04: itu adalah cerita masa lalu

462 27 0
                                    

Keluarga kadang kadang memang terasa menyebalkan namun percaya atau tidak ini adalah kenyataan dimana keluargamu akan berada di garis terdepan jika kau mengalami kesulitan

-------_--------_--------_-------_-__-----------_-_-_-____---__

Waktu berlalu dengan cepat menyisakan sebuah kisah yang perlahan menjadi samar.

Rain membuka matanya lalu berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang seakan akan menusuk netranya hingga sebuah ketukan terdengar mengalihkan perhatiannya, ia menatap pintu yang perlahan terbuka menampilkan kakaknya Rian yang sudah rapi dengan setelan kemeja putih yang bagian lengannya dilipat hingga siku celana jeans hitam yang sedikit bolong di bagian lutut.

Matanya terus menatap kearah Rain yang berbalik membelakangi dirinya dengan selimut yang ia kenakan hingga menutupi sebagian kepalanya membuat Rian sedikit tersenyum dengan kelakuan adiknya.

"Dek, kakak berangkat sarapan udah kakak siapin uang jajan kamu udah kakak kirim sama nanti jangan lupa minum obatnya" ucapnya sembari mengusap pelan surai hitam rambut adiknya yang hanya membalasnya dengan deheman.

Suara pintu tertutup membuat Rain lantas bangkit mengambil handphone miliknya yang berada di nakas melirik sekilas air yang ternyata masih hangat lalu meminumnya hingga tandas, Rian kakaknya selalu melakukan kebiasaan yang sama menaruh air hangat di samping tempat tidurnya saat Rain masih terlelap dalam mimpinya lalu keluar dan kembali lagi untuk mengecek suhu air sekaligus membangunkan Rain jika ia masih terlelap.

Rain membuka aplikasi sosial media miliknya menaikkan alisnya heran saat melihat postingan Alisya yang men tag akunnya melihat sekilas lalu memgabaikannya begitu saja, banyak hal yang terjadi setelah episode sebelumnya namun tidak dapat diceritakan karna itu hanya akan abadi diingatan Rain yang sekarang sedang termenung melempar handphonenya sembarang lalu beranjak pergi kebawah untuk sarapan.

Di pikirannya diam diam Rain masih terus bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi saat Rian membawanya pergi begitu saja dari rumah dan mengatakan bahwa orang tuan Rain sudah tewas padahal pada malam itu sangat jelas terlihat olehnya dari tempat persembunyian dimana Rian menyuruhnya diam bahwa ada dua orang yang sedang menyerukan namanya dan nama Rian dengan lantangnya, Rain yakin bahwa itu adalah kedua orang tua Rian setelahnya keanehan ta sampai disitu saja dimana Rian membawanya ke sebuah apartemen dua lantai yang sekarang menjadi kediaman kami hingga sekarang dimana Rian menjadi lebih banyak diam dan berkutat dengan laptop di pangkuannya terlihat sibuk dengan banyak berkas yang berhamburan di kamarnya dari beberapa berkas Rain tau bahwa itu bukanlah berkas biasa dikarenakan pekerjaan Rain dulunya juga melakukan hal yang sama.

Disela sela kesibukannya Rian selalu menyempatkan dirinya untuk membawaku berobat dan segala macam hingga Rain di katakan sudah pulih sepenuhnya saat ia menjalani operasi dan disanalah ia bertemu dengan Alisya gadis kecil yang mengalami kelainan jantung.

Rain yang mengingat itu memijat matanya perlahan menghela nafas secara perlahan lalu memakan nasi goreng yang kakaknya siapkan setelah selesai Rain memasuki kamar kakaknya, membuka sebuah komputer dan berkelana disana mencari tau apa yang kakaknya lakukan selama satu tahun di 7 tahun yang lalu serta dimana ia mendapatkan uang yang tidak sedikit untuk biaya berobat, membeli apartemen serta keperluan hidupnya selama berbulan bulan tanpa bantuan orang tua.

Namun nihil ia tidak menemukan apapun yang membuat Rain tersenyum kecut membayangkan seberapa berbahayanya kakaknya pada bidang IT jika kemampuan mantan pembunuh bayaran sepertinya yang sudah berkecimpung di bidang IT untuk membobol sistem keamanan, menghilangkan jejak tidak bisa mencari celah dari komputer kakaknya sangat disayangkan kakaknya malah berkecimpung di dunia kedokteran dengan dalih agar kesehatan Rain bisa ia jaga.

Merasa sia sia Rain menghapus jejaknya lalu beranjak pergi menuju kamarnya mengambil ponselnya yang tengah bergetar dengan telpon dari Alisya yang lantas Rain matikan lalu memblokir kontaknya begitu saja tidak cukup hanya sampai disitu Rain bahkan mengganti semua akun media sosialnya karena merasa risih dengan Alisya yang selalu melibatkannya dalam segala hal padahal ia bukanlah siapa siapa baginya.

Rain melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 08.21 pagi membuat Rain lantas beranjak pergi kealam tidurnya tanpa beban dan tanpa memikirkan bagaimana perasaan seseorang serta hujatan dari temen teman Alisya yang tanpa ia ketahui.

Pukul 10.56 Rain kembali bangkit membersihkan apartemen lalu duduk santai di depan televisi bunyi bel mengalihkan atensinya pada pintu, Rain membuka pintu menatap dengan malas laki laki dengan seragam acak acakan tengah menatapnya lekat.

"Kesini karna Alisya" ucap Rain sembari menaikkan sebelah alisnya lalu mempersilahkan Adam memasuki rumahnya.

Hening tidak ada pembicaraan di antara mereka membuat Rain lantas membuka ponsel miliknya dan berkelana pada aplikasi sosial media.

"Alisya nangis karna lo blok nomor dia terus akun lo juga pada ilang, kenapa sih Rai" mendengar itu Rain menaruh kembali ponselnya menggaru kepalanya yang ta gatal.

"Gua bakalan bicara sama Alisya setelah gua udah mendingan dan bisa sekolah lagi" mendengar jawaban yang ia rasa kurang memuaskan Adam lantas kembali berucap "Bicara pake handphone bisa kan lagian lo kenapa sih sok lemah banget jadi cowo“ Rain menggeleng pelan.

"Gua emang lemah dan gua lagi ga mood buat sekolah belakangan ini lalu seseorang datang secara tiba-tiba kesini ngebahas hal yang ga penting, buang buang waktu tau ga" Rain menguap pelan membuat Adam lantas berlalu pergi setelah itu.

Rain sejujurnya tidak ingin ini terjadi namun apalah dayanya ia hanya manusia terlepas dari statusnya yang sudah membunuh ribuan nyawa dan hidup tenang bergelimang harta, Rain membuka laptonya mencoba meretas komputer kakaknya untuk menghilangkan rasa penatnya serta perasaannya yang abu abu namun hasil selalu gagal membuat matanya kini terbuka sempurna.

Rain membuang tenaganya dengan sempurna ia yang merupakan karakter figuran mana bisa menyaingi pemeran utama kedua atau bisa disebut juga dengan para sad boy dengan sifat,  kemampuan serta rupa di jelaskan secara sempurna namun cintanya akan selalu berakhir ditolak oleh sang pemeran utama wanita.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore selama itulah ia berusaha pikirnya berjalan keluar dari apartemen milik kakaknya menuju elevator dan secara tidak sengaja mendengar suara mengutuk dari orang di sebelah Rian disertai dengan teriakan melengking wanita yang meneriakkan namanya namun ia lantas hanya diam lalu membiarkan pintu elevator tertutup dengan sendirinya, Rain sedikit melirik berusaha tidak peduli namun kupinya terasa panas mendengarkan ocehan darinya mengenai seberapa menyebalkannya ibunya.

Rain menghela nafas, dikehidupan ini ataupun sebelumnya ia tidak pernah merasakan cerewetnya wanita yang mencintai anaknya menatap lekat anak itu hingga dilangai satu lobi tidak ada dari kami yang membulai pembicaraan.

"Jika kau memiliki kekasih dan kau sangat mencintainya mungkin kau akan secerewet itu dimatanya karna saat kau benar benar mencintai seseorang hidupmu akan benar benar terikat padanya dan kau akan selalu menginginkan yang terbaik untuk nya walaupun dia tidak berpikiran sama" ujarku sebelum berlalu pergi melangkah gontai menyusuri ramainya lobi.

my simple happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang