13

190 16 8
                                    


Hari demi hari dilalui. Semakin dekat juga dengan kegiatan class meeting yang akan di adakan di sekolah GMM.

Para peserta yang akan mengikuti perlombaan terus mengasah kemampuan mereka semaksimal mungkin demi menampilkan yang terbaik untuk sekolah nya.

Termasuk Bima dan Sean, yang kini sama-sama sibuk dan selalu pulang hampir mendekati pukul 7-8 malam.

Meskipun keduanya sibuk, mereka tak lupa untuk saling menyapa atau bahkan pulang bersama jika salah satu dari mereka tidak membawa kendaraan dan jika Bima tentunya tidak mengantarkan Jane untuk pulang

Seperti saat ini, Sean ikut pulang dengan Bima karena dia tak membawa mobilnya. Pun Bima yang beruntung tak mengantar Jane pulang karena dia sudah pulang duluan.

"Bim, cewek lo tumben amat pulang duluan?" Ucap sean sambil memasangkan seat belt

Dan Bima pun hanya mengedikkan bahunya

"Lo gak tanya?"

"Ya mungkin dia emang udah beres aja sama ekskul nya terus gak mau nungguin gue" jawab nya santai

Setelah mendapatkan jawaban seperti itu Sean pun tak banyak bertanya lagi dan mengalihkan pandanganya pada jendela mobil

Hanya terdengar suara musik dari playlist yang di putar dari mobil Bima. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing

Sampai di lampu merah, Bima menoleh pada Sean yang ternyata sedang tertidur. Dan membuat senyum pada bibir Bima, tanpa sadar tangannya bergerak dan menyingkirkan helaian rambut depan Sean yang menutupi mata nya

"Gemes banget kalo udah tidur" gumam nya pelan agar tak membuat sean terbangun

Bima melanjutkan perjalanan pulangnya saat lampu sudah menunjukkan lampu hijau.

***

Bima mengguncangkan pelan tubuh Sean agar anak itu terbangun.
Setelah percobaan ketiga kali, akhirnya anak itu terbangun dengan matanya yang mengerjap dan mengumpulkan kesadarannya

Setelah sadar mereka sudah berada di depan rumah Sean, anak itu menoleh pada Bima yang tersenyum lembut pada Sean

"Kok lo gak bangunin gue Bim kalo udah sampe?" Pertanyaan yang dilontarkannya membuat Bima tertawa

"Al, gue udah bangunin lu tiga kali ya. Lo nya aja yang kebo"

Sean merenggut lalu melepaskan seat belt nya

"Yaudah sih. Makasih ya Bim, maaf ngerepotin lo. Padahal gue juga tau pasti lo capek juga, tapi gue malah ketiduran"

"Kayak sama siapa aja sih Al. Kan gue juga udah anggep kita kayak sodara" ucap Bima yang membuat Sean seketika terdiam saat  mendengar nya

"Sodara ya?"ucapnya Dengan suara pelan

"Ya iya, kan kita udah kenal dari jaman piyik? Gak salah juga dong kalo gue udah anggep lo sodara gue? Ya gak? "

Sean kembali merenggut mendengar penuturan yang di ucapkan Bima membuat hatinya sedikit sesak

"Tapi kalo misalnya gue gak mau jadi sodara lo gimana Bim?" Tanya Sean yang membuat Bima kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkannya

Melihat Bima yang diam tak menjawab nya, Sean pun keluar dengan perasaan kecewa di dalam hatinya meninggalkan Bima yang masih kebingungan didalam mobil.

Sean masuk kedalam rumah nya dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya, mengabaikan orang tua dan kakak beserta adiknya saling pandang

Jadi. Gue selama ini dianggap sebagai saudara ya Bim? Lirih Sean yang langsung melemparkan tubuhnya pada kasur sambil menerawang melihat langit-langit kamar

You Belong With Me (Re-Publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang