19

114 19 5
                                    


Skip time..

H-5 keberangkatan ke Seoul

Sean semakin sibuk dengan agenda latihan kelas tambahan bersama ketiga peserta yang akan ikut mewakili sekolah ke Seoul. Bahkan saking sibuknya,Ia hampir tak pernah lagi ikut berkumpul dengan kedua sahabatnya, namun beruntung keduanya memakluminya.

Sean pun tak pernah lagi bertemu dengan Bima yang terakhir kali dirinya bertemu saat pertandingan class meeting kemarin. Apa kabar dia sekarang? Apakah dia masih bersama Jane? Hah. Sean tak ada waktu untuk memikirkannya. Itu juga bukan urusan dia.

Begitupun Bima, sebenarnya di dalam hatinya ingin sekali bertemu dengan Sean. Tapi ya begitulah, Sean tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Saat hari dimana dirinya menunggu kedatangan Sean, Bima ketiduran karena begitu lelah menangis meratapi nasibnya yang ditinggal (mantan) kekasihnya dan Sahabat yang selalu ada untuknya.

Ingin sekali Bima memeluk Sean. Tapi tak bisa.

***

📍Lab Bahasa

"Sean, ini tolong ya nanti kamu koreksi lagi bahasa korea kamu. Masih ada yang kurang fasih sedikit" ucap Mr. DO pada Sean

"Ah. Iya Mr. Do"

"Oke cukup sekian hari ini. Ingat ya anak-anak, hari keberangkatan kita tinggal 5 hari lagi. Yang artinya kota sudah tak ada waktu untuk bermain-main, dalam waktu 5 hari kedepan, saya harap semua perlengkapan yang akan di bawa sudah mulai di packing! Jangan lupa bawa paspor dan identitas diri. Juga, bawa baju tebal yang kalian punya, karena disana sedang musim dingin. Mengerti??" Titah bu Nana yang memberi pengarahan pada murid-muridnya dan dijawab mengerti oleh ke empatnya.

Setelah menghabiskan waktu selama hampir 4 jam berada di kelas tambahan, akhirnya mereka bisa pulang ke rumah masing-masing dengan keadaan langit yang sudah mulai gelap.

Bayangkan saja, mereka belajar tambahan setelah selesai kegiatan belajar wajib langsung ikut kelas tambahan, apa tidak ngebul itu otak? Makanya, tak aneh jika Bima tak pernah bertemu dengan Sean, karena Sean sendiri pulang saat sudah hampir jam 8 malam.

"Sean. Aku boleh nebeng gak sama kamu?" Tanya Luvita pada Sean

"Rumah kita ka gak searah Vi?"

"Iya tau. Tapi hari ini aku mau ke rumah sepupu aku yang  kebetulan satu komplek sama kamu"

"Yaudah. Kalian juga mau bareng gak?" Tanya Sean pada kedua temannya yang lain

"Gue bawa motor, si Noah juga nebeng gue Yan" jawab Firza

"Oke, gue duluan kalo gitu!" Seru sean yang langkahnya diikuti Luvita dari belakang

Dalam perjalanan, Luvita begitu cerewet sekali. Tapi dirinya justru senang dan tak keberatan, karena dengan begitu dirinya ada teman berbagi keluh kesah selain kedua sahabatnya dan... Bima.

Mendadak tawa Sean meredup mengingat nama Bima.
Tangannya mengerat pada setir mobil, Luvita pun sadar akan sikap Sean berhenti berbicara.

Saat akan membelokkan arah menuju rumah sepupu Luvita, Sean merasa familiar dengan rumahnya.
Karena penasaran, akhirnya Sean buka suara

"Vi, sepupu lo namanya Dimas?"

"Iya, dia anaknya Om aku. Kamu kenal sama kak Dimas?"

"Ya .. kenal dia kan temenku. Jadi yang dibicarain sepupunya yang pindah dari kanada kamu?"

"Kanada? Oh.. itu sepupu ku yang satu lagi, namanya Lee Mark"

Sean hanya membulatkan mulutnya.

Luvita segera melepaskan seat belt yabg terpasang di tubuhnya

You Belong With Me (Re-Publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang