Chapter 14

197 42 19
                                    

Setelah menyerahkan Shaka ke orang tuanya besok paginya, Minggu malam kali ini semua anak-anak KKN berkumpul di ruang tamu sambil bermain UNO. Tapi untuk mahasiswa-mahasiswi jurusan PGSD, mereka duduk melingkar dengan membahas materi baru untuk para murid di SD yang baru selesai UTS.

"This one. Kemaren, Miss Vina told me to teach the students about Tenses." ujar Alex yang duduk bersebelahan dengan Danielle. Gadis itu menganggukkan kepala sambil menatap laptop miliknya yang sedang ia pangku. "Heum. Especially for the 6th grade students, they have to know about Tenses."

"What do you call a fake noodle? An impasta."

"W- What??!!! Hahahaha..."

Danielle terkejut waktu mendengar gumaman Alex yang dimana laki-laki itu tengah menulis sesuatu di kertas sambil tengkurep.

"Eh? Do you hear that? I'm sorry, gue lagi terngiang-ngiang sama jokes that I watched from comedy show di Youtube." ujar Alex meringis. Namun, Danielle sedikit tertawa lalu menggeleng-gelengkan kepala. "Nah, it's okay, bro. Lucu kok jokes nya tadi."

Alex menghela napas lega. Soalnya selama ini, tiap dia ngegumam jokes yang ia tonton dari acara komedi luar negeri, sahabat-sahabatnya suka natap dia bingung karena gak paham dengan bahasa yang ia ucapkan. Alex juga ngerti sih, sahabat-sahabatnya kan kurang fasih berbahasa Inggris.

Waktu Alex dan Danielle lagi ngobrol sambil ketawa-ketiwi, di area orang-orang yang main UNO, ada Jo dan Jei menatap dua orang jurusan Sastra Inggris ini.

"Jo, giliran elu." ujar Haruto setelah Leehan menaruh kartunya di lantai. Tidak ada respons apapun dari Jo, membuat Haruto dan Baekseung menatap laki-laki berzodiak Cancer itu.

"WOY! GILIRAN ELU!" teriak Baekseung sambil menepuk kedua tangannya di depan wajah Jo. Laki-laki itu mengerjapkan kedua mata, "eh? Sorry sorry."

Jo menaruh kartu angka dua merah di atas kartu enam merah milik Leehan lalu menatap kartu-kartu tersebut guna mengalihkan fokus dari keakraban Alex dan Danielle.

"Jei, merah." ucap Haruto. Tapi gak ada respons juga dari si Jei.

"Nih orang-orang pada napa sih, anjir? Suka banget bengong sendiri. Gak takut kemasukan demit, apa?!" omel Baekseung waktu ngeliat Jei menatap lurus ke anak-anak PGSD.

"Jei... Giliran lo." ujar May sambil menepuk pundak sahabatnya itu pelan. Jei mengalihkan pandangan ke May lalu segera mengeluarkan kartu angka tiga merah.

"Fokus dong, anjir. Dah mau menang nih gue." ucap Jungwon sewot. Jei berdecak, sedangkan Jo tersenyum canggung.

"Gue gak ikutan deh. Bete gue." ujar Jei tiba-tiba membuat mereka semua menatap gadis itu. "Kenapa, anjir??? Marah lo sama gue?" tanya Jungwon to the point. Jei gak ngejawab, dia langsung ngasih kartunya ke Yoon terus berdiri dari posisi duduknya.

"Kenapa dia? Lagi datang bulan?" tanya Haruto namun tak ada yang menjawab. Jeongwoo yang menyadari arah tatapan Jo dan Jei itu pun menatap kepergian Jei sambil mendengus pelan.

"Ya elah. Naksir si bule ternyata dia."

Jei berjalan ke arah kamar, dimana ia harus melewati posisi duduknya Alex dan Danielle.

"Hey, Je." sapa Alex dengan senyum. Danielle menoleh lalu ikut melempar senyum ke arah Jei, tapi gadis itu malah melengos begitu saja ke kamar.

"What's wrong with her?" gumam Alex namun kembali melanjutkan aktivitasnya menyiapkan materi Bahasa Inggris untuk besok. Beberapa menit kemudian, Jei balik lagi dengan membawa ponsel dan earphone. Alex menatap Jei yang berjalan ke teras depan rumah.

[✅️] KKN : Kuliah, Kerja, Nyinlok | 0405 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang