[47] Puncak Amarah

108 7 1
                                    

Sore ini adalah hari dimana pentas seni SMA Avennue di adakan. Acara diselenggarakan di gedung serbaguna milik SMA Avennue. Gedung yang sudah di dekorasi sedemikian rupa ini mulai dipenuhi oleh para murid yang terlihat begitu excited.

Namun, acara belum dimulai. Masih harus menunggu setengah jam lagi untuk pembukaan.

Karena SMA Avenue tidak pernah membentuk panitia untuk acara tersebut, jadilah para OSIS yang ditugaskan untuk mengurusnya, setelah berunding dengan perwakilan masing-masing angkatan mengenai konsep yang mereka inginkan. Acara ini sekaligus menjadi tugas wajib terakhir bagi para OSIS di periode ini.

Para anggota OSIS hanya ditugaskan untuk mengawasi dan mengontrol jalannya acara, karena sekolah sudah menyewa vendor untuk mengatur sisanya.

Sound check dan segala persiapan lainnya telah dilakukan dua jam yang lalu guna mematangkan acara. Perwakilan dari masing-masing kelas kini sedang di briefing oleh Stevan selaku ketua OSIS, juga Pak Dedi, selaku koordinator acara, dan seorang lelaki yang merupakan bagian dari vendor.

"Saya harap kalian bisa tampil dengan maksimal agar acara bisa berjalan meriah." Ujar Pak Dedi sebelum menutup briefing.

Mereka lalu diminta kembali ke tempat duduk masing-masing setelah melakukan do'a bersama, karena sebentar lagi acara akan dimulai.

Lampu di dalam gudang tiba-tiba meredup, membuat seisi gedung kebingungan. Namun tak berselang lama, lampu menyoroti panggung, membuat mereka dapat melihat sekelompok lelaki dan perempuan telah bersiap diposisi mereka dengan pakaian batik modern yang di design sedemikian rupa.

Mereka adalah kelompok tari adat-modern yang akan tampil sebagai icon pemuka acara ini.

"AVENUEEE. ARE YOU READY FOR THE NIGHT?"

Seisi gedung bersorak menanggapi host yang berteriak di belakang panggung, tanda mereka telah siap untuk memulai acara.

Musik mulai berputar, tanda dimulainya penampilan pertama dari acara ini. Lagu yang telah diremix oleh kelompok esktrakulikuler seni musik membuat suasa gedung menjadi pecah. Belum lagi para penari yang menari dengan energic-nya, mampu membangun semangat para murid SMA Avenue hingga sebagian dari mereka ikut menggerakkan badannya mengikuti irama musik yang menggema.

Penampilan itu berlangsung selama sepuluh menit dan diakhiri dengan pecahan konfeti, membuat mereka bersorak seraya bertepuk tangan membuat suasana menjadi meriah.

Kedua host, Sean dan juga Renatta muncul dari belakang panggung, menyambut para murid yang datang.

"GOOD EVENING, GUYS!"

Sapa mereka yang dibalas sorakan.

"Gimana tadi penampilan kelompok tari? Keren nggak?" Tanya Renatta pada penonton dengan microphone di tangannya.

"KERENNN!!" Jawab mereka.

"Wah, kelompok tari itu memang udah nggak diraguin lagi ya, Ren. Selalu keren ditiap penampilan."

"Bener banget Sean. Gue saja sampe terkagum-kagum liatnya. Emang apapun yang ada di Avenue ini pasti keren keren."

Seisi gedung kembali bersorak, menyetujui ucapan Renatta.

"Oke oke. Kayaknya baru mulai aja, suasana udah mulai panas, ya. Sabar dulu guys, masih ada sambutan yang harus kita denger sebelum kita lanjut."

Ucapan Sean membuat seisi gedung menyurakinya tak terima. Mereka sudah tak sabar ingin melihat penampilan dari masing-masing kelas.

"Aduh, Sean. Kayaknya kita langsung aja deh daripada diamuk masa." Sahut Renatta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cassiopeia [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang