2

440 28 0
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

________

"Natta"

"Iya? " Natta menoleh ke arah  Jovanka yang memanggilnya

"Papa sama Mama ga ada di rumah kan? "

"Iya, Papa Mama ada perjalanan bisnis"

"Mama nyuruh lo nginep di apartemen gue" Kata Jovan enteng

"Hah? Kapan? Kok Mama ga ngasih tau gue? "

"Tadi Mama nelpon gue katanya rumah lo ga ada orang, bibi pulang kampung jadi dia minta gue jagain lo"

"Kok Mama ga bilang langsung ke Gue?"

Natta mengeluarkan ponselnya untuk menelpon mamanya untuk mengeluh

Jovanka tersenyum lalu perlahan mengemudikan mobilnya ke apartemen miliknya

Nathaniel tidak akan tahu yang sebenarnya, Jovanka sengaja melakukan itu, dia menelpon Mama Natta dan membujuknya agar Natta bisa tinggal bersamanya

Awalnya Mama Natta ragu namun bukan Jovanka namanya jika tidak bisa meyakinkan orang lain

"Kenapa sih, lo ga mau sama gue? " Tanya Jovanka setelah melihat wajah cemberut Natta

"Bukan gitu, gue ga bawa apapun ke apartemen lo"

"Udah lengkap, gue udah beliin keperluan lo"

"Kapan belinya? " Tanya Natta heran

"Enam bulan yang lalu" Dan Natta terdiam sejenak

Enam bulan, Jovanka baru pindah enam bulan yang lalu karena orangtuanya bercerai jadi pada saat itu Jovanka juga membeli keperluannya? Pantas saja saat itu Jovan selalu meminta nasehatnya tentang barang-barang untuk kepindahannya

"Tapi gue ga punya baju"

"Pake baju gue"

Natta kembali kesal "baju lo kegedean dari atas sampai bawah"

Dan sontak saja Jovanka tertawa mengejek

"Iih Jovanka lo nyebelin"

"Pendek sih lo"

"Pendek apaan gue cuma beda 1 centi ya sama lo" Kata Natta tak terima

Memang mereka berdua sama-sama tinggi namun karena postur tubuh Natta yang lebih kecil dibandingkan Jovanka membuat perbedaan mereka, Natta terlihat menciut jika bersama Jovanka

Jovanka berhenti di salah satu pusat perbelanjaan dekat apartemennya

"Ayo beli kalo gitu"

Namun Natta tidak mau keluar

"Nathaniel"

"Vanka lo kebiasaan buang-buang duit" Kata Natta menasehati

"Apapun buat Lo, Natta"

_____

Saat mereka kembali ke apartemen Jovanka menenteng banyak tas belanja, bukan, bukan karena Natta kalap menggunakan uang Jovanka untuk berbelanja

Karena sebagian isinya adalah buah dan  sayur yang Natta beli, Natta tahu jika selama ini Jovanka jarang memasak dan lebih sering makan di luar ataupun delivery jadi saat bersama Natta akan ia pastikan Jovanka bisa makan dengan baik dan sehat tentunya

Apartemen Jovanka ada di lantai 3

"Natta lo mandi dulu gih" Kata Jovanka, Natta yang sibuk mengatur kulkas Jovanka agar lebih terlihat hidup

"Bentar"

"Pakai air hangat, airnya dingin"

"Iya iya" Natta lalu mengambil handuk yang dibawakan Jovanka

***

"Jovan gue pinjem baju lo"

Jovanka menelan ludahnya kasar saat melihat Natta keluar hanya mengenakan bathrobe putihnya

"Jovan, hei kok bengong? "

"Gapapa, ambil aja di lemari"

"Oke" Nathaniel mengenakan kemeja Jovanka yang kebesaran di tubuhnya

"Rambut lo keringin dulu" Jovanka memperingati karena tahu kebiasaan Natta yang asal-asalan mengeringkan rambutnya

"Males, nanti juga kering sendiri"

Jovanka menghela nafasnya lalu mengambil handuk lain "Duduk"

Natta menurutinya, Jovanka mengusap rambut Natta yang basah dengan sangat lembut

"Jangan dibiasain kaya gitu, lo bisa sakit"

"Eum"

"Lakuin, jangan cuma di dengerin"

"Natta lo dengerin gue kan? " Namun Natta hanya tersenyum menatapnya

"Kan masih ada lo"

Mereka saling memandang lalu tersenyum kecil

"Yes, My Prince"

Natta memeluknya, panggilan itu selalu membuat pipinya memanas

Natta tidak tahu jika Jovanka benar-benar jatuh cinta padanya, tidak itu lebih dari sekedar itu

Dia terobsesi pada Nathaniel

Ia menyadari itu saat sekolah menengah, ada seseorang yang berusaha mencuri Natta darinya

Saat itu dia merasakan rasa posesif yang sangat kuat, Jovanka tidak mau berbagi

Nathaniel tidak akan tahu bagaimana orang itu menghilang, Natta tidak akan tahu bagaimana ia selalu terjaga seperti bunga dalam rumah kaca

Karena Jovanka selalu menghalangi mereka semua, entah apapun caranya baik itu legal maupun tidak

Dia gila jika Natta pergi, dia bahkan tidak merasakan apa-apa saat orang tuanya bercerai, namun untuk mendapatkan simpati Natta dia bersikap seolah terluka

Entah sampai kapan Jovanka akan terus berpura-pura namun yang jelas Natta harus ada di sisinya

______

𝓣𝓱𝓪𝓷𝓴 𝓯𝓸𝓻 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

________

𝓟𝓻𝓪𝓭𝓪𝓝𝓪𝓽𝓪𝓬𝓱𝓪𝓲

Just lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang