Jungkook memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Nyatanya, Kookie benar akan diantar kerumah ibunya sore ini juga. Setelah sebelumnya terjadi perdebatan antara Jungkook dan Mina. Namun, tak membuat pria itu mematahkan tujuannya.
Alhasil di sinilah mereka berada, tepat di depan sebuah rumah yang ukurannya tak begitu besar. Tapi cukup nyaman untuk ditempati dengan suasana rumah yang bersih dan indah.
"Biar aku saja yang keluar," ujar Jungkook dan diikuti oleh Kookie. Sementara Mina hanya pasrah di dalam mobil sambil melihat mereka yang baru saja memasuki pagar pembatas.
Jungkook sedikit tak sabar saat dirinya berusaha memanggil si pemilik rumah dengan tombol bel yang tersedia. Seolah tak ada kehidupan di dalam sana, membuat Jungkook langsung mengetuk pintu cukup nyaring.
Selang beberapa saat, sang pemilik rumah pun muncul dari balik pintu dengan presensi khas bangun tidur. Piyama tipis melekat di tubuh mulusnya menjadi nilai plus untuk Bae Anna. Namun, tak sedikit pun membuat Jungkook tergoda dengan pemandangan di depannya.
"Jungkook." ucapnya dengan raut wajah girang. Sedangkan pria Jeon tampak acuh.
"Ibu." Kookie pun tak ingin menyiakan kesempatan untuk segera memeluk ibunya tepat di depan sang ayah.
"Jungkook?" Pria Jeon paham dengan maksud tatapan Anna.
"Aku sudah tau semuanya dan dia sendiri yang ingin tinggal denganmu."
"Kau sudah tau semuanya? Apa artinya kita bisa ber–"
"Kubur dalam-dalam khayalanmu, Bae Anna. Aku tidak sebodoh itu untuk menerimamu kembali," tukas Jungkook yang menimbulkan gurat kecewa di hati Anna.
"Apa kau tak mau memberiku kesempatan lagi, Jung?" tanya Anna yang justru mendapatkan kekehan dari Jungkook.
"Tidak ada kesempatan untukmu."
"Aku yakin kau masih mencintaiku. Nyatanya kau selalu mencari tahu tentangku, hingga rumahku pun kau tahu." Terlampau percaya, hingga Jungkook ingin sekali terbahak di depan wajah mantan insterinya itu. Namun, apalah image harus dijunjung setinggi mungkin.
"Tidak perlu berbangga diri seperti itu, Anna. Aku tak bisa berlama-lama, kekasihku sudah menunggu." Jungkook pun pergi begitu saja meninggalkan luka bagi Anna.
"Ibu, kenapa ayah malah pergi?"
"Kenapa kau tidak tanya pada ayahmu," jawabnya lalu masuk ke dalam rumah diikuti oleh Kookie di belakangnya.
"Maafkan Kookie, Ibu. Ibu tidak boleh sedih, Ayah memang jahat. Bahkan Ayah sudah berani mencium Mina." Kookie memang belum paham situasi dan kondisi, yang ia tahu hanya berbicara saja.
Dari situ Anna mengerti, Mina adalah kekasih Jungkook. Mungkin ia akan mengutuk Mina dengan sumpah serapahnya. Terlalu pusing, membuat Anna berniat keluar dari rumah.
"Ibu mau keluar, Kookie di rumah saja."
Sementara dilain tempat, Jungkook dan Mina tengah menikmati makan malam dengan suasana hening. Pikirannya berputar masing-masing bak kaset rusak.
"Aku tidak menikmati makan malamnya." Wanita Park tampak lesu sejak ditinggal Kookie. Makan pun terasa tak berselera.
"Masih memikirkan bocah itu lagi?" Ia pun mengangguk.
"Ya sudah, ayo ke kamar saja. Aku paling tidak bisa melihatmu seperti itu. Kau butuh istirahat." Jungkook pun membawa sang kekasih ke dalam kamar dengan rasa bersalah.
––––
Sudah dua hari lamanya Kookie menetap di rumah ibunya dan sejak itu juga kediaman Jungkook terasa sangat sepi. Hampir seperti awal mula Mina datang. Ia amat merindukan bocah yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri, pernah sesekali ia menangisi Kookie di tengah malam hanya karena rindu. Jangan salahkan Jungkook, ia memang tidak pandai dalam hal membujuk wanita, alhasil ia pun tertidur dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY JEON [TAMAT]
FanfictionPark Mina adalah gadis malang yang ditinggalkan oleh keluarganya meninggal dunia. Tetapi gadis itu masih memiliki saudara lelaki yang bahkan tidak pernah peduli padanya. Hingga suatu saat Mina diusir dari rumahnya sendiri karena ulah dari kakak ipar...