Ne,Jakarta titip salam, katanya rindu. Rum, dapat balasan dari Ambon, katanya peluk hangat dari jauh.📞
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul 06:40
Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu, memasuki pekarangan rumah yang menampakkan bangunan bermode minimalis dengan taman yang menjadi pelengkapnya.
"Assalamualaikum." ucap Arum.
"Wa'alaikumsalam, ko baru pulang neng?" jawab bi Sila.
"Iya bi, tadi ke taman dulu, refreshing," jawabnya dengan wajah lesu.
"Makan dulu, trus mandi dan istirahat, muka kamu udah kaya orang nga bernyawa," ujar bi Sila.
"Bi, makasi untuk segalanya," ucapnya sambil memeluk bi Sila.
"Justru bibi yang makasi buat kamu, kamu bikin bibi ngerasain semuanya, ngerasain punya anak, apalagi anaknya baik dan pintar, bibi jadi di pandang sama orang berkat kamu," jawab bi Sila, hingga air matanya menetes.
mengingat bahwa dia hidup susah sebatang kara dan tidak punya siapa-siapa, tapi beruntungnya seorang gadis dengan pakaian seragam putih abu-abu, menolongnya dan mengajaknya tinggal bersamanya. Awalnya dia menolak, tapi gadis itu terus memaksanya, mengatakan kalau dia tinggal sendirian dan meyakinkannya, hingga dia menerima ajakan gadis itu. Melihat hidupnya sekarang dia sangat bersyukur dan berharap masih banyak anak muda seperti gadis di sampingnya ini.
"Ko, berkat aku si bi?" tanya gadis itu melepaskan pelukannya dan menatap wanita di hadapannya.
"Iya, semenjak bibi yang ngabil rapot kamu, bibi di tanya, bahkan ada yang ngundang bibi sampai di ajak ini itu sama mereka, parahnya lagi mereka pengen kenalan sama kamu, dan ada yang mau jodohin anaknya sama kamu," ujar bi Sila, dan keduanya tertawa.
"Trus bibi terima?" tanya gadis itu.
"Enggaklah, kamu terlalu mahal buat bibi promosi," jawab bi Sila sambil tertawa lepas, kemudian berucap. "bibi akan doain neng, dapat jodoh yang baik dan cintanya abadi, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat," ucapnya sambil mengelus kepala gadis itu.
"Mustahil bi."
"Kalu itu mungkin kenapa tidak."
"Umm."
"Yaudah, skarang makan dan istirahat," ujarnya sambil menepuk pelan bahu gadis itu.
"Bi? Arumi mau tanya boleh?"
"Boleh, mau nanya apa, hum?" ucap bi Sila tersenyum ke arahnya.
"Papa kenapa benci banget ya sama Arum? emang Arum ada salah ya?" ucap Arumi membuat senyum bi Sila luntur seketika.