part 3

508 57 0
                                    

Happy Reading🌻🌻

____________

Saat Joong menjemputnya di pagi hari Dunk bertanya apa dia menyusahkan Joong malam itu, karena dia berpura-pura tidak mengingatnya dan tentu saja jawaban Joong persis seperti yang dia perkiraan

Lalu mereka melupakan itu, seakan tidak ada yang terjadi

Joong tidak tahu jika pagi itu Dunk tidak masuk ke kelas dan justru pergi ke ruang klub lukis untuk melampiaskan emosinya lagi

Namun dia malah tak sengaja melukai tangannya karena kecerobohannya

"Apa kau bodoh? " Pond Naravit buru-buru mengeluarkan kotak p3k untuk orang yang terluka

"Ini hanya luka kecil" Jawab Dunk singkat terkesan tidak peduli

"Luka kecil ini juga akan membuatmu sakit"

"Apa yang kau pikiran?"

"Aku tidak sengaja" Kata Dunk meringis saat Pond menuangkan alkohol ke tangannya

"Kau bisa mengatakan pada orang lain jika kau ceroboh, tapi jangan membodohi ku, kau sengaja membiarkan tanganmu terluka"

Pond tahu jika pisau itu sengaja Dunk jatuhkan dan ia bergegas untuk menggenggamnya dan itu seperti tidak sengaja

Tetapi jika dilihat lebih dekat, mengapa Dunk tidak memegang bagian yang tidak tajam atau membiarkannya jatuh saja?

Dia hanya ingin membuat dirinya terluka tapi tanpa diketahui orang lain

Pond tidak mengerti bagaimana Dunk harus bersusah payah untuk itu?

Mengapa? Karena orang tuanya sangat teliti, karena temannya tahu kapan dia berbohong dan tidak

Mengapa? Karena kepedulian mereka membuatnya semakin tidak berdaya

"Lebih baik kau ke psikiater" Pond adalah orang pertama yang menyarankan itu

"Aku tidak suka bau rumah sakit, aku benci dokter"

"Kau tidak suka? Tapi mengapa perilakumu mengatakan kau sangat ingin bertemu dengan dokter di rumah sakit? " Kata Pond sinis sambil terus memperban tangan Dunk

"Phi Dunk? Phi Pond? "

Mereka berdua menoleh, melihat seseorang anak kecil yang menatap mereka curiga

"N'Fourth" Ya dia adalah Fourth, sepupu Joong

"Ada apa N'Fourth? " Tanya Pond

"Ah, iya, aku ingin memperbaiki lukisan ku" Fourth juga anggota klub lukis, dia datang kesini karena ingin menambahkan beberapa warna untuk lukisannya yang akan di pamerkan beberapa hari kedepan namun ia justru menangkap pemandangan aneh ini

"Tangan Dunk terluka saat melukis, jadi aku mengobatinya" Kata Pond memberikan alasan

Fourth menatap lukisan yang telah robek di satu sisi, itu sangat cantik, namun sayang rusak

"Apa P'Dunk yang melukis ini? " Tanya Fourth kagum

Pond juga melirik lukisan yang baru selesai itu, sangat cantik seperti memiliki jiwa namun sang pelukis suka sekali merusaknya

"Ya, itu hanya lukisan biasa, tak apa jika rusak"

"Bagaimana itu bisa tidak apa-apa, sayang sekali, jika ini dipamerkan semua orang pasti tertarik ke klub kita" Kata Fourth sedih mengingat klub mereka yang anggotanya sedikit

"Tidak apa-apa Fourth, dia pasti akan melukis lagi setelah tangannya sembuh lagi" Kata Pond

"Benarkah? "

"Tentu saja dia anggotanya klub kita sekarang"

"Keren, P'Dunk pasti membuat lukisan lain yang cantik kan?"

Dunk menatap tajam ke arah Pond

"Tapi dia sedikit ceroboh N'Fourth, bisakah kau memastikan saat selesai melukis lukisan itu tidak akan rusak lagi? " Dunk tahu jika Pond menyindir dirinya

"Pasti akan Fourth pastikan lukisan itu tidak rusak lagi"

Dunk kewalahan dengan dua orang ini

_______

Just lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang