part 14

617 43 2
                                    

Happy Reading🌻🌻

________

Kini suasana menjadi sepi

"Pa maafkan aku" Kata Dunk merasa bersalah

"Jangan meminta maaf lagi itu bukan salahmu"

"Tapi tetap saja seharusnya aku beritahu lebih awal"

"Tidak apa-apa sayang yang penting itu sudah berlalu, aku yakin Dunk ku akan mendapatkan yang lebih baik dari Joong" Janhae mengelus rambut putranya

"Apa kau masih memiliki sesuatu yang disembunyikan? " Ssing tidak ingin Dunk menyembunyikan sesuatu lagi

"Yah aku punya" Lebih baik Dunk jujur saja

"Apa itu? "

"Aku ingin bertanggung jawab untuk kesalahan yang tidak aku lakukan"

"Maksudmu apa? "

Akhirnya mengalir lah cerita antara Jaoying, dia tidak menyembunyikan apapun karena sudah cukup membohongi kedua orangtuanya

Namun ia sedikit takut dengan reaksi Ssing dan Janhae setelah ia selesai bercerita

"Izinkan aku Pa, Ma"

"Tahukah itu bisa menghancurkan masa depanmu? " Janhae tidak tahu apakah ia harus merasa sedih atau bangga kepada putranya

"Aku tahu tapi setidaknya dua orang akan memiliki masa depan"

"Kau yakin sudah memutuskan dengan benar? " Tanya Ssing

"Aku yakin" Melihat tekad di mata itu Ssing mengerti keputusannya

"Dan bagaimana jika kamu memiliki orang yang disukai di masa depan? " Janhae ingin mengubah keputusannya namun ia lupa bagaimana keras kepala Dunk Natachai

"Aku akan mencintai Jaoying dan juga bayinya"

"Baiklah" Ssing setuju

"Ssing-" Janhae tetap tidak mau

"Tapi dengan syarat kita semua akan pindah ke luar negeri dan kau harus mewarisi perusahaan"

"Kenapa harus pindah? "

"Disini banyak orang yang mengenal kami, lebih baik pergi jauh hingga keadannya tenang"

"Tapi bagaimana dengan teman-temanku? "

"Dunk pilihanmu ya dan tidak, jika kau tidak mau maka lupakan tindakan heroikmu untuk gadis itu"

Dunk terdiam sebentar menoleh ke arah Janhae untuk meminta bantuan namun ibunya mengabaikan dia

Dunk menghela nafasnya, "aku setuju tapi dengan satu syarat.... "

________

"Vivian jangan keras kepala.... "

"Tidak, tidak, tidak aku mau papa yang menyuapi ku"

"Papamu masih bekerja sayang" Namun gadis kecil berusia 5 tahun itu menangis dengan keras

"PAPA"

"Ada apa little angel, kenapa menangis"

"Dia hanya ingin manja padamu"

"Aku mau papaa"

"Tentu saja sayang hari ini Papa akan bermain bersamamu"

"Papa tidak bohong kan? " Tanya gadis kecil itu

"Tentu saja sayang, Papa tidak pernah berubah padamu"

"Yeay aku sayang Papa"

"Papa juga menyayangimu"

Wanita itu tersenyum melihat interaksi itu

"Terimakasih Dunk karena telah menyayangi Vivian" Kata Jaoying tulus

"Apapun untuk Vivian" Dunk mengelus rambut Jaoying lalu menciumi pipi Vivian

Dia sudah bahagia, dengan akhir yang berbeda.

Just lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang