AZZURA 6

43 1 0
                                    

Happy reading:)

Setelah perdamaian Azzura dengan Gilang mereka pergi ke kelas, untuk pelajaran berikutnya. Azzura duduk di bangkunya. Ia melihat ke arah Gilang, ada perasaan sedih dan ada perasaan senang yang Azzura rasakan. Ia sangat senang karena setiap Azzura membuat masalah, pasti Gilang yang selalu membantunya. Perasaan sedih Azzura karena ia tidak mau Gilang dikeluarkan di sekolah ini.

Gilang melihat ke arah Azzura, dan tatapan mereka bertemu selama 15 detik. Ada tatapan yang beda Azzura rasakan ketika melihat tatapan Gilang. Gilang memutuskan tatapan mereka dan beralih kepada handphone yang sedang berbunyi.

🍁🍁🍁

Guru yang mengajar telah datang, Azzura duduk di depan dekat jendela, ia sangat bosan dengan pelajaran sejarah. Ia melihat orang berlalu lalang dibawah.

Ketika ada temannya anak IPA 1 memanggilnya, ia sangat gembira apalagi ketika pelajaran sejarah ia keluar. Sangat menyenangkan menurut Azzura.

"Pak, saya izin mau beli buku pak," Izin Azzura kepada pak Riyan.

"Kamu gak boleh keluar Azzura." Ucap Pak Riyan.

"Yahh, bapak, ngeselin!" Azzura pergi ke belakang dan ia duduk di kursi yang kosong, ia mengambil novel yang berada di laci mejanya.

Dan ia tidak sadar, bahwa Bapak Riyan telah ada di depannya dan membawa buku tulis yang masih baru.

"Nih, buat kamu." Ucap Pak Riyan ke Azzura.

"Gak deh Pak, nanti saya beli kok."

"Gak Azzura, nanti pas ujian Bapak akan ngumpulin catatan loh."

"Iyaa deh Pak, saya ambil."

"Pak ini kan gak ada sampulnya, kalau saya kasih sampul ga apa-apa kan pak?"

"Silahkan, kan buku kamu."

"Yesss!!" Sorak Azzura.

Azzura duduk di depan dan mendengarkan materi yang diberikan oleh Bapak Riyan. Ia sangat bersemangat dan Gilang melihat itu hanya bisa tersemyum melihat Azzura senyum seperti itu.

Azzura menulis sesuatu di depan buku yang diberi Pak Riyan.

Gilang melihat Azzura tertawa karena Pak Riyan entah kenapa hatinya merasa ada yang janggal. Gilang mengarahkan pandangan kearah lain, ia tak mau melihat Azzura tertawa kepada laki-laki lain. Azzura melemparkan sebuah kertas kepada Gilang,

"Gimana Lang, belum juga gue guna-guna Bapak itu, eh udah kepelet. hehehe,"

Gilang yang membaca surat itu tertawa sangat keras, sehingga guru dan siswa lainnya melihat ke arah Gilang. Gilang hanya menganga ketika semua orang melihat kepadanya. Pak Riyan berjalan menuju kearah Gilang dan meihat apa yang ditertawakan Gilang.

"Apa yang kamu tertawakan Gilang?" Tanya Pak Riyan. Gilang cepat- cepat membuang kertas itu dibalik jendela, ada untungnya juga duduk didekat jendela, batinnya.

"ga ada apa-apa kok pak."

"Terus kenapa kamu ketawa sekeras itu."

"Tadi ada semut bicara sama temennya pak, terus dia ngambek pak." jelas Gilang, semua orang yang mendengar itu tertawa mendengar penjelasan Gilang. Pak Riyan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan siswanya itu. Azzura yang melihat itu menepuk jidatnya, untung tidak terjadi apa-apa, kalau Gilang kena masalah sekali lagi, auto di skors.

"Yaudah kamu lanjutin menulis catatannya,"

"I-iya pak." Setelah kepergian Pak Riyan, Azzura meledek Gilang dengan tertawa tanpa bersuara. Gilang pun merasa kesal karena Azzura lagi dia mendapatkan masalah. Tapi tidak apa-apa karena Azzura lah dia ingin melakukan apapun. Ingat demi Azzura seorang.

🔥🔥🔥

Setelah pelajaran sejarah yang membuat Azzura pusing ia memutuskan untuk menuju kursi belakang untuk membaca novelnya. Gilang duduk disebelah Azzura meletakkan kepalanya di atas meja dan dagu sebagai penopangnya. Ada perasaan aneh ketika dekat dengan Azzura, perasaan yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

Gilang memandang Azzura yang tengah sibuk membaca novelnya, Azzura tak tau sedikit pun kalau Gilang duduk di sampingnya. Ketika guru masuk dikelas mereka, Azzura cepat-cepat memasukan novelnya dibawah laci mejanya, karena tak bisa memasukan novelnya ke laci meja, buru-buru ia letakkan di meja sebelahnya, ia sangat terkejut karena Gilang berada disampingnya dengan matanya sudah terpejam.

Guru tersebut melihat kearah Azzura dan Gilang, oh tidak ia tidak mau Gilang kena masalah karena tertidur di kelas. Azzura menggoyangkan tubuh Gilang, agar si empu cepat bangun dan tidak kena masalah lagi.

"Lo ngapain sih!" Sergah Gilang dengan mata tertutup.

"Langg, cepat bangun Bu Airin udah mau masuk, bego!" Azzura tetap menggoyangkan tubuhnya. Refleks Gilang menegakkan tubuhnya.

"Iyaa kampret, sakit nih pinggang gue," Gilang mengucek matanya setengah sadar.

"Lo bego atau gimana sih, ntar Lo kena skors lagi, siapa nolongin gue lagi?, siapa yang nemenin gue ketika sedih?, Siapa yang mau nyuapin gue makan?"

"Lo kira gue mau mati!"

"Iyaaa, jangan bikin masalah lagi,"

"Astaghfirullah Azzura!, Karena Lo gue kena masalah terus!,"

"Setidaknya Lo kena masalah karena gue, bukan karena diri Lo sendiri."

"Udah ngebacotnya? Gue mau Lo diam." Akhir Gilang. Azzura diam tanpa membuka suara apapun, ia takut Gilang-nya akan marah. Iyaa Gilang-nya Azzura.




Absen dulu yuk dari kota mana aja, di coment yaa

Ig: @windaderyy_
WP: windarahmadery

AzzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang