5. In Memorial

2.2K 363 167
                                    


Chapter 5

Perjalanan dua puluh tujuh jam sebenarnya bukan waktu yang lama bagi Mile yang terbiasa bolak-balik dan terjebak lama dalam kabin pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perjalanan dua puluh tujuh jam sebenarnya bukan waktu yang lama bagi Mile yang terbiasa bolak-balik dan terjebak lama dalam kabin pesawat. Perpindah dari satu negara ke negara lain demi bisnisnya. Entah itu bisnis bercitra putih atau sebaliknya namun yang jelas nomor dua yang paling sering.

Matanya konsisten menyorot datar meski dihadapkan dengan pramugari bertubuh seksi yang siap membuka kaki untuknya di ruang publik. Yang ini juga tidak kalah sering Mile dapatkan. Bahkan kala birahi tidak mampu terbentengi akal, saat itu pula Mile menggunakan sofa ruang tamu kediamannya melakukan penyatuan tubuh karena Mile tidak akan pernah menggunakan kamar pribadinya untuk sekadar berhubungan seks.

Pernah disaksikan mata belati Freesia atau bahkan bodyguardnya sehingga Mile tidak pernah ambil pusing saat ada yang terang-terangan menyebutnya tuan banyak gairah.

Kriteria wanita atau pemuda carrier yang diinginkannya macam-macam. Dari yang bertubuh tinggal tulang hingga yang sintal kenyal. Bukan masalah besar, selama mereka mampu memuaskan hasrat lelakinya maka Mile akan tetap menggunakan tubuh mereka.

"Enjoy your tea, Mr. Romsaithong," Kedip sang pramugari berperawakan tinggi berwajah Eropa. Tanpa jeda lama, wanita itu mengusap paha Mile dengan luar biasa berani seakan ia memang terbiasa demikian. Bibir Mile terbias tipis mengizinkan si pramugari agar lebih berani menggoda hasratnya.

"Sudah lama saya tidak melihat Anda," Komentar wanita bernama Mona kini dengan senyum separuh yang mampu membuat siapa saja ingin memasukkan penis mereka ke dalam tubuhnya. "Ohiya? Kau tidur dengan siapa selama itu?" Tanya Mile bercitra penasaran dengan suara seraknya.

"Tidak ada, saya setia menantikan Anda," Mile membalas dengan wajah seksi dan seringai tipis. "Mau saya service sekarang, tuan?" tawar si wanita mengusap-usap intens paha Mile bahkan hampir menyentuh pusat kebanggannya yang sering membuat partnernya berteriak gila.

Mile melirik jam mewah yang terpasang di tangan kirinya, sebentar lagi ia akan landing dan seks dalam waktu singkat bukan termasuk preferensinya. "Saya bisa membuat Anda orgasme dalam waktu sepuluh menit," Lisan Mona terasa masih ingin menaklukan keinginan Mile. Diantara sekian gundiknya, Mona memang yang tidak pernah sungkan menawarinya jasa meski tanpa diminta.

Wajah sang tuan mendadak datar dan meminta Mona untuk tidak dulu menggodanya. Meski ada keinginan untuk kembali memanaskan udara, namun mendadak hasrat itu menghilang saat memikirkan siapa yang rela dirinya temui jauh-jauh ke Venesia meski tiga hari dari sekarang merupakan saat ia harus melangsungkan upacara pertunangan dengan Gina.

"Maybe next time," Balas Mile santai sembari meminum teh yang Mona sajikan. Senyum penggoda Mona tidak luntur namun ia sadar diri. Apabila tuan maha kuasa Romsaithong telah mengatakan demikian maka memang tidak ada kesempatan saat ini.

****

Kaki panjang Mile melangkah santai di bandara Venice Treviso. Di sampingnya, Ken bergestur waspada menjaga sang tuan dari segala arah meski matanya hanya dua.

SAUDADE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang