34. Tetap Bertahan atau Belajar Melupakan

739 47 4
                                    

H A P P Y R E A D I N G

Suara kicau burung memasuki indra pendengaran Aurora. Malam sudah berganti waktunya dia untuk memulai hari. Tangannya bergerak lincah mengirimkan sebuah pesan di Grup The Beauty Angel hanya untuk sekedar menghilangkan kegabutanya yang tiba-tiba muncul di pagi hari.

Ceklek

Dia berbalik dan mendapati sang Mama tengah berdiri di sana sambil menatap kearahnya.

"Udah cantik kok, Ayo sarapan!" Kalimat yang mungkin gak akan kalian dengar dari emak kalian. Bercanda deng🤣

"Mah."

"Mau kamu dandan kayak gima juga kamu tetep cantik, Ra. Kamu lupa? Kamu tuh anak Mario dan Mira yang ganteng dan cantiknya pake banget." Ujarnya bangga.

"Maaa, masih pagi lo. Jangan mulai deh narsisnya." Ucap Aurora, terkekeh kecil.

"Iya-iya kita sarapan yuk Bang Bas sama papa udah nunggu."

"Iya bentar nanti aku nyusul, Mah."

Dia merapikan rambutnya sekali lagi lalu menyusul Mira.

"Pagi!" Sapanya pada orang-orang yang ada di meja makan.

"Sumringah amat ni pagi, Semalem aja nangis-nangis." Ujar baskara dengan nada mengejek yang terdengar super nyebelin di telinganya.

Melotot tak terima. "Pagi-pagi kan emang harus happy!"

"Iya deh Si Pagi-pagi Happy"

"Apasih nyebelin banget!"

"Heh... Udah!"

"Bang Bas tuh masih pagi cari gara-gara sama aku."

"Diih, lu aja yang pagi-pagi udah sewot!" Ucap Bas, beralih menatap Mario dan juga Mira. "Bas berangkat dulu." Pamitnya mencium tangan kedua orangtuanya.

"Eh tungguin gue!" Pekiknya melahap roti dengan selai strawberry dalam sekali suap. "Auru belungkut ulu." Ucapnya tak jelas.

"Anakmu tuh!"

"Anak kita, Ma!"

"Iya kelakuan buruknya turunan dari, papa." Ketus Mira.

"Kenapa papa?"

"Iya lah kan kelakuan papa gak pernah baik! Selalu buruk."

"Terimakasih loh, Ma. Papa sangat tersanjung." Ucapnya terkekeh.

"BANG TUNGGUIN GUE!"

"Naik angkot aja lo!"

"Ihh... Gue aduin ke bonyok kalo Lo gak mau nganter!" Ancamnya mengambil ancang-ancang untuk masuk kedalam mobil.

"Sembarangan lo!"

Baru juga Aurora inggin melontarkan berbagai ancamannya, sura kelakson motor membuat keduanya terdiam sambil melihat ke arah sumber suara. Disana sudah ada seorang cowok yang mengenakan seragam serupa dengannya melambaikan tangan ke arah mereka.

"Pagi." Sapa orang tersebut kepada keduanya.

"Kebetulan banget lu dateng, mau sekolah kan? Adek gue nih mau nebeng katanya." Ujar Baskar yang langsung di hadiahi pukulan oleh Aurora.

"Gue kesini emang mau jemput Aurora."

"Emm gitu ya udah lo bawa sana!" Suruh Baskar seenaknya saja, tanpa bertanya dia berkenan atau nggak.

"Bang!"

"Apa? Sana sekolah telat ntar!" Titahnya. "Lo jagain adek gue awas aja kalo sampe lecet!" Ucapnya untuk terakhir kali lalu pergi dengan mobil BMW kesayangannya menyisakan mereka berdua.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang