Dia berjalan dengan cepat, menelusuri lorong-lorong besar menenteng sapu terbang dan tongkat sihir di sebelah kanannya dan dengan jubah hijau besar berlambang ular di belakangnya, terus maju tanpa memperhatikan tatapan-tatapan aneh dari anak-anak asrama lain yang duduk di kursi pinggiran lorong.
Andri kian bergegas saat dari kejauhan tepat di pinggir lapangan nampak anak-anak Slytherin yang saling bertatapan dengan anak Hufflepuff dan Gryffindor di sampingnya. Mereka sama-sama berkostum Qudditch lengkap.
Aneh memang tingkah laku wizard asrama lain akhir-akhir ini, banyak sekali kejanggalan yang terjadi, meskipun Andri menganggap semua itu hanya sebagai masalah biasa. Dia adalah Prefek tahun ini, dan sudah menjadi tugas dan kewajibannya untuk bertanggung jawab atas seluruh aktivitas wizard di asramanya.
"Expelliarmus!!" Andri mengacungkan tongkatnya saat melihat salah satu dari mereka yang berada di belakang menarik tongkatnya, hendak menyerang. Orang itu berjubah Hufflepuff, dengan mata yang agak sipit, tongkatnya terpental jauh, dan semua mata memandang kearah Andri sekarang.
Hari ini Slytherin seharusnya latihan Qudditch dengan Ravenclaw, tapi Ravenclaw tidak mengkonfirmasi kehadirannya tanpa sebab, hingga Hufflepuff dan Gryffindor mengambil alih. Satu lagi keanehan, mengingat yang mengajak Slytherin latihan adalah anak-anak Ravenclaw.
"Apa yang terjadi?" Tanya Andri.
"Seharusnya kami yang menanyakan itu kepada kalian, ULAR." Seseorang dengan jubah Gryffindor yang berada pada barisan paling depan berbicara dengan sangat angkuh. "Bawa semua pasukanmu pulang!" Dia mendorong Andri hingga Andri terjatuh.
"Oh, kasihannya." Ejek Seorang wanita dengan jubah Hufflepuff di sebelahnya. Semua anak Hufflepuff dan Gryffindor tertawa. "Kami yang lebih dahulu sampai di sini, oh maaf, maksudnya, dengan prefek."
"Jaga omonganmu!" Melvin yang berada di belakang menarik tongkatnya, begitu pula anak-anak Slytherin yang lain, sigap seluruh anak Hufflepuff dan Gryffindor di sana juga bersiap.
"Hentikan!" Andri berdiri sambil menahan Melvin, dan yang lainnya. "Ke Ruang Rekreasi," Semua anak Slytherin di belakangnya terdiam
"Tapi..."
"Sekarang !" Bentak Andri, dia tidak bisa menahan malu ini lebih lama lagi, semua Anak Slytherin yang hendak latihan mengurungkan niatnya dan kembali ke ruang rekreasi.
Salah satu anak Gryffindor membuka kotak panjang berisi peralatan Qudditch, Anak-anak Gryffindor dan Hufflepuff kemudian terbang dengan sapu terbang setelah tertawa sinis melihat anak Slytherin berlari keluar lapangan.
Saat di persimpangan menuju ke ruang rekreasi, Andri malah berbelok ke arah sebaliknya, dia sedikit mempercepat langkahnya.
"Andri !" Panggil seorang laki-laki.
Andri tidak sedikitpun memperlambat kakinya, "Ayolah! Ku mohon!"
Dia berhenti. "Apa?"
"Jangan menyerah, kami mendukungmu.,"
"Kai benar, kami pasti mendukungmu." Ujar wanita disampingnya.
"Keruang rekreasi! Sekarang!" Bentaknya.
Andri tak dapat menahan tangisnya saat dia sadar kalau apa yang dia lakukan adalah salah. Seharusnya dia mampu memimpin, dan berani menghadapi mereka semua, seharusnya dia bisa menjadi orang yang diandalkan, bukan sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin (SHI)
FanfictionWhat if a Magical World is real? What if Wizards School is in Indonesia? Keinginan untuk memenuhi hasrat pribadi Mengabaikan apa yang terjadi demi tujuan Buta hingga mengacaukan semuanya Perasaan negatif terhadap seseorang Prasangka buruk yang menga...