20

151 18 8
                                    


Bima sudah bertemu dengan Dimas dan meminta maaf secara tulus atas perbuatannya saat pertandingan dan tuduhan yang dilayangkan padanya.  Mereka pun kembali akrab dan nongkrong bareng di Cafe gelato milik kakak Sean.

"Bim. Gue kemarin nembak Sean" Sontak ucapan Dimas membuat tubuhnya menegang namun kembali santai setelah Dimas melanjutkan kata-katanya

"Tapi dia nolak gue. Dia udah punya orang yang dia sayang"

"Bang Dimas tau siapa orangnya?" Tanya Bima dan membuat Dimas mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum

"Tau. Tapi biar dia aja yang ngasih tau. Gue gak ada berhak ikut campur" keduanya nampak saking diam setelah Dimas mengatakan dia telah menyatakan perasaannya pada Sean. Ada sedikit rasa kesal dalam hati Bima, namun ia tepis karena bersyukur Sean menolaknya.

Namun yang jadi pertanyaan Bima, siapa orang lain yang disayangi oleh Sean???

Dari kejauhan nampak Kassandra melihat sahabat adiknya sedang saling berdiam menghampiri keduanya dengan membawa satu box macaron.

Bima yang melihat kedatangan Kassandra langsung menegapkan tubuhnya, begitu pula Dimas. Namun Dimas belum tahu siapa Kassandra, makanya dia melirik pada dimas meminta penjelasan

"Bang, kenalin ini kak Kassandra kakaknya Sean. Kak Sandra, ini Bang Dimas teman bima sama Sean juga" Dimas langsung berdiri dan menyodorkan tangannya pada Kassandra dan di jabat oleh Kassandra dengan senyuman yang mirip sekali dengan Sean

"Halo Dimas. Senang kenal sama kamu. Oh ya, karena hari ini kakak lagi bikin menu baru jadi kakak bikinin buat kalian cobain buat nemenin ngobrol" Kassandra menyerahkan box macaron itu pada meja yang ditempati Bima dan Dimas. Keduanya nampak sungkan karena mendapatkan macaron gratis

"Makasih ya kak" Ucap keduanya

"Sama-sama. Si Al kok gak ngikut Bim? Biasanya dimana ada Bima disitu ada Alea?" Celetuk Kassandra tiba-tiba membuat Bima mematung bingung harus menjawab apa

"Eung... Itu.. Al mungkin lagi sibuk Kak. Bima gak mau ganggu belajar dia"

Lalu Kassandra hanya mengangguk "yaudah, kalo gitu kakak balik ke dapur lagi ya. Have fun kalian, habisin macaron nya oke!"

***

Pulang dari cafe, Bima tadinya ingin mampir ke rumah Sean. Tapi ia mengurungkan niatnya takut jika Sean mengusirnya, jadinya ia membelokkan motornya ke rumah nya.

Sepi. Bima merasakannya setiap hari.

Ia tak tahu lagi harus apa setelah berpisah dengan Jane dan setelah dijauhi oleh Sean. Ketiga temannya sering mengajaknya untuk sekedar nongkrong, tapi tetap saja Bima merasa hampa. Tak ada yang merecoki dia saat bermain gitar atau bermain game di ponselnya. Dulu ia sangat terganggu jika Sean mengganggunya saat sedang bermain gitar dengan ikut memetik senarnya dengan asal karena ingin mengajak Bima untuk keluar sekedar jalan-jalan. Tapi kini sosok itu tidak ada lagi.

Lagi dan lagi, Bima meratapi penyesalannya.

Bima kini mengakui dengan sepenuh hati bahwa Ia juga mempunyai rasa yang melebihi rasa persahabatan untuk Sean, dia ingin Sean selalu ada di sampingnya, dia ingin Sean menganggu nya bermain gitar atau game, dia ingin dengar celotehan tak penting Sean dan... Dia ingin memeluk Sean.

Setiap hari dia selalu menanti kedatangan Sean di sekolah atau saat pulang sekolah. Tapi entah bagaimana Bima sampai tak pernah bertemu sekalipun dengan Sean, padahal ia masih satu gedung sekolah dengannya. Beberapa kali ia bertanya pada sahabat Sean, beberapa kali juga ia diabaikan.

***

⏰ Skip time

D-Day
📍Bandara internasional Soekarno-Hatta

You Belong With Me (Re-Publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang