~11~ Perasaan yang berbeda

49K 2.7K 84
                                    





⚠️MAAF BANYAK TYPO ⚠️

"Akal sehat itu seperti deodoran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akal sehat itu seperti deodoran. Orang-orang yang paling membutuhkannya tidak pernah menggunakannya."

🌵🌵🌵

Sinar matahari yang nampak terik di atas langit, yang dapat menyilaukan mata saat mendongak ke atas.

Kring!

Terdengar Suara bel singkat yang menandakan jam pertama sudah berakhir, dan akan dilanjutkan dengan jam kedua.

"Huft, akhirnya..."

Helahan nafas Lega Letta saat mendengar bel sudah berbunyi. Ia sudah hampir 2 jam berdiri di lapangan, ya walaupun ia tidak sendiri, yakni masih ada Alkeano dkk yang ternyata masih ada di sana.

Padahal biasanya mereka akan kabur setelah guru bk pergi, mungkin karena adanya Letta yang juga di hukum disana atau ada penyebab lain? Entahlah.

Setelah acara perkenalan tadi, Letta dan yang lainnya hanya saling diam dan selama itu tidak ada yang ingin memulai pembicaraan, mungkin mereka masih canggung.

Kini Letta sudah siap untuk bergegas masuk ke kelasnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung pergi meninggalkan Alkeano dkk yang masih berdiri di lapangan, sambil memperhatikan Letta yang sudah melangkah keluar dari lapangan.

"Masuk"

Ucap dingin Alkeano dan langsung bergegas keluar dari lapangan yang di ikuti oleh Arthur dan Derion. Tinggal ketiga pemuda yang sedang berbisik-bisik, yakni membicarakan sahabatnya sendiri.

"Tumben-tumbenan, si bos mau masuk kelas" ucap Willy kepada kedua kawannya yakni Alvian dan Alderic.

Alderic yang mendengar ucapan Willy tak hayal juga merasa heran, biasanya jika sudah di ceramahi oleh sang guru bk tercinta, mereka langsung kabur dan membolos sampai jam istirahat tiba.

"Yee harusnya lo bersyukur si bos dah tobat" ucap Alvian dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua untuk mengejar ke-3 temannya yang sudah duluan pergi.

"Ehh malah kabur tu anak, dasar punya temen kek dajjal semua.."

Alderic yang mendengar Willy mengomel tak jelas, diam-diam melangkah pergi meninggalkannya sendiri dilapangan yang masih mengomel bak ibu-ibu komplek.

"Huh untung temen gue lo, kalau bukan udah ta hih!! Ya gak Ric?"

"Ric? Alderic lo kok diem aja dari ta.."

Aletta TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang