part 5

416 55 0
                                    

Happy Reading🌻🌻

_________

"Ada apa dengan tanganmu? " Kini giliran Joong bertanya saat melihat tangan Dunk yang dibalut perban, Joong ingat tadi pagi tidak ada luka disana

Dunk mengalihkan pandangannya dari ponselnya

"Oh itu tadi pagi P'Dunk tidak sengaja melukai dirinya saat melukis" Dunk diam saja justru Fourth lah yang menjawab pertanyaan Joong

Karena hari ini Fourth dan Phuwin juga ikut bersama mereka sedangkan Neo mengantar pacarnya kembali

Phuwin juga melihatnya namun ia tidak peduli

"Kau pindah klub? " Tanya Joong

"Iya, lukisan P'Dunk sangat bagus kalian harus melihatnya"

"Itu bagus" Kata Phuwin sinis

Joong melirik adiknya lalu menatap Dunk yang dari tadi diam saja

"Apa sudah diobati? "

"Sudah P'Pond yang mengobati"

"Fourth, dia punya mulut  kau tidak harus menjawab semua pertanyaan untuknya" Tegur Joong

Fourth segera cemberut

Sedangkan Phuwin menegang saat nama Pond keluar dari bibir Fourth

"Jangan ceroboh lain kali, ibu dan ayahmu pasti akan khawatir" Kata Joong

Dunk diam, ia tahu Joong tidak mengkhawatirkan dirinya namun takut ditanyai oleh mama papanya

Semua yang dilakukan Joong harus sempurna, anak yang berbakti, menantu yang baik dan juga murid dengan kualitas sempurna

Tidak ada celah, tidak ada harapan

______

Beberapa hari kedepan itu sangat tenang untuk Dunk, karena sekolah mereka mengadakan festival olahraga yang sangat ditunggu, beberapa kelas sangat bebas dan yang lainnya juga sangat sibuk terutama untuk perwakilan klub

Joong berpartisipasi dalam dua kegiatan jadi dia tidak ada waktu untuk mengantar jemput Dunk dan tugas itu digantikan oleh Perth untuk sementara

Karena teror Fourth ia juga sudah menyelesaikan lukisan untuk pameran tanpa rusak sedikitpun

Hari ini dia mengenakan pakaian putih bergaris biru di lengan dan juga celana pendek selutut, pakaian olahraga sekolah mereka

Sekolah mereka juga mengundang beberapa sekolah lainnya jadi mudah membedakan karena baju mereka

Namun untuk melengkapi mereka juga memakai pita yang dililitkan di lengan sebagai tanda tingkatan mereka, merah untuk kelas 1, biru untuk kelas 2, dan juga hitam untuk kelas 3

Dunk juga memakai jaket putih yang merupakan milik kelasnya, pokoknya setiap kelas punya ciri khas masing-masing

Dunk duduk di tribun saat pertunjukan klub musik akan dimulai

Dia melihat mereka begitu bersinar dengan membawakan beberapa lagu yang membuat penonton bersemangat dan puas

Jika itu dulu, bukankah dia mengacaukan semuanya? Disoraki, dilempari, disalahkan, Dunk merasakan nostalgia

Dia merasa tidak bisa bernafas, Diam-diam dia keluar dari sana tanpa tahu seseorang terus memperhatikan gerak-geriknya

______

Karena teman-temannya mengikuti kompetisi e-sport, Dunk juga ikut untuk menyemangati mereka walaupun ia tidak mengerti sama sekali

Tapi lihatlah, hampir setengah dari penonton merupakan penggemar Ohm, Dew, dan juga ada beberapa mantan pacar Ohm

Dunk bisa merasakan beberapa pasang mata menatapnya tak suka, untunglah Perth ada di sampingnya dan membuatnya sedikit rileks

Hingga Team sekolah mereka memenangkan kompetisi ini barulah Dunk bisa bernafas lega setelah keluar dari sana

Setelah itu mereka mengunjungi pameran, Dunk menyuruh mereka menebak lukisannya diantara semua lukisan yang dipajang

Awalnya Dunk berpikir mereka tidak akan bisa memilih lukisan yang merupakan miliknya namun mereka benar-benar bisa menebaknya

Jawabannya sederhana, mereka tidak mencari lukisan yang dikerubungi oleh siswa namun beberapa orang yang sudah dewasa, alasannya? Karena mereka yang datang kesini bukanlah orang biasa mereka pasti kolektor seni , guru seni ataupun seorang yang menghargai seni

Lukisan Dunk itu memiliki jiwa yang menarik hati orang lain, itu yang membuatnya berbeda

Dan benar saja beberapa orang menawar lukisannya hingga puluhan juta

_______

Just lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang