~24~ Sexy

40.8K 1.5K 123
                                    





⚠️ MAAF BANYAK TYPO ⚠️

••••⚠️ MAAF BANYAK TYPO ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍊🍊🍊


Bbuk!

Suara pukulan pada dinding, terdengar di sebuah tempat yang nampak sepi, hanya terdengar suara angin yang berhembus dan suara pepohonan yang tertiup angin.

"Sial sial"

"Arghhh bangsat, kenapa gue kek gini sih?"

Entah sudah berapa kali, ia mengumpat pada dirinya sendiri.

"Lo kenapa nggak mau hilang dari otak gue hah?" pemuda tersebut nampak mengacak-acak rambutnya hingga berantakan, namun herannya ia malah nampak  semakin tampan saat berpenampilan seperti itu.

Ia kini sedang berada di roof top sekolah, setelah kejadiannya tadi, Derion langsung melangkah keluar dari UKS, setelah melihat dokter yang sudah datang, meninggalkan Letta yang tertawa ngakak, saat melihat tingkah Derion.

Derion, melangkahkan kakinya menuju pembatas roof top, tenang dia tidak mau bunuh diri kok gegara salting, dia cuman ingin menenangkan pikirannya yang kini sedang di penuhi oleh wajah Letta.

"Apa gue bisa ngerebut lo, dari Alkeano --- "

"Baby Letta?"

Derion nampak tersenyum tipis, mendengar panggilan khususnya untuk Letta.

"Lo terlalu candu Letta"

***

Cklek

Letta nampak baru saja keluar dari toilet, dengan pakaian yang baru, dari Derion tadi.

"Sini gue bantu"

Varissa, memegang sebelah tangan Letta, dan menuntunnya kearah brankar miliknya berada.

"Makasih ya Va," ucap Letta tulus pada Varissa setelah berhasil duduk di brankarnya.

"Iya sama-sama, kek sama siapa aja lo"

Sedang asik berbincang-bincang, kegiatan mereka di hentikan dengan sang dokter yang  sudah datang, sedari mengambil kotak  P3K untuk Letta, yang terletak di pojok ruangan UKS.

"Sini saya obatin," ucap dokter tersebut, sambil duduk di hadapan Letta, dengan membuka kotak P3K tersebut.

"Maaf ya, kamu bisa buka baju sekolah kamu, supaya mudah buat ngobatinnya," tanya dokter tersebut dengan sopan.

"Eh iya buk boleh"

Letta langsung membuka baju sekolahnya sampai setengah badan.

Letta kini nampak hanya menggunakan tank top berwarna putih, sangat kontras dengan kulitnya yang putih pucat.

Sang dokter dan Varissa yang melihat tubuh mulus Letta, nampak tercengang melihatnya.

"Eh, kamu tahan ya, mungkin ini agak perih"

Aletta TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang