Sean kini berada di pusat perbelanjaan terbesar.
Dirinya tidak berhasil membujuk adiknya yang super mageran itu. Lalu berakhir dirinya yang berangkat sendiri.
Flashback
"Good morning my brother Melvin! kesayangan Bunda dan Ayah" ucapnya lantang setelah membuka pintu kamar Melvin dengan keras membuat adiknya terlonjak kaget di kursi gaming nya
"Ck! kakak ngapain sih buka buka pintu kamar aku kek gitu?! Ganggu tau gak?!" Oh tidak, Melvin kesal. Tapi tentu tak diindahkan kakak nya
"Vin, kamu mau jajan gak?"
"Gak!"
"Kakak traktir deh" Bujuknya
"Jajanan doang gak ngaruh!"
"Vin? Lu gak bosen kah di kamar terus kek gada kehidupan?"
"Gak lah! Enakan gini. Belajar sambil rebahan, duit ngalir terus" ucapnya sedikit mengejek kakaknya
"Lu gak tau ya? Tahun depan lu bakal di sekolahin di sekolah umum tau"
Sontak adiknya melebarkan matanya mendengar ucapan kakak nya.
"Bunda yang ngusulin. Jadi lu gak bisa protes" ujar Sean menaikkan bibirnya senang menggoda adiknya
"Kakak bohong ya?" Tanya nya selidik pada kakaknya
"Yaudah kalo gak percaya, ntar lu tanya Bunda"
Melihat adiknya yang langsung terdiam tak banyak bicara, sepertinya adiknya sedikit shock karena ucapan Sean tadi
"Jadi mau apa engga nih? kali-kali lu keluar kek dari kamar. Lihat dunia juga Vin ampun dah" ucap Sean sedikit prihatin pada adiknya yang benar-benar sering mengurung di kamar itu
"Gak mau! Kakak main sendiri aja! Sana keluar!" Perintah Melvin pada Sean yang hanya melongo
Flashback off
Yah... Sean jadinya hanya memutari setiap lantai dan pertokoan Mall. Jika ia tertarik, maka dia akan melihat atau membeli.
Kenapa sean tak mengajak kedua temannya? Karena mereka pun sama, punya agenda masing-masing
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me (Re-Publish)
RandomSebuah perjalanan cinta terpendam seorang pemuda pada sahabat sejak kecilnya sekaligus tetangga nya. Lika liku harus dihadapi ketika kenyataan sahabat nya sudah mempunyai kekasih. Saat akan memutuskan untuk berhenti, sahabatnya baru menyadari perasa...