Ramein dengan komentar kalian ya sayangku
Happy Reading
*-*-*-*-*
"Kau ini masih kecil, harusnya tidak berkelahi dengan temanmu. Mau jadi apa kau?" Bentak sang nenek kepada Kookie.
Bocah bernama Jeonkookie yang tengah dimarahi pun hanya menujukkan raut wajah biasa saja. Tanpa ada rasa takut kepada sang nenek yang tengah memarahinya. Yak, semua bermula dari Mina yang mendapat panggilan dari salah satu guru di sekolah Kookie. Guru tersebut mengatakan kalau Kookie telah melakukan tindakan perkelahian dengan teman sekelasnya. Hingga teman sekelasnya harus dibawa ke rumah sakit karena pendarahan di hidungnya.
Saat mereka sampai di rumah, alhasil Mina mengatakan pada sang nenek tentang tindakan yang dilakukan Kookie di sekolah. Niat Mina hanya agar neneknya memberikan nasehat pada sang cucu, agar tidak mengulangi kesalahannya lagi, justeru malah sebaliknya. Neneknya malah memarahi Kookie habis-habisan. Mina yang melihat pun sangat kasihan, semua ini salahnya.
"Nyonya, sudah. Biar Kookie saya yang–" ucapan Mina terputus oleh sang nenek. "Mau apa kau? Kau ini hanya baby sitter, lebih baik kau diam. Kau sama saja tidak bisa diandalkan." Mina tertegun dengan perkataan sang nenek yang sangatlah tidak manusiawi.
Bersamaan dengan itu, seorang pria dengan balutan tuxedo sambil membawa tas kerjanya memasuki rumah dengan tatapan tajam. " Ada apa ini?" tanyanya hingga berhasil membuat sang nenek yang mengoceh langsung berhenti.
"Jeon Jungkook, putramu sangat nakal. Ibu hanya sedang menasehatinya." Sepertinya neneknya pandai menutupi kebohongan. Mina hanya diam tanpa ingin mengucapkan sepatah kata pun. Sepasang netra milik Jungkook memandang mereka secara bergantian, hingga pandangannya jatuh tepat ke arah Mina yang tak sengaja masih menatapnya pula. Namun, gadis itu buru-buru mengalihkan tatapannya ke lantai yang ada di bawahnya.
"Biarkan gadis itu yang mengurus Kookie, ibu tidak usah repot-repot menasehatinya," ucap Jungkook yang langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan putranya barang sedikitpun.
Bocah kecil itu pun hanya bisa menatap nanar sang ayah yang selalu saja begitu dengannya. Ayahnya memang jarang sekali mengajak Kookie berbicara apalagi pergi bersama. Terhitung baru beberapa kali Jeon Jungkook mengajak Kookie berangkat bersama ke sekolah. Mungkin hanya dua kali dengan tadi pagi.
Semua orang pergi, termasuk sang nenek. Kini tinggal 'lah Mina dan Kookie saja yang sedang berada di tempat itu. Mina mendekati bocah yang masih berdiri kaku itu. Tatapannya pun tak teralihkan pada anak tangga yang sebelumnya digunakan untuk akses Jungkook menuju kamarnya.
"Tuan muda, sebaiknya tuan kembali kemar saja ya," ucapan Mina berhasil membuyarkan lamunan bocah itu. Hingga bocah itu pun menolehkan wajahnya menghadap Mina.
"Sudah puas kau mengadu pada nenekku?" Bocah itu berubah kesal dengan Mina dan berjalan begitu saja meninggalkan gadis yang masih menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sesampainya di kamar Kookie, Mina membantu melepas seragam yang di pakai bocah itu sebelumnya. Ia pun berniat akan menanyakan penyebab ia berkelahi dengan teman sekelasnya.
"Tuan muda, apa aku boleh bertanya?" tangan Mina masih sibuk melepas sepatunya. Namun, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut mungil itu. "Baiklah, jika tuan tidak menjawab, berarti jawabannya iya."
"Tidak." Tiba-tiba terdengar sahutan dari Kookie.
"Yah, padahal aku ingin bertanya pada tuan muda. Boleh ya?" bujuk Mina dengan menujukkan wajah memelasnya.
"Kau ingin tanya apa?" Seketika wajah Mina berubah berbinar saat mendapatkan lampu hijau dari sang empunya.
"Memang apa yang membuat tuan muda dan temannya berkelahi di sekolah. Bukankah jika teman tidak boleh saling berkelahi?" tanya Mina dengan antusias, agar bocah di depannya mau menjawab pertanyaannya.
"Aku tidak memiliki teman sepertinya dan dia bukan temanku. Jika dia temanku, dia tidak akan mungkin menghina diriku yang sudah tidak memiliki ibu. Bukankah itu sangat memalukan, mengatakan kepada teman-teman yang lain kalau diriku sudah tidak memiliki ibu?" Lagi-lagi jawaban dari Kookie berhasil membuat jiwa Mina bergetar seketika. Entah mengapa, hatinya ikut merasakan sakit saat bocah ini mengatakan dengan sangat jujur. Pasalnya kisah tersebut mengingatkan pada dirinya pula.
"Apa tuan muda malu tidak memiliki ibu?" tanya Mina dengan raut wajah yang sedikit memelas dari sebelumnya.
"Aku tidak malu, aku hanya tidak ingin teman yang lain ikut mengejekku."
"Tuan muda memiliki kisah yang hampir serupa denganku. Aku pun sudah tak memiliki kedua orang tua, mereka sudah lama meninggal. Setiap aku ke sekolah, teman-temanku pun akan mengejekku. Mereka terkadang melukaiku juga dengan menjambak rambutku, menyiramku dengan air hingga mengunciku di kamar mandi hingga malam. Tetapi aku tidak pernah membalas perbuatan mereka dengan hal serupa, karena aku tahu semua itu tidak akan membuat diriku menjadi menang. Justru mereka akan lebih senang melakukan tindakan yang lebih kepadaku nantinya." Jelas Mina panjang lebar dengan mengatakan sangat lancar dan lugas.
"Apa kau pun sudah tak memiliki orang tua?" tanya Kookie yang diangguki Mina. "Sayangnya aku tidak bisa menjadi seperti dirimu yang hanya diam ketika orang lain melukaimu." Lanjut Kookie.
"Asal tuan muda tahu, dengan melakukan tindakan seperti itu sebenarnya tidak berarti juga untuk mereka. Mereka pun akan lelah dengan sendirinya dan suatu saat mereka juga akan menyesali perbuatannya. Jadi, tuan muda sebisa mungkin untuk tidak membalas perbuatan mereka. Jika terjadi sesuatu, tuan muda 'kan bisa mengatakan kepada ibu guru. Biarkan ibu guru yang menghukum anak nakal itu." Mina tersenyum hangat pada bocah di depannya. Reflek Mina mendekatkan tubuhnya pada Kookie yang masih terdiam. Ternyata gadis itu memeluk sayang bocah kecil ini.
'Tok Tok Tok'
Pelukan mereka harus terhenti saat mendengar seseorang mengetuk pintu kamar Kookie beberapa kali. Alhasil, Mina melangkahkan kakinya untuk membuat pintu. Ternyata seseorang yang mengetuk pintu adalah Hana, alias teman Mina.
"Maaf Mina sebelumnya aku mengganggumu, aku baru saja mendapatkan informasi dari atasanku kalau tuan muda Jeonkookie nanti malam mendapatkan undangan untuk hadir di pesta ulang tahun teman tuan Jungkook."
"Yak, apa artinya tuan Jungkook dan tuan muda Kookie akan berangkat bersama?" tanya Mina yang diangguki Hana.
"Nee, mereka akan berangkat bersama." Jelas Hana.
"Apa tuan Jungkook yang menyuruhmu mengatakan ini kepadaku?"
"Tentu saja bukan, tuan Jungkook memiliki bawahan lagi yang bertugas mengurus semua orang yang bekerja di rumah ini." Mina mengangguk paham. Jujur, Mina tidak pernah melihat seseorang yang dimaksud Hana.
"Memangnya bawahan tuan Jungkook ada di mana? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya."
"Tentu saja kau tidak pernah melihatnya, ia sedang berlibur dengan keluarganya. Sehingga tidak ada di sini. Maka dari itu, aku yang bertugas menggantikan untuk sementara ini."
"Baiklah, terima kasih pemberitahuannya, Hana." Setelah kepergian Hana, Mina kembali menyusul tuan muda Kookie yang masih berada di tempat semula.
"Tuan muda, aku baru saja mendapatkan informasi. Kalau nanti malam tuan muda dan tuan Jungkook akan berangkat ke pesta bersama," ucap Mina yang langsung membuat wajah senang terpancar dalam diri Kookie.
"Benarkah begitu? Asik aku bisa bersama dengan ayahku." Mina pun ikut senang melihat tingkah bocah di depannya. Jarang sekali bukan melihat Kookie sesenang ini.
"Kau juga harus ikut dengan kami." Tidak lama setelah itu, terdengar seseorang yang suaranya sangat tidak asing bagi Mina. Yeah, suara itu milik Jeon Jungkook.
*-*-*-*-*
Jangan lupa vote dan follow beautysavanna
SEE YOU NEXT PART
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY JEON [TAMAT]
FanficPark Mina adalah gadis malang yang ditinggalkan oleh keluarganya meninggal dunia. Tetapi gadis itu masih memiliki saudara lelaki yang bahkan tidak pernah peduli padanya. Hingga suatu saat Mina diusir dari rumahnya sendiri karena ulah dari kakak ipar...