Chapter 20

208 40 16
                                    

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Semua peserta KKN Kelompok 9 itu sudah duduk di ruang tengah seraya menikmati sarapan terakhir mereka di Desa Bimijaya.

"Nasi uduk disini enak banget. Gue kayaknya bakal kangen deh makan nasi uduk sini." ujar Jungwon sambil menatap bungkusan nasi uduk miliknya dengan sedih.

"Investasi aja, Won. Jualin ke kampus biar bisa kita-kita makan nasi uduk nya." sahut Baekseung. Mendengar itu, Jungwon mengangguk-anggukkan kepala, "ide bagus... Ntar gue bilang ke Bunda gue deh."

"Guys, sampahnya jangan ada yang tertinggal, ya. Barang-barang kalian dicek lagi, terus laporan punya kalian juga jangan ketinggalan. Berabe ntar urusannya." ucap Jeongwoo mengingatkan. Semuanya mengangguk. Sehabis sarapan, beberapa dari mereka membereskan sampah-sampah dan mencuci tangan di kamar mandi yang ada di rumah milik Pak Asep tersebut.

Jeongwoo keluar dari rumah lalu duduk di tangga sambil menatap keadaan desa yang masih sepi.

"Kita dijemput jam berapa, Woo?" tanya Yoon seraya duduk di sebelah Jeongwoo. Laki-laki itu menatap jam tangannya lalu menjawab, "kalo sesuai janjian kemaren sih jam setengah delapan, Yoon."

"Oh gitu."

"Iya gitu."

CANGGUNG BANGET SIH LU BERDUA.

"Gue minta maaf kalo ada kata atau tindakan gue yang menyinggung lo, ya, Woo." ujar Yoon tiba-tiba membuat Jeongwoo menolehkan pandangannya ke gadis itu.

"Iya, Yoon. Gak ada salah kok lo ke gue selama sebulan ini. Gue juga minta maaf kalo gue ngelakuin hal atau ngomong sesuatu yang bikin lo gak nyaman. Sama soal anak-anak KKN yang suka nyinggung hubungan kita, gue minta maaf ya." balas Jeongwoo. Mendengarnya membuat Yoon sedikit berkaca-kaca, ia mengalihkan pandangan kemudian menganggukkan kepala. "Gapapa. Santai aja soal itu mah hahahaha..."

Waktu mereka lagi ngeliatin keadaan desa dengan rasa canggung dan sunyi yang menguar, suara rusuh dari belakang membuat ketua dan wakil ketua Kelompok 9 tersebut menoleh.

"Lo pamitan dulu, Won, ke empang kesayangannya Leehan. Sekalian ketemu raja ikan disana." ujar Baekseung mengundang prahara kesekian kali. Jungwon berdecak kencang kemudian mengapit leher Baekseung di ketiaknya.

"WOYYY!!! JANGAN BEGINI, ANJING."

"YA ELU! STOP MEMBAHAS SOAL RAJA IKAN. GUE GORENG ITU IKAN-IKAN TERUS GUE JEJELIN KE LO, YA!"

Baekseung menggigit lengan Jungwon membuat kekasihnya Jihan itu berteriak kesakitan. "BAEKSEUNG BABIII!!!"

"Mentang-mentang udah mau balik, jadi ngomong kasar gitu ya."

Jungwon menoleh dan menemukan presensi Jihan berjalan ke arahnya. Jungwon menghampiri gadis itu lalu menggandeng tangan Jihan. "Baekseung tuh, yank! Dia ngegigit tanganku nih!" adu Jungwon sambil menunjukkan lengannya yang terdapat bekas gigitan Baekseung.

"Uuuuuu... Kasian sekali pacarku. Sini aku tiupin lukanya." ucap Jihan lalu meniup bekas gigitan Baekseung di lengan kekasihnya dengan lembut. Jungwon menatap Jihan gemas kemudian mencubit pipi gadis itu.

"Yaelah dua cimol ngapain pacaran di depan pintu gini sih?!" tanya Haruto yang tiba-tiba aja berdiri di belakang Jungwon dan Jihan. Perbedaan tinggi mereka bertiga membuat Haruto terlihat seperti bodyguard nya Jungwon dan Jihan.

"Ih Haruto! Gak boleh tinggi shaming tau! Aku laporin ke Yoon nih!" ancam Jihan tapi Haruto memutar kedua bola matanya. "Laporin aje. Orang kita udah selesai KKN. Wleeee..."

"Gak usah ngeledekin cewek gue lo, Utok." ucap Jungwon malah semakin membuat Haruto menjulurkan lidah dengan ekspresi menyebalkan.

Dua puluh peserta KKN itu pun duduk di teras depan sambil mengobrol dan bercanda. Hingga suara cempreng dari jauh terdengar.

[✅️] KKN : Kuliah, Kerja, Nyinlok | 0405 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang