Tangisku pecah seakan seisi dunia menimpaku, kenapa ini terjadi.
Aku tak percaya dengan semua ini.
"Yoona?"
Suara deep khasnya memanggilku lalu menghampiri ku.
"Abang" segera aku memeluknya dengan erat tangisku pecah di dada bidang nya.
Tak ada suara dari Namjoon dia hanya memelukku erat seakan dia mengerti, sesekali hanya membelai lembut rambutku dan punggung ku agar tangisku cepat reda.
Senyaman itukan berada di pelukannya hingga membuat ku tertidur dan berhenti tangisku.
Menyadari aku berhenti menangis Namjoon melirikku lalu membawaku ke dalam kamar dan membaringkan tubuh ku.
"Apa yang terjadi denganmu Yoona?" Lirih Namjoon menyingkirkan Surai yang menghalangi wajahku.
"Tidurlah adikku"
Cup
Bibirnya menempel di dahiku.
Dari awal aku menangis Namjoon sudah menduga terjadi sesuatu hal tidak beres dengan melihat berkas yang tergeletak di lantai.
Namjoon pun kaget dengan apa yang dia lihat, segera Namjoon menghubungi Taehyung untuk menunggu di rumah menemaniku.
***
Namjoon secepat kilat mengendarai mobilnya ke kantor Seokjin.Tanpa basa basi Namjoon segera menemui dan memberikan berkas yang ada di tangannya kepada seokjin.
"Ini apa Hyung?"
Seokjin mengambil berkas itu melihatnya tapi tak membukanya
"Itu recam medis ku" jawabnya santai.
"Kamu menemukan itu dari mana?" Seokjin Berusaha santai.
"Aku tidak menemukannya, ini ada di tangan Yoona"
Deg
Seketika hatinya hancur, bagaimana bisa ? bagaimana Yoona mengetahuinya?
Seokjin berpikir sejenak"Obat" matanya membulat "bekas obat itu, sial aku lupa menyimpannya tadi pagi" lirihnya dengan pikirannya sendiri.
"Hyung?" Panggil Namjoon.
Tapi Seokjin masih bergulat dengan pikirannya.
"Hyung?!!" Kali ini Namjoon memanggil seokjin dengan nada agak meninggi.
"Wae?" Kaget Seokjin.
"Jelaskan!!! Ini maksudnya apa? Bagaimana mungkin kamu?!!" Namjoon tidak melanjutkan kalimatnya, kesal prustasi sendiri.
"Bukannya sudah jelas tertera di sana Joon?"
"Andwae, ini tidak benar ayok kita periksa kembali" sambil menarik tangan seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Fanfictiondari awal pandangan pertama sampai saat ini cintanya tak pernah pudar.