[3]. Menuju Sah🌜

1.6K 67 4
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN

☘︎ HAPPY READING ☘︎

"Mas denger dari bapak mas Lukman ke warung Lis kemarin ?" tanya Parman dengan meminum kopinya

"Iya mas, katanya baru pulang. Lilis ndak tahu kok kalau mas Lukman pulang, tiba-tiba datang ke warung" jawab Lilis

Parman terkekeh, "mas ndak papa Lis, mas peecaya sama kamu" sahut Parman

"Ceritain ke mas masalah mas Lukman Lis" pinta Parman

Lilis mengangguk, "mas Lukman dulu langganan di warung bapak, lama-lama mas Lukman ngedeketin Lilis tapi bapak ndak kasih izin." sahut Lilis

"Mas Lukman selalu usaha ngedeketin bapak supaya bapak kasih izin tapi ndak juga dapat. Alesan bapak ndak menerima lamaran mas Lukman karena perbedaan umur mas Lukman yang cuma selisih tiga tahun sama bapak"

"Lilis sebenarnya juga dari dulu ndak ada rasa sama mas Lukman, tapi beliau kekeh buat jadiin Lilis istrinya"

Parman menganggukan kepalanya pelan, "mas Lukman duda kan Lis ?" tanya Parman

"Iya mas, duda tiga anak. Katanya istrinya selingkuh karena ndak kuat hidup miskin"

"Apalagi dulunya mas Lukman ndak sesugeh sekarang"

*Sesugeh : sekaya

"Kamu ndak nyesel to nolak lamarannya mas Lukman demi mas ?" tanya Parman

Lilis terkekeh geli, "Lilis sudah bilang to kalau Lilis ndak pernah ada rasa sama mas Lukman, beliau itu sepantaran bapaknya Lilis mas" jawab Parman

Parman bernafas lega, "mas lega Lis" sahut Parman

"Seminggu kedepan kita ndak ketemu Lis mas harap kamu ndak kangen sama masmu yang ganteng ini" kata Parman

Lilis terkekeh, "mas kok narsis banget to" sahut Lilis

"Ya gimana ya Lis, mas ganteng kok makanya mas bilang kalau kamu jangan kangen sama mas" balas Parman

"Terserah mas saja deh" pasrah Lilis

Parman mengangguk, "mau jalan bentar ndak, seminggu kita ndak jumpa loh. Mas juga ada kerjaan di kampung sebelah tiga hari dan mengharuskan menginap disana" ajak Parman

Lilis tersenyum tipis, "boleh, bentar tak izin ibu bapak dulu" kata Lilis

"Man main catur yuk" ajak Karmin yang tiba-tiba keluar dengan secangkir kopinya

Lilis menatap bapaknya, "main caturnya di tunda dulu pak. Lilis sama mas Parman mau keluar bentar" sahut Lilis

"Benar pak, Parman tiga hari kedepan ada kerjaan di desa sebelah pak jadi mumpung Parman senggang mau izin bawa Lilis keluar bentar" izin Parman

"Owalah ya sudah, jangan pulang terlalu larut ya" sahut Karmin tersenyum

"Nggeh pak, makasih udah izinin. Lilis sama mas Parman pamit dulu ya, assalamualaikum" kata Lilis menyalimi tangan Karmin

"Waalaikumsalam, hati-hati bawa motornya Man" sahut Karmin

"Nggeh pak" balas Parman ikut menyalimi tangan Karmin

Setelah berpamitan Parman menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, tujuannya saat ini adalah alun-alun.

*Alun-alun : taman kota

"Mau beli apa Lis ?" tanya Parman ketika sampai di parkiran

"Malem-malem begini makan putu ayu enak mas" jawab Lilis

"Ayo, mas punya langganan putu ayu disini" kata Parman menggandeng tangan Lilis

"Mang putu ayu ya mang campur 10 ribu" kata Parman

Mang Asep mengangguk, "mas Parman teh ngajakin siapa ini ?" tanyanya

"Calon istri mang" jawab Parman tersenyum tipis, sedangkan Lilis hanya tersenyum malu-malu

"Ini mas pesanannya" kata mang Asep

"Calonnya cantik banget mas" puji mang Asep

"Makasih mang" sahut Lilis

Akhirnya mereka berdua menikmati putu ayunya di gazebo alun-alun.

Sabtu 5 Agustus 2023

𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐂𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐒𝐮𝐩𝐚𝐫𝐦𝐚𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang