16. Inference

1.6K 252 79
                                    


Chapter 15

Natta sendiri dihinggapi ketimpangan besar dalam benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natta sendiri dihinggapi ketimpangan besar dalam benaknya. Paska sadar dari kemelut kegelapan akibat hal-hal tak lazim mendadak berputar dalam kepala, Natta lekas meminta untuk diantar ke ruang ayah dan bergestur seakan tidak pernah jatuh pingsan.

Selepasnya ayah mendadak meracau sebilah kata yang membuat Natta terluka untuk yang ke seratus kali. Namun ia tidak dalam keadaan baik untuk sekadar berbasa-basi dan bertanggap panjang mengenai perkataan kedua orang tuanya. Dia lebih banyak diam, tidak tahu bagaimana eloknya reaksi yang tersambat dari bibirnya, yang pastinya Natta hanya manut dan mengiyakan.

"Sabtu besok ada perjamuan lagi bersama beberapa kolega yang ingin kenal Natta," begitu ayahnya berbicara. Diliriknya Earth di samping kanan ranjang ayahnya yang hanya menguarkan raut datar. Sama saja dengan Natta. Belum ada konfimasi kepulangan ayah ke rumah, pria tua itu sudah mengatakan hal-hal yang meberatkan perasaan Natta.

"Sebaiknya ayah fokus terhadap pemulihan dari pada terus memikirkan suami untuk Natta," pinta Earth kali ini tegas berada di kubu adiknya. Kenalan saja bukan masalah sebenarnya namun akan berakhir runyam jika sudah membicarakan pernikahan dan penerus, apalagi warisan.

Natta sudah berada di tangga muak namun ia tahu tidak akan bisa berlari seperti sebelumnya. Pengalaman bersama Mile di Athena sudah cukup. Ia kini sadar bahwa Mile bukan pria yang worth it untuk dirinya perjuangkan bersama dengan berbagai harapan dalam hidup singkatnya. Natta tahu sekarang bahwa dirinya harus selalu berada di pihak orang tuanya. Lagipula Natta sudah berniat untuk tidak lagi berada di tengah Mile atau nyonya Anita. Batinnya lelah rupanya, Natta akan pasrah kemanapun temali kendali dari ayah dalam mengantarkannya pada hidup yang dirasa ideal untuknya.

"Kali ini siapa?" Natta kesakitan sendiri mendengar mulutnya tercuap munafik. Bagaimana Natta akan menjalani keputusan itu ke depan, pikirkan saja nanti yang terpenting sekarang adalah memulai langkah untuk pergi jauh dari Mile.

Ayahnya sendiri mengalami sensasi kejutan yang cukup masif, tidak biasanya Natta spontan menerima tanpa adegan berperang lidah. Natta yang berpasrah adalah sesuatu yang langka. "Kenapa?"

Saking penasarannya, ayah sampai bertanya demikian.

"Kenapa yang bagaimana? Aku menerima apapun keputusan dari keluargaku. Kalau memang itu yang membuat ayah dan ibu bahagia, aku akan melakukannya," kata Natta dengan raut datar yang tetap bertahan.

"Natta," panggil ibu berniat memanggil kejujuran Natta. "Sekarang ayah dan ibu nggak lagi maksa kamu-"

"Ini bukan paksaan, aku siap dengan apapun keputusan ayah dan ibu. Asal semuanya baik-baik saja dan keluarga kita utuh. Sekian," tutur Natta. Earth dan ibu memandang si bungsu dengan pandangan sama herannya. Namun Natta tak acuh dengan semua reaksi tersebut.

Namun sebilah garis senyum miris tertarik dari tepi bibir Natta. Ia tahu harus memutuskan demikian meski Natta berada di gurun gempuran belati yang mengoyak inti kejiwaannya.

SAUDADE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang