Azzura 9

32 0 0
                                    

Happy Reading!

      Hari pun telah berlalu, hari event untuk ekstrakulikuler sastra telah datang, Azzura mewakili evant tersebut, karena evant ini akan menjadi evant terakhir Azzura sebab ia akan segera lulus dari sekolah ini. Azzura harus pasrah karena ia di pasangkan oleh Gilang, karena perwakilan untuk sekolah harus dua orang. Azzura tidak bisa berkata apa-apa sebab yang memilih partnernya langsung adalah kepala sekolah langsung.

"Asik juga ya, eventnya." sahut Gilang sambil mengangkat keatas tas Azzura.

"Lo kenapa sih, pegang gue kayak gini, gue ini manusia bukan anak kucing lo." Azzura yang malas melihat Gilang hanya memasang muka malas.

"Biarin, kalo gue gandeng lo, nanti kebaperan lagi." 

"Gue mana pernah baper sama lo,"

"Tuh, pipinya kayak udang rebus itu kenapa? pakai blush on? kok tebal amat, mak gue aja gak pernah setebal itu pakai blush on." 

"Ini kepanasan tau." Alih Azzura memperhatikan sekelilingnya.

"disini orang pakai AC mbak, mana ada matahari di dalam ruangan."

"yaa, gue kepanasan aja liat muka lo." Alih Azzura.

"Bilang aja lo kebaperan sama gue, dan lo gak bisa bilang kalo lo itu sayang gue sebagai bestie kan."

"Iya gue sayang lo sebagai bestie terbaik gue!" ucap Azzura kegirangan.

Acara dimulai semua orang disuruh membuat cerpen temanya bebas dan harus dari pemikiran sendiri. Gilang tak tahu apa-apa tentang menulis dilihatnya Azzura menulis sangat lancar, Gilang menyontek punya Azzura. "Kenapa lo liat punya gue? kan kata moderatornya harus pemikiran kita sendiri, lo gak punya imajinasi ya?" Ucap Azzura berbisik ke Gilang.

"Gue ikut ini cuma mau ngejagain lo, supaya orang lain gak boleh ikut sama lo, dan hanya gue yang boleh pergi sama lo." 

"Lo kok posesif banget sih, kalau gak bisa menulis kenapa lo ikut sih, bego kok dipelihara mas."

"Biarin yang penting gue ikut sama lo."

Istirahat siang baru saja diumumkan oleh moderator karena banyak juga guru dan siswa siswi dari kelas lain harus mengantri dulu untuk mengambil makan siang. Azzura melihat  makanan yang didepan tersaji mengambil semuanya, mumpung lagi gratis ia sikat saja sekarang, atau perlu ia bungkus makanan yang ada di meja ini.

"Lo kayak orang kelaperan banget sih, belum makan berapa hari?" bisik Gilang dari belakang.

"Tiap hari gue makan, tapi makan sama telor doang kapan lagi gue makan enak-enak gini, lo kan tau dirumah gimana."

"Nanti pulang dari sini kita makan enak-enak apapun yang lo mau gue beliin."

"Serius!!!" Ucap Azzura keras karena kegirangan. Semua mata mengarah ke Azzura, ia hanay tertawa ringan saja karena malu.

"Nah kan jadi malu sendiri, ngomong itu pelan-pelan mbak."

"eeh sorry, gue seneng banget diajak makan enak, nanti boleh bungkus kan, gak banyak-banyak kok untuk stok seminggu aja."

"Boleh, untuk lo apapun gue beliin, napas pagi gue aja gue bungkusin ke lo."

"napas lo bau jigong, gak mau gue."

Mereka telah selesai mengambil makanan dan duduk ke meja yang mereka duduki tadi. Ia memakan dengan tenang tanpa ada kebisingan. Acarapun telah selesai, Gilang tak akan lupa akan janjinya terhadap Azzura tadi. Ia akan membelikan apapun untuk Azzura-nya.

***

 Pagi harinya Azzura berangkat ke sekolah tanpa di jemput Gilang, kata Bundanya Gilang demam panas tinggi, akhirnya Azzura pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum. Ia menelusuri tiap lorong sekolah untuk mencapai kelasnya. Ia masuk kelas, Azzura bingung kenapa banyak sekali orang di bangkunya. Ternyata anak kelas sebelah yang famous yang terkenal di sekolah ini. Namanya Gavin, Azzura tahu karena dulu waktu kelas 10, Gavin menembaknya tapi Azzura menolak sebab ia tidak mau berpacaran karena ribet harus mengabarkan tiap waktu. Azzura tak mau berbagi waktunya kepada orang lain.

"Selamat pagi Azzura Auqilla Kirana," Ucap Gavin sumringah.

"Selamat pagi juga Gavin yang paling ganteng. Ada keperluan apa kesini mencari Azzura ini?"

"Baiklah dengan segala hormat, gue Gavin ingin menjadi pacar lo, karena dulu lo udah nolak gue, jadi gue nggak mau menyerah untuk nembak lo lagi. Bagaimana jawaban nona Azzura ini apakah menerima ajakan dari Gavin ini untuk kita berpacaran?" Semua orang berteriak 'terima' dan Azzura hanya mengangguk karena Azzura bosan dengan kejombloannya ini. 

Gavin senang bukan main, ia kegirangan dan berteriak di lapangan sekolah bahwa Azzura adalah milik Gavin seorang. Azzura yang mendengar itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya dibawah tas dan memegang telinganya supaya ia tidak mendengar suara Gavin itu. Bel istirahat sudah berbunyi, Gavin stay di depan kelas Azzura untuk makan siang bersama Azzura.  Azzura berjalan ke depan pintu kelas dan dikejutkan oleh kedatangan Gavin.

"Ayo mau pergi kemana nona?"

"Mau ke kantin lah, gue laper kalo lo mau beliin makanan gue nggak papa."

"Apapun aku beliin buat kamu, satu kantin pun aku sanggup beliin buat kamu."

"Serius!!, Oke sekarang kita ke kantin, kita beli semua makanan yang ada di kantin."

"Siap nona." Gavin pergi ke kantin sambil mengandeng tangan Azzura dengan penuh kegembiraan.

***

Setelah sampai di perkarangan rumah Azzura tak langsung masuk kerumah ia pergi kerumah Gilang, ia langsung masuk saja karena Azzura tahu kalau sore ini Bunda sama Ayah Gilang pasti di kantor. "Gilang, yuhuu i'm coming." Teriak Azzura dari ruang tengah Gilang. 

"Lo kenapa sih, gue lagi demam bukannya kompresin malah teriak-teriak gak jelas." Ucap Gilang dibalik selimutnya, Azzura yang di depan pintu kamar Gilang langsung lari ke dapur  mengambil air untuk kompresan Gilang.

"Tidur baik-baik bego, kalo lo tidur miring kayak gini gimana gue mau kompresin lo." Gilang tidur manghadap Azzura, Gilang masih menutup matanya, karena kalau dibuka kapalanya akan pusing. Azzura meletakkan kain yang dibasahi air di dahi Gilang supaya panasnya mereda. 

"Kok tangan lo dingin banget sih Raa, boleh nggak telapak tangan lo ditarok lama-lama di pipi gue soalnya nyaman banget Raa." Azzura meletakan telapak tanganya di atas pipi Gilang, dan jantung Azzura berdegup sangat kencang, siang tadi Gavin mengandeng tangannya kenapa ia tak merasakan hal yang sama kepada Gavin. Apakah ia sakit kalau dekat dengan Gilang? Atau ia alergi terhadap Gilang? Semua itu dipertanyakan di dalam kepala Azzura tanpa sadar ia tidur dengan posisi duduk dan kepalanya bersandar di atas kasur Gilang.

***

Holla Gaiss...

Telah lama kita tak berjumpa, terakhir kali aku menulis cerita ini di semester 3 dan sekarang aku udah semester 5, udah setahun nggak menulis cerita ini. Semoga kalian selalu berbahagia selalu, kalau ada waktu lagi aku akan melanjutkan cerita ini.

See u Gaiss

IG : windaderyy_

AzzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang