TC 10 💑

2.2K 152 20
                                    

Tersedia versi pdf/ebook yaaa 0896-3302-1705 / 0889-7368-9642


****
Senja menyelami perasaan sakitnya sendirian, sedangkan Langit dan Larissa nampak menikmati moment kebersamaan mereka berdua. Saat keduanya kembali ke Villa, Larissa tidak menemukan Senja berada di kamar yang di sediakan.

Langit juga tidak banyak merespon. Terlihat benar-benar mengabaikan Senja. Seperti janjinya pada Larissa bahwa pria itu bersungguh-sungguh akan melupakan Senja. Kali ini, Langit akan menghapus nama Senja di hatinya. Bertahun-tahun Langit ingin memperjuangkan hubungan mereka berdua, tapi Senja selalu menghalangi dengan berbagai macam alasan. Jika di pikir-pikir, Langit lebih banyak mengalah sedangkan Senja egois.

Mungkin besar cintanya mengalahkan segalanya hingga pada saat itu, Langit menuruti apapun permintaan Senja---bahkan saat gadis itu memintanya agar menunda untuk mengakui hubungan mereka. Semuanya juga berawal dari sana, saat Sakti menawarkan sebuah perjodohan antara Langit dan Larissa, Senja juga yang meminta Langit untuk menerima perjodohan tersebut. Mencoba mengesampingkan perasaannya kala itu, dengan terpaksa dan agar tidak ada yang curiga akan hubungan keduanya, Langit menyetujui keinginan Senja asal mereka bisa tetap bersama. Tapi kegigihan Larissa kala itu sempat menggoyahkan perasaan Langit.

Tapi sekali lagi, Senja mematahkan harapannya dengan meminta Langit agar tetap melanjutkan hubungan perjodohan tersebut.

Hingga suatu malam, mereka bercinta atas keputusan bersama. Mereka pikir, percintaan itu bisa memperkuat hubungan keduanya.

Tapi ternyata Langit salah. Senja mengalami keguguran, untuk pertama kalinya, mereka melakukan hubungan intim, dan pertama kalinya juga Senja mendapati dirinya hamil serta keguguran.

Harapan itu musnah bersama hilangnya janin mereka di rahim Senja. Langit putus asa, tapi Senja nampak biasa saja. Padahal saat itu, kehamilan Senja adalah harapan Langit satu-satunya.

Tapi Langit tidak pernah tahu bagaimana hancurnya hati Senja kala itu. Saat mengetahui janinnya gugur, Senja adalah orang yang pertama merasa hancur. Selain kehilangan bayinya, Senja juga telah kehilangan Langit beserta harapannya.

"Senja belum pulang, Mas?" Larissa bertanya pada Langit usai menilik jam yang menunjukkan pukul 9 malam.

"Belum, mungkin dia lagi cari makan..." jawab Langit seadanya. Jika boleh jujur, sejak tadi Langit duduk dengan gelisah karena Senja belum kunjung pulang. Tapi, sebisa mungkin Langit menutupi kegelisahannya di hadapan Larissa.

Wanita itu duduk di pangkuan Langit hingga membuat sang suami tersentak.

"Hei..." kata Langit saat Larissa tiba-tiba saja tersenyum menggoda.

"Terima kasih karena kamu sudah mau berusaha..." ucap Larissa dengan senyuman di bibirnya seakan merasa bangga bisa membuat Langit berpaling dari Senja. Meski sebenarnya, Larissa belum begitu yakin, tetapi usaha Langit cukup membuatnya terkesan.

"Aku akan terus mencoba menjadi apa yang kamu inginkan... maaf karena sudah membuat kamu kecewa, Sa! Selama ini, aku nggak tahu bahwa ada seseorang yang mencintaiku sedalam itu..."

"Karena kamu hanya melihat Senja, Mas." Ungkap Larissa.

"Jangan bahas itu lagi, sekarang yang aku mau cukup tentang kita berdua saja!!" Ucap Langit sambil mengecup bibir istrinya.

Kecupan-kecupan kecil itu berganti menjadi desahan kala keduanya kembali melakukan percintaan panas di atas ranjang. Langit dan Larissa lupa untuk menutup pintu kamarnya hingga tidak menyadari kepulangan Senja.

Suara desahan Larissa membuat telinga Senja berdengung. Dadanya tiba-tiba saja berdenyut nyeri melihat Langit yang saat ini sedang bercinta bersama Larissa di depan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terikat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang