S | Dongeng Masa Lalu

173 37 1
                                    

Langit lumayan cerah, udara juga tidak terlalu dingin, belasan wizard Slytherin berjalan ke arah lapangan Quidditch disisi barat kastil, lebih dari setengah mereka menenteng sapu terbangnya masing-masing. Meski sedang berada dalam tekanan, mereka terus menunjukan sikap yang baik terhadap sekolahnya.


"Bagaimana kelas kalian tadi? Apa ada yang menyebalkan?" Tanya Andri, dia berbalik dan berjalan mundur.


"Well, seperti biasa, Aku, Yuni, Mikha dan Cairis mendapatkan pandangan yang aneh di kelas Transfigurasi." Vandi menjawab enteng. "Sepertinya Aku mulai terbiasa."


"Bagus,. Cih! Dimana mereka?" Andri bergumam sembari menenteng kotak panjang berisi peralatan Quidditch yang berhasil dipinjamnya semalam. Andri memimpin berjalan didepan, tiba-tiba saja sesuatu di hatinya terasa tidak nyaman, dia kemudian kembali berbalik.


"Apa? Eh maksudku, siapa?" Tanya Anin dibelakangnya.


"Teman-teman kita! Wahyu, Nadia, Alex, Syifa, dan Mei. Hanya mereka yang tidak mengkonfirmasi kehadirannya tadi." Jawab Andri mempercepat langkahnya. "Ayo ular! Kita tidak akan membiarkan mereka (Wizard asrama lain) betindak seenaknya!"


Mereka memasuki lorong-lorong panjang, tempat Quidditch ini sangat besar dan terlihat hampir seperti sebuah stadium olympic, pilar-pilar kayu tempat duduk penonton tinggi menjulang dengan bendera-bendera coklat yang terhuyung-huyung tertiup angin di atasnya, biasanya kalau pertandingan resmi dimulai, bendera-bendera dan pilar-pilar itu akan berubah warna, sesuai dengan warna Asrama yang sedang bertanding.


"PARA PEMAIN YANG DITUNJUK MENDEKATLAH!" Panggil Andri.


Beberapa wizard yang sudah bersiap mendekati Adri, mereka berjongkok membentuk lingkaran di sisi samping lapangan dengan kotak hitam panjang yang bergemuruh ditengahnya, Andri memandang mereka berkeliling, dimulai dari Trisna, Cairis, Ikha, Anin, Kiki, Yuni, Rini, Ryo, Mikha dan Vandi. "Bersiaplah, karena Wahyu tidak ada, Mikha, kau menjadi Beater tim B dan.."


"Apa!?" Sela Vandi yang berjongkok diseberang Andri. "Kupikir kita sudah sepakat mengenai formasi kemarin?"


"Aku tahu, tapi tim B kekurangan satu Beater dan satu Seekernya." Jawab Andri.


"Hei! Bukankah itu berarti kau mengosongkan posisi tim A?" Cairis ikut bersuara. "Begini, tim A lengkap, kalian masih ingat posisinya?"


"Aku lupa." Ryo menjawab. Semua orang melirik kearah Ryo dengan tatapan aneh. "Apa?"


"Eh, baiklah. Di Tim A, Kiki sebagai Keeper-" Kiki mengangguk., "Andri, Aku, dan Trisna sebagai Chaser. Kemudian Vandi dan Mikha di posisi Beater, dan Ryo..."


"Seeker! Yes!" Ryo tersenyum.


"Hadeh, Seterusnya, di Tim B, Anin sebagai Keeper. Rini, Ridho dan Ikha sebagai Chaser. Yuni dan Wahyu di Beater. Dan kita belum punya Seeker pada tim B."


"Yah, setidaknya kita sama-sama kekurangan satu pemain kalau Mikha menggantikan posisi Wahyu untuk sementara." Sambung Rini tenang.

Slytherin (SHI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang