[23] Maaf mengecewakan

1K 36 7
                                    

You have your own life to live. Stop being followers and do what you want to do.
-Agatha Valerie-
•••

Valerie turun dari mobil sedan putih yang membawanya kembali ke apartment dengan wajah lelah. Dirinya masih merasa lemas dan butuh untuk tidur saat itu juga.

"Nona, silahkan masuk."

Valerie memasuki lift dengan malas dan membiarkan kedua pengawal itu menekan tombol 21, dimana kamar apartmentnya berada.

Begitu lift berdenting, mereka langsung menuju kamar Valerie.

"Lo pada mau ikut gue masuk?" Tanya Valerie saat kedua pengawal itu tak berhenti mengikuti dirinya.

Seorang pengawal bernama Tio membukakan pintu apartment untuk Valerie. "Silahkan masuk, nona. Selamat beristirahat." Ujarnya sebelum Valerie memasuki kamar.

Memasuki ruang tengah, Valerie terkejut saat melihat kehadiran seseorang yang paling Valerie hindari selama delapan tahun dari hidupnya. Cewek itu mendengus dan berjalan mendekat.

"Ngapain papa kesini? Dan sejak kapan papa tau password kamar Valerie?" Tanyanya datar pada Xaphire yang tengah asik menikmati secangkir kopinya.

Xaphire meletakkan cangkir kopinya ke atas meja sembari berucap, "Tidak sulit untuk mengetahui segala privacymu." Ia lalu menatap Valerie setelah menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. "Duduk." Titahnya.

Valerie bahkan enggan untuk menghiraukan perintah Xaphire. Dirinya lebih memilih untuk pergi ke dapur dan mengambil segelas air mineral untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

Xaphire sendiri hanya bisa menahan dirinya untuk tidak membawa emosinya. Jujur ia begitu menyesali perbuatan Valerie yang acuh terhadap orang tuanya sendiri.

Begitu melihat Valerie keluar dari dapur dan berjalan menuju pintu kamarnya, Xaphire kembali memanggil gadis itu. Valerie menghentikan langkahnya dan berbalik malas menghadap Xaphire.

"Apalagi, pah? Valerie capek, mau tidur. Ini udah malam."

Xaphire meletakkan lembaran kertas foto ke atas meja dengan sedikit melemparnya, lalu menekuk salah satu kakinya dan ditumpukannya kaki itu pada kaki lainnya.

"Berhenti dekat dengan lelaki itu. Fokuslah pada sekolahmu."

Valerie mengerutkan keningnya. Cewek itu berjalan mendekat dan mengambil lembaran foto tersebut. Ternyata foto itu adalah gambar dimana dirinya sedang bersama Darel.

Valerie melempar foto itu ke atas meja. "Jadi selama ini papa nguntit Valerie?"

Xaphire menatap Valerie. Tatapan yang sangat dingin yang selalu Valerie dapatkan darinya. "Jika papa tidak mengontrol kamu, kelakuanmu semakin hari akan semakin liar."

Valerie melebarkan matanya. "Pah! Valerie ini bisa jaga diri. Valerie bukan perempuan nakal dan murahan seperti Tamara." Ujarnya meninggikan sedikit nada suaranya.

Xaphire terlihat murka. Pria itu berdiri dari duduknya dan menampar pipi putri satu-satunya itu hingga Valerie tersungkur ke lantai. "Jaga bicaramu!"

Valerie memegangi pipinya yang terasa panas. Diam sejenak sebelum cewek itu bangkit dan kembali menatap Xaphire. "Apa? Bener,'kan, kalau perempuan yang papa bangga-banggain itu adalah perempuan murahan? Perempuan yang udah bikin keluarga kita jadi pecah kayak gini."

Cassiopeia [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang