Azzura 2

173 10 0
                                    


Happy Reading:)

Azzura pulang dengan keadaan rasa kantuk yang menyerang, ia berjalan sempoyongan menuju lantai satu. Gilang yang hanya melihat dari belakang Azzura yang berjalan sempoyongan berlari untuk memegang tangan Azzura.

"Lo kayak orang mabuk aja," Kesal Gilang kepada Azzura, kalau jatuh nanti siapa yang repot? Pasti Gilang lah.

"Gue ngatuk nih, lo nggak peka banget sih, jadi cowok."

"Terus kalau lo ngantuk gue harus ngapain?, gendong lo gitu?"

"Hmmm, gimana ya,?"

"Gue ogah gendong lo badan lo kayak badan sapi, nanti pada patah-patah pinggang gue."

"Kalau lo nggak mau, yaudah,"

"Eehhh, guru yang tadi gue lihat-lihat, ganteng juga yaa, Kira-kira dia suka nggak sama gue?" Tanya Azzura bingung.

"Lo doyan bapak-bapak Raa?" Gilang syok karena sahabatnya yang dari kecil ini sukanya sama bapak-bapak.

"Dia bukan bapak-bapak Lang, dia punya jiwa muda gue lihat-lihat, dan kalau ia ngomong sama perempuan lembut banget parah." Ucap Azzura antusias ambil menggoyangkan tubuh Gilang.

"Pusing nih gue, eh gue kasih tau ya, Bapak yang ngajar tadi itu udah tua, umurnya udah jauh dari pada lo yang boncel gini."

"Eh asal lo tau yaa, umur gue sekarang 16 tahun, nggak boncel"

"Iyaa, lo boncel nya gue, dari lahir gue udah anggap lo boncel gue"

"Emang lo udah tau siapa gue pas lahiran?"

"Hmm, belum" Ucap Gilang cengengesan.

Gilang dan Azzura sahabatan dari kecil, Gilang lah selalu menemani Azzura kemana pun ia mau, dan ia akan selalu ada di depa siapa yang akan menyakiti seseorang yang sangat ia sayangi itu.

Gilang sudah menganggap Azzura itu seperti adiknya sendiri. Ia tak mau Azzura kenapa-napa, Azzura hanya cuek diperlakukan seperti itu. Menurut Azzura karena Gilang lah harinya cukup berwarna.

"Lang, kita jangan pulang dulu ya, gue males banget dirumah itu," Rengek Azzura kepada Gilang.

"Kita mau kemana Raa?"

"Ketempat biasa aja, ketempat rumah pohon gitu, gue kangen sama rumah pohon."

"Gue akan turutin permintaan lo itu, asal jangan pura-pura bahagia didepan gue, gue tau Raa lo itu rapuh."

"Hmm, it-itu Lang,"

"Gimana setuju?" Tanya Gilang menaikkannya alisnya.

"Gue akan selalu dengerin cerita lo itu dan nggak ngasih tau ke orang lain, janji Raa."

Azzura mengambil oksigen dan mengatakan "Gue nggak bisa Lang."

"Gue akan tunggu lo, saat dimana lo emang benar-benar butuh orang yang selalu menyemangati lo, dan gue orangnya Raa."

"Gue akan pegang janji lo itu Lang."

Sesampainya mereka di rumah pohon, Azzura langsung berlari keatas rumah pohon dan langsung mengambil buku yang sering menemani hari-harinya Gilang yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuannya itu yang tak pernah berubah.

Azzura menuliskan untaian-untaian kalimat yang ada didalam pikirannya, ia sangat gemar menulis dan membaca, ia juga senang mengoleksi novel.

Gilang mengambil buku novel yang ada disebelah Azzura dan membaca kata demi kata.

"Raa, lo nggak bingung apa baca novel setebal ini?" Tanya Gilang bingung.

"Itu udah hobi gue, gue lebih seneng baca novel daripada baca buku sejarah."

"Asal lo tau ya Raa, tanpa sejarah kita nggak akan tau, asal-usul kita ini datang dari mana,"

"Gue tau dari nabi Adam."

"Iya gue tau, kita ini cucu dari nabi Adam dan sejarah yang gue baca ini kita itu dari kera Raa"

"Kok lo ngebahas sejarah sih, lo tau kan gue itu nggak suka sejarah!" Kesal Azzura.

"Iya gue tau, tapi tau sedikit lah Raa,"

"Gue nggak mau sejarah-sejarah itu, sejarah itu mengenalkan kita pada masa lalu bukan masa depan. "

"Gue sekarang lebih mentingin masa depan gue dari pada masa lalu gue yang gue udah tau endingnya."

"Terserah lo deh, mendingan kita main basket aja dibawah dari pada debat gini."

"Ayo!"

Hai guys gimana part ini, maaf ya nggak jelas soalnya aku lagi gabut nih, jadinya nggak tau alur ceritanya

Jangan lupa vote dan coment guys:)

Ig: windadery03

AzzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang