#14

1.4K 115 16
                                    

"aku pulang" rin masuk ke apartemen, membuka sepatu dan menyimpannya di rak dekat pintu. wajahnya terlihat sangat lelah, ada beberapa masalah terjadi di kantor, sungguh hari yang panjang.

"selamat datang!!" bachira menyembulkan kepalanya dari arah dapur, "mandi gih, abis itu makan. bentar lagi mateng nih" katanya lagi. bachira mulai belajar memasak beberapa bulan ini, walau hanya beberapa masakan sederhana. ya, setidaknya tidak seburuk dulu.

rin menyimpan tas kerjanya di kursi lalu menghampiri bachira di dapur, ia memeluknya dari belakang dan menyenderkan kepalanya di pundak bachira. "hm? ada masalah?" rin mengangguk pelan, bachira sedikit tertawa kemudian mengelus rambut prianya.

"mandi dulu, nanti boleh peluk sepuasnya" dengan perasaan tak rela rin menurut, ia melangkahkan kakinya menuju kamar dengan malas. bachira kembali tertawa melihatnya.

tak banyak berubah dari mereka, baik itu sekarang maupun tahun-tahun sebelumnya. masih di apartemen yang sama dengan orang yang sama dan perasaan sayang yang terus bertambah setiap waktunya. yang berbeda hanya status keduanya sekarang, mereka memutuskan untuk menikah 2 bulan yang lalu.

bachira selesai dengan kegiatannya, ia membuka apron bergambar jeruknya dan menyimpan pada tempatnya.

tak lama rin datang, masih dengan rambutnya yang basah dan handuk terlampir di pundaknya. "kamu tuh, keringin dulu kek. kalo sakit gimana" omel bachira mengambil handuk Rin, dan menyuruhnya duduk di kursi lalu mengeringkan rambutnya. "jangan omelin aku" rengek rin. "salah sendiri! bayi besar!" rin memanyunkan bibirnya.

"dah selesai" bachira kembali meletakan handuk rin, "makasih sayang" wajah bachira memerah, ia masih belum terbiasa dengan panggilan itu. "gemesnya, sayangku malu-malu" rin lanjut menggoda bachira. "diem! makan dulu!" masih dengan wajah memerahnya, "iya-iya"

rin mulai memakan makanannya, bachira menatap rin dengan mata yang berbinar, rin menatap bachira heran. "kenapa?" bachira menggelengkan kepalanya, "enak?" tanyanya. rin mengangguk, "kamu suka?" tanyanya lagi. sekali lagi rin mengangguk, "semua bikinan kamu aku suka" jawab rin sambil tersenyum membuat bachira tersenyum juga.

selesai makan dan mencuci piring, mereka memutuskan untuk menonton film horor di kamar. sebenarnya bachira itu penakut tapi ia juga ingin menonton, tak apa pikirnya kan ada rin yang akan memeluknya jadi ia tidak akan ketakutan.

rin mengotak-atik laptopnya mencari film yang bagus, bachira hanya melihat saja sambil makan cemilan yang tadi rin bawa saat pulang. "nah" rin menyimpan laptopnya di meja kecil di atas kasur. "aaAaaAa" tiba-tiba bachira teriak, "filmnya belum mulai" kata rin datang, "o-oh" bachira merapatkan diri pada rin dan menarik selimutnya tinggi-tinggi.

rin menatap bachira mendengus geli, rin menariknya kepangkuan dan memeluk pinggangnya. "mau nonton minion aja?" tanyanya, "aku mau nonton ini dari dulu, cuma ga berani. sekarang udah berani kan berdua sama kamu, nanti bobonya peluk ya?" bachira menatap rin, rin mencium bibirnya gemas. bachira berontak, menatap rin memohon.

rin melepas ciumannya, "nanti ya? aku beneran mau nonton~~" rayu bachira. rin mengalah, "abis nonton boleh?" bachira mengangguk pasrah.

selama film berlanjut rin tidak fokus menonton karena bachira terus berteriak dan mengomel sesekali mengumpat membuat rin gemas. seperti, "IH BODOH JANGAN DISAMPERIN! PULANG AJA PULANG!" lalu "aaAaaAa setannnn!" dan "JANGAN KESANAAAAAA" rin capek! rin lelah!

film selesai beberapa menit yang lalu, sekarang mereka masih berpelukan sambil merebahkan diri, "takut?" tanya rin, bachira menggelengkan kepalanya brutal, "enggak!" serunya, "aku punya cara biar kamu ga takut " rin lagi.

bachira menyembulkan kepalanya yang tadinya berada dibawah selimut menjadi menatap rin, "gimana?" tanyanya, "katanya ga takut~" goda rin. bachira menatap rin kesal, "ih!" ia membalikan badannya memunggungi rin. "becanda-becanda" bachira tak membalas. "hadap sini dulu" bachira masih diam.

"itu apa putih-putih"

"HAH? MANA? DIMANA?" bachira berbalik memeluk rin lagi, "mau denger saranku ga?" bachira mengangguk brutal. "liat sini dulu" bachira menurut, rin langsung menyambar bibirnya tidak sabaran. "hmp!" bachira mulai paham. ia membuka mulutnya, mengundang lidah rin untuk masuk. dengan senang hati rin mengobrak-abrik mulutnya.

bachira menepuk pundak rin pelan, rin melepas ciumannya mengerti, "hhah.. hah.." bachira terengah-engah mengambil sibuk nafas. sementara rin menatapnya penuh nafsu, kini posisi rin berada diatas bachira, mengukungnya. rin mengelap sisa saliva di sudut bibir bachira, wajah bachira memerah. "boleh?" tanyanya. bachira mengangguk.

kalian taulah kelanjutannya bagaimana.

keesokan paginya bachira bangun terlebih dahulu, ia menatap rin disampingnya yang masih tertidur. bachira mulai menusuk-nusukkan telunjuknya pada wajah rin, membuat pemiliknya mengerang terganggu. perlahan rin membuka matanya, ia kemudian menarik tangan bachira yang usil dan menciumnya. "pagi" katanya dengan suara khas bangun tidur.

bachira tersenyum, "pagi, jalan-jalan yuk mumpung libur" rin mengangguk singkat. bachira menarik tangannya, tapi rin tidak melepaskannya. "aku mandi dulu" katanya lagi, "bareng aja biar cepet" tanpa banyak kata lagi rin menggendong bachira ke kamar mandi.

selesai bersiap dan membereskan tempat tidur keduanya memutuskan untuk sarapan diluar, tidak bisa dibilang sarapan juga karena sekarang sudah jam 11 siang. akhirnya mereka memilih pergi ke mall, bachira meminta burger, rin hanya mengikuti.

selesai makan mereka berkeliling, bachira membeli beberapa bahan makanan dan keperluan lainnya. ia juga membeli gelas couple yang bisa custom nama.

bosan di mall, bachira mengajak rin ke sea world. ia ingin melihat penguin. lagi, rin menurut. yang katanya hanya ingin melihat penguin, pulang-pulang membawa boneka hiu yang lebih besar dari kepalanya, pajangan akuarium mini dan bando kodok. rin hanya tersenyum melihat dompetnya.

kini mereka berada tepi di sungai, ditemani rembulan dan bintang. suasananya cukup sepi. bachira meletakan tangannya pada pembatas besi sementara rin memeluknya dari belakang. "aku seneng banget hari ini, makasih ya!" seru bachira. rin mengeratkan pelukannya, "ah! aku juga beli barang ga penting lagi! maaf ya, ga lagi deh hehe" katanya lagi. "ga apa habisin aja, selama kamu seneng" balas rin.

bachira menggelengkan kepalanya brutal, "kamu capek kerja masa uangnya aku abisin, aku kan juga punya uang sendiri dari bantu-bantu cafe" ia memanyunkan bibirnya, "aku kerja juga buat kamu, uangmu simpen buat hal lain aja. kalo perlu kamu gausah kerja lagi, diem aja dirumah" bachira membalikan badannya menatap rin, "bosen dong aku dirumah doang, lagian aku juga ga terlalu capek kok, aku seneng bisa belajar dari kak sae" rin mengangguk mengerti.

bachira kembali membalikan badannya menatap sungai, "kak meguru. makasih udah mau terima kekuranganku, dan maaf kalo aku ga romantis kaya orang lain, kalo kamu ada masalah bagi ke aku ya? kasian kepalamu yang kecil ini jangan dipendem sendiri. terus kalo aku ada salah omongin langsung ya biar aku ngerti. aku sayang kamu. bareng aku terus ya kak?"

"kamu ini ngomong apa si? aku suka kamu apa adanya, aku suka rin yang ini. aku sering cuekin kamu ya? hehe maaf. kamu juga bagi masalahmu sama aku, meski aku gabisa bantu banyak..  terus.. emm.. aku mau bareng rin, jadi kamu juga jangan tinggalin aku, aku gamau jadi janda!" rin tersenyum mendengarnya. "ga akan" balas rin spontan.

rin menarik tangan bachira dan menciumnya. "i love you" bachira tersenyum, "I love you more"

— the end.

aku ucapkan banyak terimakasih untuk kalian yang sudah membaca, mem-vote, dan berkomentar cerita ga jelas ini, aku seneng banget baca komen kalian bikin aku semangat terimakasih!

[Rinbachi] Sweet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang