Chapter 1

327 34 7
                                    

"Wahhhhhkkkk" teriakkan menggema di ruangan yang cukup besar, dimana terlihat papan nama serta spanduk yang berada di setiap sudut. Para penonton kembali berteriak saat sang pemenang lomba antar nasional telah selesai. Sorakan dari keluarga terus tertuju pada sang pemenang tersebut.

Senyuman dari wajah pemenang itu membuat kedua orang tuanya memeluk satu sama lain kala mereka bangga dengan pencapaian yang putrinya dapatkan, bahkan adik laki lakinya terus berteriak demi sang kakak.

"Aku tak terima ini" bisikkan itu membuat gadis itu berbalik dan melihat seorang gadis yang kalah darinya beranjak dan berjalan ke arahnya hingga membuat mereka saling bertatapan satu sama lain. Manik mata gadis pemenang itu teralihkan saat ada uluran tangan yang terulur padanya "Selamat" gadis itu tersenyum dan menerima uluran itu "Terima ka__ kreakk" terdengar suara patahan tulang yang gadis itu kirimkan. "Ahkkkkkkkk"

"Kakakkkkkk"

•••

Seoul, 20xx

Pagi hari dengan cuaca yang sangat cerah, banyak mobil mewah datang dan pergi di depan gedung. Langkah seorang gadis dengan tas gandong yang berada di pundaknya tengah melihat betapa banyaknya para siswa siswi yang keluar dari mobil mewah itu.

Manik matanya juga melihat betapa besar dan mewahnya sekolah yang ia jejakki saat ini. Bahkan saat ini ia masih berada di depan gerbang tapi sudah semewah ini.

Ia kembali melanjutkan langkahnya untuk berjalan menuju gedung yang akan menjadi sekolahnya. "Aku harap bisa sekolah dengan damai disini" ucapnya di sela jalannya.

"Yaakk, papa.. lihat putrimu, dia mendapatkan beasiswa di Sekang" mendengar teriakkan itu membuat sang ayah dan adik laki lakinya berlari menuju yang ibu. "Benarkah itu, Yerin mendapatkan beasiswa itu" sahut ayah.

Gadis bernama Yerin itu hanya diam dan duduk di lantas sambil menopang dagu di atas meja.

"Kakak, selamat"

"Aku takan mengambilnya" ucap Yerin yang membuat ketiga orang itu melihatnya, mereka berjalan dan ikut duduk di sekitarnya "Ini kesempatan bagimu, Yerin"
"Ibumu, benar.. kapan lagi kau bisa bersekolah di sekolah terkaya di negri ini"
"Benar ka, banyak orang dalam maupun negri berlomba untuk masuk ke kini, ini kesempatan untukmu"

Sang ibu mengelus rambut putrinya "Dengar ini, hal seperti ini sangat langka, siapa tau kau bisa menemukan pangeran dan bisa menaikkan kembali__" ucapan sang ibu terhenti saat putrinya melirik tajam ke arahnya. "Ah maksud ibu__"

"Maksud ibumu, dimana kau bersekolah, hal itu akan menjadi sebuah kenangan untukmu"
"Kau tau bukan, dulu saat kau kecil kau juga ingin pergi ke sekolah ini"
"Dan sekarang kau mendapatkannya, mengapa kau menolaknya" adiknya mengangguk membenarkan ucapan sang ayah

"Dulu aku memang menginginkannya"
"Tapi lihat kondisi kita ayah, bahkan untuk membeli seragam saja hal itu sudah sulit, bagaimana bisa__"

"Yerin" potong ibu, ia lantas membawa kepala putrinya dan memeluknya "Dengarkan ibu.. untuk biaya, biarkan orang tuamu yang mengurusnya, kau tak perlu memikirkan hal itu"
"Kau tau jugakan, selagi ada kemauan pasti ada jalan"
"Maka dari itu, yang harus kau lakukan saat ini adalah belajar"

"Benar ka, siapa tau setelah kau lulus, kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bisa membantu keuangan keluarga"

"Tapi__"

"Yerin" potong ayah
"Kau bisa menyerahkan semuanya pada ayahmu ini, jadi belajarlah dengan rajin"

Gadis bernama Yerin itu, kini sudah menampaki kakinya di gedung sekolah yang akan menjadi sekolah barunya di SMA. Manik matanya kembali mengagumi sekolah ini, ia melihat ke atas saat ia bisa melihat ada berapa lantai dan betapa tingginya sekolah ini.

F4 : 4 Pria Tampan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang