#5

1.5K 127 4
                                    

bachira mengerutkan keningnya, dia bingung sekaligus gelisah.

ini sudah jam 9.35 pagi, sementara kelas bachira dimulai jam 10.00 tapi rin belum juga menampakkan dirinya.

bachira mengambil ponsel di sakunya, segera menelpon rin tapi tak ada balasan. rin kemana? pikirnya.

"chira?" isagi menghampiri bachira. "tumben belum berangkat" lanjutnya.

bachira menghela nafas, "gatau nih rin belum jemput, aku telpon ga di angkat-angkat, kemana ya dia"

"sama aku aja ayo, bentar lagi kelasnya dimulai mana sekarang jadwal pak ego kan"

berpikir-pikir sebentar, kemudian bachira mengangguk dan naik ke atas motor isagi. "iya deh"

"pegangan! aku ngebut" benar saja, belum sempat bachira pegangan, isagi sudah menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi sampai bachira nyaris terjatuh.

"orgil"

kelas telah selesai, kini bachira dan isagi berada di kantin untuk mengisi perut mereka.

isagi melirik ponsel bachira  yang menampilkan room chat rin. "belum ada kabar juga?" tanyanya kemudian meminum minuman miliknya.

bachira menggeleng, "belum, duh aku jadi khawatir. ga bisanya rin begini"

"coba telpon lagi"

menurut, bachira menekan tombol telpon. namun lagi-lagi tidak ada balasan dari sebrang. ia kemudian menghela nafas berat.

"kemana deh"

"udah tanya bang sae?"

"belum, takut ganggu"

"coba chat aja"

setelah berfikir sebentar, akhirnya bachira memutuskan untuk bertanya pada sae, kakaknya rin.

mengirim beberapa pesan yang kemudian langsung dibaca oleh si penerima, tiba-tiba ponselnya bergetar. itu rin. bachira langsung mengangkat telponnya.

"kamu kemana aja si? aku khawatir tau! takut kamu kenapa-napa! aku tanya ke temenmu katanya kamu ga masuk juga? sekarang kamu dimana? kamu baik-baik aja kan? rin-chan? kok diem?" bachira langsung menyerbu rin dengan pertanyaannya.

"hm.. aku sakit kak jadi ga masuk. nanti kesini ya?" suara lemas terdengar.

"sakit? kok bisa? sakit apa? apa gara-gara kemarin?"

"bukan kok, cuma demam biasa. kamu kesini ya"

"iya iya, nanti aku kesana sebentar lagi. aku makan dulu"

"hmm.. jangan dimatiin telponnya"

bachira melirik isagi, "isa sibuk ga?"

"mau dianter ke rumah rin?" bachira mengangguk

"kalo gabisa—"

"bisa kok, tapi kayanya cuma bisa nganter doang soalnya abis ini gue ada kelas jam 1"

"makasih isa!" bachira memeluk isagi

untung rin ga ada disini, bisa mampus gue pikir isagi dalam hati, "iyaa, mau berangkat sekarang aja?"

"boleh"

bachira turun dari motor isagi kemudian melepas helmnya "isa beneran gamau nengok rin dulu?"

"bukan gamau, chira. aku mau nyiapin buat kelas nanti maaf ya mungkin lain kali?"

"oke deh~~ makasih ya! hati-hati di jalannya!"

isagi hanya mengangguk, kemudian pergi meninggalkan bachira dihalaman depan rumah itoshi.

bachira melangkah mendekati pintu kemudian menekan bel. tak berselang lama pintu terbuka, menampilkan bunda itoshi.

"megu udah datang sayang?"

"selamat siang bunda!"

"siang~~ masuk-masuk~~"

"kak megu~~ kesini~~" nada manja terdengar dari ponsel bachira, dia lupa mematikan panggilannya dengan rin.

"sebentar" wajah bachira memerah, dia malu banget sama bunda itoshi!

"dasar anak ini, dari tadi gamau makan sama sekali katanya mau nunggu kamu, sampe sekarang obatnya belum diminum bunda jadi pusing!"

jadi merasa bersalah dia, "kalo gitu megu ke kamar rin ya?"

"maaf merepotkan ya megu"

"enggak kok bun!" tersenyum

kamar rin.

tanpa mengetuk, bachira membuka pintunya.

rin yang sedang memainkan ponselnya kaget, buru-buru menyembunyikannya dan memasang selimut setinggi lehernya.

"rin-chan? kamu bobo?"

rin menggelengkan kepalanya, "pusing kak~~" merengek.

bachira mendekat kemudian menaruh punggung tangannya di kepala rin.

"panas gini, kata bunda kamu belum makan? obatnya juga?"

rin hanya diam, tak berniat menjawab.

bachira menghela nafas pasrah, "makan dulu ya? abis tu makan obat?" bachira menampilkan senyumnya.

rin merona, kemudian mengalihkan pandangannya. "suapin!"

"iya-iya" bachira mengambil mangkuk berisi bubur yang ada di meja

"dingin, aku angetin dulu ya?"

"gamauuu, itu aja"

menghela nafas lagi. kalau dipikir-pikir sudah berapa kali dia menghela nafas.

dengan telaten bachira menyuapi rin yang sekarang terlihat seperti anak kecil. sangat manja.

"suapan terakhir, abis ini minum obat terus tidur"

selesai meminum rin obatnya, bachira berdiri hendak menyimpan alat bekas makan rin ke dapur. namun rin mencegahnya dengan menarik bachira ke pelukannya.

"rin! kalo aku jatuh gimana?"

"jangan pergi"

"aku cuma mau nyimpen ini ke dapur"

"gaboleh! disini aja temenin rin bobo~~ mau dipeluk kak megu!" lagi-lagi merengek! nada manjanya itu membuat bachira tidak tahan!

"oke-oke lepasin dulu" rin menolak

"rin." rin melepaskan pelukannya.

bachira kembali menyimpan alat makan tadi di meja, kemudian naik ke pinggir ranjang rin.

rin buru-buru memeluk pinggang ramping bachira, menenggelamkan wajahnya di dada bachira.

"elus" menarik tangan bachira menuju rambutnya.

bachira menurut, "kaya anak kecil aja"

"mau cium juga" lagi. bachira menurut, mencium rin di keningnya.

"mau dibibir" menatap bachira dengan tatapan memohon.

"ga. nanti aja kalo udah sembuh" tolaknya

rin kecewa, kembali menenggelamkan wajahnya di dada bachira. kalau dipikir-pikir lagi nanti bachira bisa tertular olehnya. ya! nanti saja. kalau sudah sembuh rin akan mencium bachira sampai puas!

rin tersenyum penuh arti, kemudian memejamkan matanya. dia ngantuk, "kak megu jangan pergi ya, pokoknya harus disini sampe rin bangun!"

"hmm..."

tak berselang lama, keduanya tertidur dengan keadaan saling memeluk  satu sama lain.

[Rinbachi] Sweet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang