"Dunia itu tidak pernah adil. Anak semanis ini harus menanggung tuntutan seberat itu. Apa salahnya? Bahkan dia tidak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia fana ini. Kamu yang memintanya untuk hadir."
"Aku tidak pernah menginginkan anak cacat sepe...
Perwira Janggala. Ya, nama itu yang akan menjadi tokoh yang mengisi kisah kehidupan ini. Kisah anak manis yang tidak diinginkan sang bunda.
Perwira Janggala, nama itu tersemat dalam akta kelahiran bayi manis yang lahir pada 5 Februari 20xx. Nama itu diberikan secara khusus oleh nenek Janggala. Wanita paruh baya itu berharap dengan diberinya nama itu dapat membuat Janggala bisa menjadi prajurit kehidupan yang bisa memperjuangkan kehidupannya sendiri. Kehidupan yang tidak diharapkan oleh sang bunda.
"Mas, urus itu anak kamu! Janggala nangis dari tadi!" Suruh Isabell, wanita cantik itu menatap sang suami sinis sebelum kembali memoles kukunya dengan kuteks.
Jacob menghela nafas, lalu menggendong bayi mungil yang menangis keras dengan nafas yang mulai tersendat-sendat. Pria 26 tahun itu menepuk-nepuk pelan pantat Janggala kecil agar ia tenang, ia menatap Janggala nelangsa. Hatinya terluka saat mengetahui sang istri benar-benar tak mau mengurus Janggala.
"Bell, anak kamu nangis sampai nafasnya sesak begini tapi kamu malah diem aja?" Sindir Jacob tidak suka.
Suara pecahan vas bunga terdengar memenuhi ruangan saat Jacob selesai menyuarakan isi pikirannya.
Isabella menatap sang suami nyalang, "Sejak awal aku tidak pernah mau punya anak. Itu kemauan kamu, kenapa bukan kamu saja yang urus dia hah?!"
"Tapi kamu ibunya!"
"AKU TIDAK MEMILIKI ANAK YANG CACAT SEPERTI DIA!" Sentak Isabella. Tangisan Janggala semakin keras saat bayi mungil itu merasakan sang ibu dan ayah sedang beradu mulut.
"JAGA UCAPANMU ISABELLA!"
"APA!? Kamu tidak terima anakmu itu dikatai cacat? Bahkan untuk bernafas saja ia tidak becus. Lebih baik tidak usah hidup!" Setelahnya wanita cantik itu melenggang pergi tanpa menghiraukan suami dan anaknya.
Jacob memejamkan matanya menahan emosi, jemari kekarnya mengusap kepala Janggala kecil yang masih saja menangis. "Janggala jangan dengarkan bunda ya? Jangga pantas hidup dan pantas untuk disayangi." Nasihat Jacob yang tentu saja masih belum dimengerti oleh bayi manis itu.
Jacob tak menampik fakta jika Janggala kesulitan bernafas, karena itu benar adanya. Janggala memiliki penyakit sesak nafas bawaan karena pertumbuhan paru-parunya terganggu. Tapi apakah tidak bisa Isabella berbelas kasih sedikit pada Janggala?
Sebenarnya wanita itu baik, tapi entah kenapa ia seolah-olah tidak memiliki hati nurani jika sudah membawa-bawa nama Janggala. Jacob tidak habis pikir. Ia hanya bisa berdoa agar Tuhan selalu menjaga Janggala kedepannya.
Ah, Janggala yang malang.
Tokoh:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perwira Janggala
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wendynata Pramudya Wardhani
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Isabella Akshita
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jacob Selden
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jayantaka Wijaya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.