada sang Mama yang sedang menyiapkan sarapan.

"Ra... Kok kamu lama banget sih? Saga udah nunggu lama loh." Ujar sang Mama.

"Biarin lah, Ma. Siapa suruh dateng pagi-pagi buta." Jawabnya santai. "Lagian ini kan hari Minggu waktunya Aurora buat istirahat."

"Ya nggak gitu juga dong, Ra. Samperin gih!"

"Iya-iya."

***

Saga yang tengah sibuk bermain catur dengan Mario ayah Aurora sampai-sampai tak menyadari kalau sekarang cewek itu sudah berdiri di sampingnya.

"Kali ini saya pasti menang Om!" Yakinnya masih belum sadar.

"Udah berapa kali kamu ngomong gitu?" Jawab Mario.

"Wah percuma banget mama kasian nyatanya ni anak malah keasyikan." Pikir Aurora merotasikan bola matanya malas.

Dia berdeham berharap cowok itu sadar akan kehadirannya. "Ekhem."

"Eh Ra,"

"Asik banget ya kayaknya?"

"Iya nih gue kalah mulu."

Emang capek ya pacaran sama cowok nggak peka kayak Saga. Kenapa juga kemarin dia terima, kayaknya kemarin khilaf deh.

Dia melipat tangannya di depan dada melihat dua orang didepannya dengan perasaan jengkel.

"Kalah lagi kan kamu." Ucap Mario bangga. "Udah deh Om tuh emang gak bisa di kalahin kalo soal main catur."

"Ya udah, deh Om gak mau ngerusak hari Minggu kalian. Om masuk dulu." Pamitnya tersenyum kaku ke arah putrinya.

Aurora duduk di depan Saga sambil menekuk wajahnya. "Kenapa, Ra?" Menurut lo?

"Kenipi, Ri?"

"Lah? Lo marah gara-gara nunggu gue main catur sama papa Lo?"

"Gak!" Jawabnya singkat.

Saga terkekeh geli pacarnya ini kalo sedang marah benar-benar lucu. "Ini kan salah satu cara, Ra. Biar gue dapet restu dari papa lo."

"Retu-restu emang lo kira gue mau nikah sama lo?"

"Emang nggak mau?" Tanyanya menatap Aurora lekat.

"Nggak." Jawabnya asal.

"Kenapa nggak? Nih ya, kalo cewek lain yang gue tanya mereka pasti jawab." Ucap Saga menjeda kalimaya menirukan suara cewek-cewek yang kerap kali menggodanya. "Mau banget, Ga."

"Ya udah! Tanya aja cewek lain!" Jawab Aurora acuh tak acuh.

Saga mencubit pipi Aurora gemes. "Yeee."

"Lo sebenarnya ngapain sih kesini pagi-pagi buta lagi."

"Ya mau ngajak jalan cewek gue lah. Punya cewek cantik masak di anggurin." Jawabnya serius. "Lo mau kemana hari ini?"

Aurora memicingkan matanya tiba-tiba pikiran jahat untuk mengerjai Saga muncul begitu saja. "Makan Sushi gimana?"

"Ayok." Semangatnya mengambil jaket dan juga kinci motor yang tergeletak di meja.

"Taapiii... tunggu bentar aku siap-siap dulu."

"Lah gini aja udah, Ra! Cantik kok."

"Gak pokoknya tunggu sebentar!"

***

Setelah perdebatan yang begitu mencekam disinilah mereka berakhir. Bukan makan sushi tapi makan lesehan pinggir jalan. Bukan karna Saga gak mampu bayarnya tapi Aurora yang banyak maunya. Udah lima kali cewek itu berubah pikiran dan membuatnya kesal.

"Loh kok kesini?" Suara nyaring Aurora hampir saja merusak gendang telinganya pecah.

"Salah sendiri gak bisa nentuin pilihan." Jawab Saga santai. "Di sini juga enak lo harus cobain!"

"Dasar gak romantis!" Aurora menggerutu jengkel sendiri dengan tingkah Saga yang menurutnya menyebalkan.

"Gue sering kesini, Ra. Lo pasti suka kalo udah coba."

"Sering kesini, Sama siapa kak Cherry?" Tuduhnya sembarang.

"Nggak lah, lo cewek pertama yang gue ajak kesini."

Hampir saja dia tersenyum mendengar pengakuan Saga, tapi dengan cepat dia kembali menatap cowok itu mencari kebohongan di dalamnya. "Yang bener?"

"Mau di panggilin mang cecep biar percaya?"

"Nggak usah!" Ketusnya tersenyum kecil.

Saga menggenggam tangan kecil Aurora tanpa mengetakan apa-apa. Begitupun Aurora cewek itu kini menyandarkan kepalanya di pundak lebih milih Saga. Aaa indahnya masa remaja.

Dari kejauhan seorang cowok dengan Hoodie hitam tersenyum sinis memperhatikan interaksi dua sejoli yang dimabuk cinta monyet-monyettan itu.

***

Aurora: Sumpah kak Saga beruntungbanget dapetin gue wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurora: Sumpah kak Saga beruntung
banget dapetin gue wkwk.

Hai☺️
Seneng banget bisa update hari ini
Semoga kalian suka
Kasi saran dan masukan buat aku ya😁

Yang nulis seneng kalo
yang baca seneng❤️

Follow Instagram
@sagara_darmawangsa
@flodina_ara

Dan follow akun ini dwinata22 buat tau kelanjutan cerita-cerita ku◕⁠ᴗ⁠◕

MAKASIH

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang