[5]. Malu🌜

3.2K 80 0
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN

☘︎ HAPPY READING ☘︎

"Mas" panggil Lilis yang baru saja membuka pintu kamar Parman

"Iya Lis mas lagi mandi" sahut Parman

"Yaudah Lilis siapin baju dulu ya mas" balas Lilis berjalan ke arah lemari

Menyiapkan kaos hijau tua di padukan dengan celana pendek berwarna hitam, "Lilis udah siapin ba--" seketika matanya melotot sempurna

"Akhh" teriaknya

Parman langsung mendekati istrinya, "kenapa to Lis ?" tanya Parman panik

"Ih mas kok ndak pake baju to" jawab Lilis menjauh dari Parman yang hanya berbalut handuk saja

Parman terkekeh, "apa to Lis kamu aneh banget" sahut Parman

"Wong mas habis mandi ya jelas ndak pake baju to"

"Tapi  kan Lilis kira mas pake kaos daleman, ini kok malah cuma handuk saja to mas" protes Lilis

"Kan kita udah halal Lis, ndak papa to kamu lihat ginian ndak dosa juga" sahut Parman malah mendekat ke arah Lilis

"Sana to di pake dulu bajunya, Lilis ndak mau gini." kata Lilis

"Kenapa sih Lis, mas cuma mau ambil baju ndak mau apa-apain kamu kok" sahut Parman heran

"Ya udah to sana di pake dulu bajunya, Lilis mau bantu mama dulu" kata Lilis meninggal Parman sendirian di kamar

Infonya, setelah menikah keduanya memutuskan untuk pindah di rumah Parman, sedangkan Bara memutuskan tidak kembali ke kota dan memilih membuka usaha angkringan di dekat rumahnya.

"Mama" panggil Lilis dengan senyum tipisnya

"Eh mantu mama, sini nduk bantuin mama" sahut Sulis tersenyum melihat menantu cantiknya

"Mama mau masak apa mah ?" tanya Lilis

"Penyet tempe sama sayur menir enak kali ya Lis" jawab Sulis

"Enak ma apalagi nasinya anget-anget, sama bikin sambel terasi ma" sahut Lilis

"Bener banget nih kamu. sambel juga pasti sedep" balas Sulis

"Lilis bikin bumbu buat tempenya ya ma sekalian di goreng" kata Lilis mulai meletakkan bumbu tempe di cobek batu dan mulai menghaluskannya

Beberapa menit berlalu, akhirnya masakan penyet tempe, sayur menir dan sambal jadi juga. Segera Lilis menghidangkannya di atas meja makan di bantu Sulis.

"Ma" sapa Parman

"Iya le, ayo sarapan. Cobain masakan mantu mama" kata Sulis

Parman menautkan alisnya, "mantu mama istri Parman kali ma" sahutnya

"Ya iya mantu mama ya istri kamu, kan mama cuma punya anak satu" balas Sulis duduk di kursinya

"Mas kopinya" kata Lilis menyiapkan segelas kopi di samping piring Parman

"Makasih Lis" sahut Parman

"Semua yang masak pasti istri Parman nih" kata Parman

"Ndak juga mas, Lilis cuma bantuin mama aja kok" sahut Lilis

"Kamu itu fitnah banget, mama cuma buat sayurnya sih tapi" balas Sulis

"Sambel buatan Lilis ini enak banget, resep dari bu Nila ya nduk ?" tanya Sulis

"Iya ma, resep dari ibuk" jawab Lilis

"Nasinya segini cukup ndak ?" tanya Lilis menyiapkan nasi untuk Parman

"Cukup Lis" jawab Parman tersenyum

"Bahagia banget ya sekarang ada yang nyiapin sarapan, beda banget pas jadi bujang" sindir Sulis

"Mama kasih tahu Lis, dulu Parman pas masih bujang kalau makan jarang di rumah ndak tahu deh kenapa"

"Eh taunya makan di dekat warung kamu di rumahnya mbah Sri itu loh yang jualan nasi pecel"

"Mbah Sri ? Lilis kok ndak pernah lihat kalau mas sarapan ndek sana" sahut Lilis

"Ma" kata Parman kesal

"Makannya di bawa pulang Lis, cuma beli aja karena kangen sama anak pemilik warung. Mama kasih tahu juga ya Parman kalau di rumahnya mbah Sri cuma alesan aja supaya bisa ngelihat anak pemilik warungnya" sahut Sulis makun menjadi

"Anak pemilik warung siapa mas ?" tanya Lilis bingung

"Loh ya kamu to nduk, wong warung pecele mbah Sri deket warungnya bapak ya anak pemilik warung siapa lagi kalau ndak kamu" jawab Sulis

"Ih mama diem atuh" sahut Parman

"Jadi mas udah suka Lilis dari lama ?" tanya Lilis baru sadar

"I-ya" jawab Parman malu

"Ceritain atuh Man gimana awalnya" goda Sulis

"Nanti ya mas ceritain, pas ndak ada mama. Mama rese banget soalnya" sahut Parman mendelik kesal

"Kalau ndak mama paksa palingan kamu kalah sama si Lukman" kata Sulis

"Mama udah atuh" sahut Parman

"Lilis kan pengen tahu, ndak papa to kalau mama yang cerita" kata Lilis

"Ndak, mas aja yang cerita" sahut Parman

"Sama apa lagi ya-" kata Sulis terpotong karena Parman langsung menarik tangan Lilis menuju kamarnya

"Bawa aja sekalian nyicil cucu buat mama" Teriak Sulis

Parman menulikan telinganya mendengar teriakan Sulis, mamanya, "rahasianya habis sudah terbongkar" batinnya

Minggu 6 Agustus 2023

Spam Next 👉

Spam Parman 👉

Spam Lilis 👉

Yoklo ramein, 100 komen + 75 vote kita lanjut ke part selanjutnya..

𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐂𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐒𝐮𝐩𝐚𝐫𝐦𝐚𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang