Happy reading!
"Raa, Lo tau gak apa yang gue ingin di dunia ini?"
"Apa lang?" Tanya Azzura bingung.
"Gue ingin bersama Lo sampai akhir hidup gue," Gilang tersenyum dengan bahagia.
"Gue gak mau kehilangan Lo Lang, Lo yang buat gue bahagia, ketika semesta gak mau menerima gue Lang," Azzura menangis tersedu-sedu, hal itu membuat Gilang sedih dan memeluk Azzura dengan erat.
'semoga aja Raa,' batin Gilang.
***
Azzura anak ketiga dari tiga bersaudara, kakaknya yang pertama bernama Gibran Raqilla Firaz sekrang jadi PT Sawit di daerah Kalimantan dan itu sangat jauh dan ia hanya pulang ketika lebaran datang. Kakak kedua bernama Agatha Auqilla Kirana. Kakaknya selalu bisa membanggakan kedua orangtuanya, Azzura selalu dibandingkan dengan kakaknya jika ia dapat nilai rendah. Azzura sudah biasa dengan ia selalu dibandingkan oleh Mamanya sendiri. Kakaknya tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah, cukup belajar dan belajar. Azzura lah yang mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, menyapu, dan mengepel.
Azzura pergi kerumah pohon untuk menenangkan diri, karena sehabis pulang sekolah tadi, ia dimarahi oleh Mamanya karena pulang terlambat. Sebelum kena marah terus-terusan ia menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu.
Setelah sampai dirumah pohon Azzura bertemu Gilang yang sedang bermain bola basket, Azzura merebut langsung bola basket yang menggelinding itu, langsung saja Azzura mendribell ke arah tiang basket, dan ternyata masuk.
"YESSSS!!!" Azzura senang sekali sampai ia memeluk Gilang tanpa sadar, Gilang sudah tak bisa berkutik karena jantungnya hampir mau loncat keluar karena Azzura memluknya.
"Lang, lo jantungan? kok gue pegang jantung lo kayak maraton 10km." Tanya Azzura, ini pertanyaan bodoh yang Gilang temui.
"Iya gue ingin lari dari hadapan lo." Azzura terus mendengar suara jantung Gilang yang tak karuan. Gilang ingin sekali lari ke Antartika karena malu berhadapan dengan Azzura.
"Ngapain lo lari, lo nggak mau berteman sama gue lagi?, kalau lo pergi gue temenan sama siapa dong, lo jangan gitu Lang." Azzura menangis karena ia tak mau kehilangan Gilang-nya. Ia menangis tersedu-sedu. Tanpa sadar ingusnya keluar dan menggosokan dipakaian Gilang, Gilang yang melihat itu biasa saja, kalau Azzura menangis, ingusnya selalu di gosokannya di pakaian Gilang.
"Udah nangisnya?, dasar cengeng banget, gue nggak mau lari dari hadapan lo Azzura Auqilla Kirana, gue nggak akan kemana-mana, atau takdir yang memisahkan kita."
"Katanya nggak mau ninggaalin gue, kenapa lo seolah-olah mau ninggalin gue didunia ini." Tangis Azzura pecah, ia tidak suka Gilang meninggalkannya siapa yang akan menjadi tempat sandarannya ketika dimarahi oleh Mama-nya, dan kepada siapa Azzura menggosokan ingusnya ketika dia menangis, Azzura tak mau itu.
"Udah Raa, gue janji nggak bakal ninggalin lo, gue mau ada disamping lo sampai akhir hidup gue."
"Janji yaa Lang," Azzura mengajungkan jari kelingkingnya tanpa menoleh sedikit pun, ia menggosokan ingusnya pada pakaian Gilang.
"Promise."
***
Azzura pulang kerumah untuk membersihkan dirinya, karena ia habis bermain basket, karena tadi pagi hujan, akhirnya tanah yang mereka injak jadi becek, alhasil bajunya kotor sekali. Setelah membersihkan diri ia menulis sesuatu dalam buku, ia menuliskan apa yang ia rasakan hari ini. Sungguh berat ternyata memikul harapan orangtuanya. Azzura mengingat kembali ketika Papa dan Mamanya menanyakan jurusan apa yang harus ia ambil pada saat masuk perguruan tinggi selanjutnya.
"Zura, Papa mau nanya, sekarang kan kamu udah kelas XII nih, bulan besok udah mau semester dua kira-kira kamu mau masuk universitas mana?, Papa saranin sih universitas negeri, kakak kamu kan udah masuk universitas swasta, biayanya mahal Papa nggak sanggup biayainya, kalau di universitas negeri kan nggak seperti swastakan." jelas Papa Azzura.
"Iya Pa, Zura ngerti, Zura usahain ya Pa." Ucap Azzura dengan senyum dipaksakan.
Azzura sudah kelas XII sekarang ia bingung harus memilih jurusan apa yang dilihat dari nilainya Geografi yang paling tinggi, Azzura suka pelajaran Geografi tapi ia kurang suka menggambar peta, di lihat dari nilai ekonominya lumayan, tapi ia kurang suka hitung-hitungan. Apalagi dilihat nilai sejarahnya hanya pas-pas KKM. Azzura bingung untuk sekarang, lebih baik ia tidur dan terlebih dahulu, biar ia tanya kepada Gilang apa yang ia minat kalau di lihat dari pandangan Gilang.
***
Paginya Azzura jogging ia mampir kerumah Gilang terlebih dahulu, memang setiap pagi dihari minggu wajib melaksanakan jogging untuk kesehatan tubuh, katanya. "Lang, gue mau nanya nih, kemaren Papa gue nanya jurusan yang gue pengenin, tapi gue bingung mau pilih yang mana, gue lihat dari nilai geografi yaa memungkin kan sih nilainya, tapi lo tau kan gue nggak suka ngegambar. Dan kedua, ekonomi gue nggak suka hitung-hitungan. Apalagi sejarah, nilai gue cuma pas KKM." Azzura menjelaskan sambil berlari-lari kecil tanpa menghadap Gilang.
"Menurut Gilang Lazuardi Ramadhan terhadap Azzura Auqilla Kirana, Lo kan hobi membaca, dan lo sekrang lagi menulis novel nih, ya walaupun nggak ada orang ngebaca cerita lo itu, tapi ya gue nyaranin ambil sastra Indonesia aja sih, kan bisa ngembangin bakat lo disana." Azzura tampak berpikir yang Gilang katakan barusan, Azzura mengembangkan senyum kepada Gilang dan memeluk Gilang tanpa aba-aba.
"Terimakasih Lang, udah nyaranin gue, nanti gue bicara sama Papa dan Mama, kalau gue mau masuk jurusan sastra."
"Iyaa Raa, lo inget kan bahwa gue selalu ada di senang lo mau pun susah lo."
" Iyaa Gilang Lazuardi Ramadhan. Ngomong-ngomong lo mau masuk universitas mana,?" Tanya Azzura penasaran.
"Gue maunya diluar daerah sih Raa, tapi Mama maunya nggak ngebolehin gue pergi."
"Kalau lo pergi gue tinggalnya sama siapa dong, Lang lo jangan pergi, disini aja kuliahnya, gue nggak bisa apa-apa kalau nggak ada lo, gue mohon Lang.
"Iyaa Raa, gue usahain yaa Raa, tapi gue nggak janji Raa."
Halooo readers, udah lama nih gak ketemuu, sorry udah lama ngga update, karena baru mulai kuliah, jadi bingung kuliah itu seperti apa. Dan baru sekarang bisa update. Ngga kerasa udah mau semsester 2 aja.
Jangan lupa vote dan coment see u. ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura
Teen Fiction"Pak, saya izin mau ke toilet, " Ucap Azzura kepada bapak Riyan. "Nggak boleh, nanti kamu malah main-main diluar. " Jawab pak Riyan. "Yahh, gimana sih bapak," Azzura hanya duduk diam sambil mencatat pelajaran sejarah yang sangat dia benci. Tiba-ti...