Chapter 23

526 29 0
                                    

Rekaman kejadian semalam membuat Mina malu setengah mati pada pria yang di sampingnya tengah tertidur pulas tanpa merasa terganggu dengan belaian lembut di rahang kokohnya. Tak hentinya manik hitamnya menatap makhluk hampir sempurna itu dengan damai.

"Sudah puas memandangiku?" Terkejut. Jungkook baru saja membuat Mina hampir memukul wajahnya.

"Aku tidak sedang memandangimu, percaya diri sekali." Sanggahnya disertai gerakan menjauh dari Jungkook yang sudah menggunakan celana selututnya. Berbeda dengan dirinya yang tak menggunakan apapun.

Jungkook merasa itu tak bisa dibenarkan, lantas menarik wanitanya hingga kembali seperti semula. Membuat Mina memekik tertahan dengan wajah yang bersemu merah menahan malu.

"Jungkook, aku mau mandi," protesnya tak terima Jungkook mengeratkan pelukannya pada tubuh yang hanya berbalut selimut.

"Mandi bersama?" Dengan cepat wanitanya menggeleng. Masih tak habis pikir dengan sikap manja pria yang usianya terpaut cukup jauh dengannya ini.

"Lepaskan aku, Jung. Aku harus menyiapkan air untukmu dan juga Kookie." Lantaran kesal karena terus menolak membuat Jungkook nekat mengangkat Mina tanpa persetujuan wanita itu.

Setelah ritual mandi bersama selesai. Waktunya Mina berganti tugas mengurus bayi kecilnya alias Kookie. Jangan heran Mina mengurus dua bayi secara bersamaan. Terkadang membuatnya sedikit kewalahan.

"Kookie, sudah siap rupanya." Mina tersekima dengan bocah di depannya yang sudah rapi menggunakan seragam sekolahnya.

"Aku sudah berjanji pada ibu, kalau ibu melarangku untuk merepotkanmu lagi. Jadi, aku akan berusaha melakukannya sendiri." Kenapa perasaan Mina justru merasa hal itu tak benar. Bukannya memang sudah tugasnya untuk mengurus Kookie? Lantas mengapa Bae Anna meminta Kookie untuk melakukan apapun dengan sendiri.

"Aku merasa tidak direpotkan oleh siapapun. Memang ini sudah menjadi tugasku, jadi Kookie tak perlu berpikir merepotkanku." Jelas Mina yang membantu Kookie memasukkan beberapa peralatan sekolah dalam tas ransel.

"Sudahlah, Mina. Jangan memaksaku, aku hanya ingin menjadi seperti yang ibuku minta bukan seperti yang kau minta." Tukas Kookie kemudian pergi dari ruangannya meninggalkan Mina yang termenung. Haruskah ia sesak mendengar ucapan bocah kecil itu? Mina tak tahu.

Meski sudah tiga jam yang lalu tetapi ucapan Kookie masih melekat sempurna dalam benak Mina. Pikirannya kembali menyambangi kehadiran Bae Anna yang menurutnya merubah sikap Kookie terhadapnya. Mina sendiri tak tau apa yang sudah Anna ajarkan pada Kookie tanpa sepengetahuannya.

Dengan tekat kuat yang sudah ia tetapkan dalam diri membuat Mina harus mengatakan semuanya pada Anna. Mina tak bisa terus-menerus mengorbankan perasaannya untuk membantu Bae Anna.

"Sebelumnya maafkan aku, Bae Anna. Sepertinya mulai sekarang aku tak bisa membantumu lagi, aku tak bisa membohongi perasaanku lagi. Aku benar-benar menyayangi Kookie. Tapi saat melihat sikapnya berubah membuatku sesak."

Wanita Bae itu hanya terdiam dengan rahang melorot ke bawah. Sungguh tidak dipungkiri bahwa Mina akan mengatakan hal seperti itu. Entah kenapa ada rasa kecewa dalam diri Anna untuk Mina.

"Seharusnya aku dari awal tak usah berharap padamu, Mina. Aku tau pasti kau terpaksa melakukannya bukan?"

Mina tau Anna sangat kecewa, tapi ia pun merasakan hal yang sama. Jadi mereka sama-sama kecewa. Waktu mereka berdua hanya digunakan untuk saling menumpahkan isi hatinya.

Sampai detik ini, liquid bening Mina masih enggan untuk berhenti keluar meski dirinya sudah tak bertemu dengan Anna. Tapi kenapa rasanya menyesakkan ini.

DADDY JEON [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang