[7]. Panen🌜

1.7K 41 0
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN

☘︎ HAPPY READING ☘︎

Bab sebelumnya aku update ulang soalnya sempet eror, jadi  baca sama vote ulang ya ges (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

”Mas berangkat dulu ya Lis, nanti kamu nyusul sama mamah" kata Parman

Lilis mengangguk, "iya nanti Lilis kesana kan mau nganterin makan juga buat orang-orang" sahut Lilis

"Yaudah mas berangkat dulu, assalamualaikum" pamit Parman mengulurkan tangannya ke arah Lilis

Lilis yang peka langsung menyambut tangan Parman dan menciumnya.

"Hati-hati mas" sahut Lilis

"Iya Lis" kata Parman, ketika akan pergi Parman berbalik ke arah Lilis.

Lilis menautkan kedua alisnya, "kenapa balik lagi ?" tanyanya

"Hehe, ada yang ketinggalan" jawab Parman

Lilia menganggukan kepalanya, "apa yang ketinggalan, mau Lilis ambi-"

cup

Matanya melotot, "ih mas" rengeknya

"Kan ketinggalan Lis, belum sempet cium" sahut Parman terkekeh

"Ndak ngasih aba-aba dulu" sungut Lilis

"Memang kalau mas ngasih aba-aba dulu ciuman mau di sebelah mana hm ?" tanyanya

"Ya di dahi" jawab Lilis gugup

"Kalau mau lebih mas mau-mau aja kok" kata Parman menggoda istrinya

Pipinya bersemu merah, "udah sana berangkat nanti kesiangan" sahutnya pelan

"Iya deh mas berangkat dulu deh takut istri mas makin salting kan bahaya" balas Parman

"Assalamualaikum" pamitnya

"Waalaikumsalam, hati-hati jangan ngebut mas" pesan Lilis di angguki Parman

Lilis tersenyum tipis, "duh bisa aja mas Parman" batin Lilis lalu berlalu menyusul Sulis di dapur untuk mulai memasak untuk orang-orang yang melakukan panen nanti

Dapur

"Semuanya udah siap Lis, tinggal nganterin aja" kata Sulis

"Iya mah udah Lilis wadahin semuanya kok, tinggal sayur asemnya aja" sahut Lilis

"Bentar biar mamah ae yang wadahin" kata Sulis mencari wadah anti panasnya

"Nanti mau di anter Isah ya Lis"

"Mba Isah ndak sibuk to mah ?" tanya Lilis

"Ndak kok, mamab udah bilang juga tadi. Kan suaminya juga kerja ndek sawahnya Parman ikut panen juga jadi ndak apa to" jawab Sulis menutup tempat sayur asemnya setelah selesai

"Terserah mamah aja asal ndak ngerepotin mba Isah nya" kata Lilis tersenyum tipis

"Yaudah mamah tak manggil mba Isah dulu, kamu mandi sama ganti baju sana siap-siap dulu" sahut Sulis

"Siap mah, yaudah Lilis tinggal mandi dulu ya" pamit Lilis dan di angguki Sulis

Setelah selesai bersiap Lilis keluar dari kamarnya...

Terlihat wanita yang lebih tua lima tahun itu duduk anteng dengan anak berusia sekitar tiga tahunan, Lilis menghampirinya.

"Mba Isah udah nunggu lama ya ?" tanya Lilis tidak enak

Isah menoleh dan tersenyum tipis, "ndak kok Lis tadi mba juga buatin susu buat Gilang dulu" katanya

"Ya udah, ayo berangkat mba titipin dulu ya Gilang sama mamah kamu" ajak Isah

"Iya mba ayo" sahut Lilis

Setelah menitipkan Gilang kepada Sulis, Lilis dan Isah berangkat mengantar makanan untuk orang-orang yang melakukan panen hari ini.

Jarak rumah dari sawah memang cukup dekat, sekitar sepuluh menitan. Hamparan sawah memang cukup menyejukkan, udaranya masih saja segar saat dihirup walaupun matahari sudah mulai naik.

Isah membuka obrolan, "kamu kenal Parman udah lama Lis ?" tanya Isah

"Lumayan mba, langganan di warungnya bapak tapi dulu ndak terlalu kenal juga. Mungkin baru sekitar lima bulanan dekat terus mas Parman nembung ke bapaknya Lilis" jawab Lilis

*Nembung : menemui orang tua perempuan untuk menyatakan keseriusannya

"Owalah, mba sama Parman tetangga dari dulu Lis. Mba udah anggep Parman adek mba sendiri. Mba dulu juga mikir siapa yang di taksir Parman sampe kalau papasan sama mba senyam-senyum sendiri di teras rumah"

"Ternyata kamu yang di taksir, kamu cantik, baik, lembut dan sopan. Makanya Parman langsung stuck ndek kamu"

Lilis tersenyum tipis, "mba bisa aja" katanya

"Beneran Lis, dulu Parman pernah di jodohin sama anaknya pak kades. Tapi Parman ndak mau, karena sudah ada calin katanya. Tapi yang menjodohkan dari pihaknya si perempuan, kalau buk Sulis mah terserah Parman aja katanya toh yang bakal menjalankan semuanya juga Parman"

"Pak kades sini mba ?" tanya Lilis penasaran

"Iya, anaknya sekarang masih kuliah di kota. Namanya juga anaknya kades kuliahnya harus di kota, gengsi mungkin kuliah di sini. Padahal mah kuliah disini atau disana sama aja ndak beda menurut mba" jawab Isah

"Mas Parman kok ndak pernah cerita kalau pernah di jodohin sama anaknya pak kades" batinnya

"Loh iki to bojone kang Parman" kata orang yang membantu panen

*Loh ini ya istirnya kang Parman

Lilis tersenyum tipis, "nggeh pak, monggo" jawabnya

"Mba Isah dateng juga, mas Seno pasti seneng banget nih" goda Pak Bambang

"Apa to pak Bambang ini" sahut Seno lalu membantu istrinya membawakan rantang ke gazebo dekat sawah

Parman mendekat, "ayo mas bantuin bawa" kata Parman mengambil alih bawaan Lilis

"Makasih mas" ucap Lilis pelan

"Nanti aku harus tanyain tentang anaknya pak kades pokok kalau udah di rumah" tekadnya bulat

Sabtu 12 Agustus 2023

𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐂𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐒𝐮𝐩𝐚𝐫𝐦𝐚𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang