Chapter 21

641 35 0
                                    

🌻Happy Reading🌻
.
.
.
.

Sudah satu jam lebih enam belas menit. Itulah waktu yang digunakan Mina untuk menunggu Bae Anna yang pastinya ditemani dengan bocah Kookie.

Bodoh! Iya memang bodoh hanya karena ingin memenuhi permintaan si kecil membuat si gadis tanpa ada niat untuk enyah dari tempat yang sama. Bahkan pikirannya sendiri mengingatkan untuk segera beranjak dari sana. Namun, naas tak semudah itu menetapkan hatinya.

"Apa ibuku masih lama, Mina?" tanya bocah yang duduk dengan tatapan lemas di sampingnya. Mina pun membalas dengan tersenyum manis, seakan tengah meyakinkan tuan mudanya bahwa seseorang yang mereka nantikan akan segera datang.

"Aku tidak tahu, tapi aku cukup yakin kalau ibu akan datang. Mungkin di sana sedang sibuk atau sedang mengerjakan sesuatu." Timpalnya karena tidak ada hal lain lagi yang perlu dibicarakan.

Dering ponsel berhasil mengalihkan atensi Mina untuk menatap layar yang menampilkan nama seseorang yang ia tunggu sedari tadi.

"Halo.."

'Nona Park, apa kau dapat mendengar suaraku?'

"Tentu saja, aku sudah menunggumu cukup lama." Jangan salahkan Mina yang langsung berbicara pada intinya. Bosan? Tentu saja. Apalagi yang dia pikirkan.

'Maafkan aku, seharusnya aku meninggalkan pekerjaanku. Baiklah aku sudah dekat dengan tempat yang kau tunjukkan.'

Sambungan telepon terputus, lalu setelahnya diganti dengan deru mesin mobil yang terparkir apik tepat di depannya. Atensinya menelisik ke dalam kaca yang memantulkan siluet wanita dengan penampilan sangat baik.

"Sekali lagi maafkan aku, Nona Park–"

"Panggil saja Mina," sahut Mina sebelum wanita di depannya menyelesaikan ucapannya.

"O-iya, Mina. Jujur pekerjaanku cukup banyak dan semoga kau dapat memakluminya." Si wanita Bae sesekali melirik pada bocah laki-laki yang masih berdiri di samping tubuh Mina. "A-apa ini putraku?" Mina menangguk saja.

"Astaga.. Ternyata kau tumbuh dengan baik anakku." Bae Anna berucap sambil memeluk tubuh mungil yang masih berbalut seragam sekolah. Kendati si bocah masih enggan mengeluarkan suaranya. "Siapa namamu, sayang?"

"Na-maku, Kookie."

"Kau sangat tampan seperti ayahmu. Ck, dia curang sekali banyak yang dia wariskan padamu, mulai dari hidung, wajah, mata dan hampir seluruhnya." Lantas Mina yang mendengar ocehan tersebut sedikit merasa sesak. Apakah hal yang wajar ketika wanita membanggakan mantan suaminya di depan kekasih barunya?

"Aku sangat merindukan ibu, apa ibu akan pulang bersama kami?" pertanyaan dari Kookie berhasil menundukkan pandangan wanita Bae.

"Maafkan ibu, sayang. Ibu tak bisa ikut denganmu karena ibu harus kemb–"

"Kenapa ibu meninggalkan ayah? Bukannya ibu dan ayah harus selalu bersama." Entah mengapa ucapan Kookie benar-benar membuat Mina merasa dirinya tak pantas untuk Jungkook.

"Eh, ibu tidak bisa Koo–"

Untuk kesekian kalinya Kookie memotong ucapan ibunya. Karena menganggap penolakan ibu sebagai bencana untuknya.

"Ayolah Ibu! Kembali bersama ayah, aku ingin seperti teman-teman yang selalu bersama ayah dan ibu mereka saat mengantar ke sekolah dan aku benci mereka terus mengejek-ku." Lagi-lagi si gadis Park hanya ingin menatap langit untuk menyembunyikan matanya yang sudah berair.

Helaan napas berat dari Bae Anna berhasil mengusik pendengar Mina yang masih terus menatap apapun di udara yang terpenting tidak menatap dua orang di depannya.

DADDY JEON [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang