Di rungan terpisah Rain menatap pemandangan indah di depannya, momen langka menurut Rain yang selalu dituntut kesibukan wlaupun tidak begitu mendesak namun sesuatu mengharuskannya bergerak cepat.
"Ain, kamu ingin kakak pesankan apa?" pertanyaan itu terlontar memecah keheningan di antara mereka namun Rain hanya menjawabnya dengan gelengan pelan dan sibuk dengan pemandangan di depannya hingga ketukan terdengar diikuti dengan derit pelan pintu yang terbuka.
"Maaf atas keterlambatannya " suara lahus wanita terdengar memuat insting Rain sebagai pemburu sedikit terpacu, dari ekor matanya yang menangkap bayangan wanita sedikit ebih tua dari kakaknya memakai kemeja berwarna krem dengan rok kantoran berwarna hitam.
pekerja kantoran? bukan, Dokter? Psikiater?!
Merasa jengah Rain berbalik dengan perlahan tidak meninggalkan bunyi sedikitpun lalu benar benar mengamati dengan lekat wanita yang kini tengah ditatap sekias oleh Rain sebelum ia kembali memutar tubuhnya menghadap dinding kaca yang menampilkan pemandangan banyaknya gedung pencakar langit dengan tinggi yang berbeda beda serta lampu yang hidup dan mati secara acak seperti membuat karya seni yang tidak terduga sembari mendengarkan dengan seksama obrolan ringan kedua insan yang entah kenapa membuatRain merasa curiga akan suatu hal.
'Apaka aku yang terlalu sesitif atau memang ada sesuatu" gumam Rain dengan sengaja lalu menghampiri mereka yang kini memusatkann perhatian pada Rain yang duduk di tengah tengah mereka.
"Rain, kenalin tante Ainarra" Rain mengangguk sebelum mengulurkan tangannya, saat tangan mereka saling menggenggam Rain dengan jelas menatap ainarra dengan tatapan tidak suka hanya seperkian detik namun masih bisa untuk ditanggap oleh mata.
"Rain" setelah mengatakan itu Rain melepaskan tautan tangan mereka bersamaan dengan itu pesanan yang Rian pesan datang membuat mereka kini hanya diam dalam keheningan dengan diiringi suara dentingan alat makan hingga perhatian mereka terkecuali Rain teralihkan dengan kedatangan wanita yang disambut baik oleh Rian.
Rain menoleh menatap sekilas wanita yang tiba tiba saja datang hanya butuh wakltu 3 detik untuk Rain mengenalinya, Ayana Psikiater yang menangani Rain asli 8 tahun lalu.
"Ain, kenalkan ini..."
"Ayana" setelah itu Rain dengan santai memasukkan steak kemulutnya mendapati tatapan terkejut dari 3 pasang mata yang kini tengah menataplnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Lama ta bertemu Ayana, kau masih mengenalku bukan setelah 8 tahun berlalu" Rain tersenyum menatap Ayana yang kini tengah diam membeku, ia mundur selangkah tubuhnya limbung hendak terjatuh namun dengan sigap Rian menahan tubuh Ayana, matanya membola raut terkejut bercampur takut tidak bisa disembunyikan dan melihat itu Rain tersenyum simpul, dia tau sesuatu! berjalan mendekati Ayana yang kini berontak hendak pergi namun Rian menahannya entah alasan apa yang membuat semuanya menjadi tanda tanya pada Ainarra yang benar benar tidak mengeahu apapun karna kehadirannya hanyalah jembatan agar Rian bisa berbicara dengan Ayana.
"kau tidak melupakannya bukan " isak tangis terdengar Ayana kini terduduk dengan tetesan air mata yang kini membasahi pipinya bibirnya bergetar hendak mengucapkan sesuatu namun tertahan suaranya seakan akan tercekat dan Rain paham akan reaksi itu, reaksi yang sampai kapanpun Rain tidak akan pernah terbiasa melihatnya tatapan itu menjelaskan semuanya bahwa Ayana melihat monster bukan Rian anak yang berumur 12 tahun.
"Kak, Aku akan pergi sebentar dan kurasa aku tidak akan kembali jika melihat Bibi Ayana bersikap seperti itu" setelah mengatakan itu Rain beranjak pergi membuat Ayana kini bisa menghela nafas lega di dalam sana, sementara itu Rain berjalan kemana kakinya menuntunnya hingga pandangannya jatuh pada sosok yang ia kenali Alisya dengan keluarganya yang harmonis selayaknya keluarga pada umumnya.
Melihat itu rain tersenyum mengangguk lalu kembali mengambil langkah beranjak pergi dari tempatnya berdiri, Keluarga? satu kata yang sampai kini menjadi tanda tanya dikepala Rain akan apa sebenarnya definisinya namun karna tidak kunjung mendapatkan jawaban Rain menyerah dan tidak pernah memikirkannya lagi hingga kini pertanyaan itu terlintas begitu saja membawa bertanyaan pertanyaan lain yang mengundang tanda koma meminta tanda jeda akan kepalanya yang akan pacah jika terus memikirkan hal hal tidak berguna.
Apa definisi keluarga? pertanyaan sederhana yang memiliki segudang jawaban cacat yang siapapun mungkin tidak akan pernah dapat menjawabnya dengan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
my simple happiness
FantasyA adalah seorang pembunuh bayaran ia tidak memiliki nama dan orang orang hanya menyebutnya dengan inisial untuk alasan kemudahan pekerjaan karna namanya sering berubah ubah dengan penyamaran yang ia lakukan, A dituntut untuk selalu sempurna apalagi...