Happy Reading🌻🌻
_________
"Ada apa dengan tanganmu? " Kini giliran Joong bertanya saat melihat tangan Dunk yang dibalut perban, Joong ingat tadi pagi tidak ada luka disana
Dunk mengalihkan pandangannya dari ponselnya
"Oh itu tadi pagi P'Dunk tidak sengaja melukai dirinya saat melukis" Dunk diam saja justru Fourth lah yang menjawab pertanyaan Joong
Karena hari ini Fourth dan Phuwin juga ikut bersama mereka sedangkan Neo mengantar pacarnya kembali
Phuwin juga melihatnya namun ia tidak peduli
"Kau pindah klub? " Tanya Joong
"Iya, lukisan P'Dunk sangat bagus kalian harus melihatnya"
"Itu bagus" Kata Phuwin sinis
Joong melirik adiknya lalu menatap Dunk yang dari tadi diam saja
"Apa sudah diobati? "
"Sudah P'Pond yang mengobati"
"Fourth, dia punya mulut kau tidak harus menjawab semua pertanyaan untuknya" Tegur Joong
Fourth segera cemberut
Sedangkan Phuwin menegang saat nama Pond keluar dari bibir Fourth
"Jangan ceroboh lain kali, ibu dan ayahmu pasti akan khawatir" Kata Joong
Dunk diam, ia tahu Joong tidak mengkhawatirkan dirinya namun takut ditanyai oleh mama papanya
Semua yang dilakukan Joong harus sempurna, anak yang berbakti, menantu yang baik dan juga murid dengan kualitas sempurna
Tidak ada celah, tidak ada harapan
______
Beberapa hari kedepan itu sangat tenang untuk Dunk, karena sekolah mereka mengadakan festival olahraga yang sangat ditunggu, beberapa kelas sangat bebas dan yang lainnya juga sangat sibuk terutama untuk perwakilan klub
Joong berpartisipasi dalam dua kegiatan jadi dia tidak ada waktu untuk mengantar jemput Dunk dan tugas itu digantikan oleh Perth untuk sementara
Karena teror Fourth ia juga sudah menyelesaikan lukisan untuk pameran tanpa rusak sedikitpun
Hari ini dia mengenakan pakaian putih bergaris biru di lengan dan juga celana pendek selutut, pakaian olahraga sekolah mereka
Sekolah mereka juga mengundang beberapa sekolah lainnya jadi mudah membedakan karena baju mereka
Namun untuk melengkapi mereka juga memakai pita yang dililitkan di lengan sebagai tanda tingkatan mereka, merah untuk kelas 1, biru untuk kelas 2, dan juga hitam untuk kelas 3
Dunk juga memakai jaket putih yang merupakan milik kelasnya, pokoknya setiap kelas punya ciri khas masing-masing
Dunk duduk di tribun saat pertunjukan klub musik akan dimulai
Dia melihat mereka begitu bersinar dengan membawakan beberapa lagu yang membuat penonton bersemangat dan puas
Jika itu dulu, bukankah dia mengacaukan semuanya? Disoraki, dilempari, disalahkan, Dunk merasakan nostalgia
Dia merasa tidak bisa bernafas, Diam-diam dia keluar dari sana tanpa tahu seseorang terus memperhatikan gerak-geriknya
______
Karena teman-temannya mengikuti kompetisi e-sport, Dunk juga ikut untuk menyemangati mereka walaupun ia tidak mengerti sama sekali
Tapi lihatlah, hampir setengah dari penonton merupakan penggemar Ohm, Dew, dan juga ada beberapa mantan pacar Ohm
Dunk bisa merasakan beberapa pasang mata menatapnya tak suka, untunglah Perth ada di sampingnya dan membuatnya sedikit rileks
Hingga Team sekolah mereka memenangkan kompetisi ini barulah Dunk bisa bernafas lega setelah keluar dari sana
Setelah itu mereka mengunjungi pameran, Dunk menyuruh mereka menebak lukisannya diantara semua lukisan yang dipajang
Awalnya Dunk berpikir mereka tidak akan bisa memilih lukisan yang merupakan miliknya namun mereka benar-benar bisa menebaknya
Jawabannya sederhana, mereka tidak mencari lukisan yang dikerubungi oleh siswa namun beberapa orang yang sudah dewasa, alasannya? Karena mereka yang datang kesini bukanlah orang biasa mereka pasti kolektor seni , guru seni ataupun seorang yang menghargai seni
Lukisan Dunk itu memiliki jiwa yang menarik hati orang lain, itu yang membuatnya berbeda
Dan benar saja beberapa orang menawar lukisannya hingga puluhan juta
_______