Angin dingin tertiup, disusul terik panas matahari yang turun perlahan menuju ke permukaan bumi. Untungnya mereka sedang berada di dalam Creepwood, sinar matahari tidak seutuhnya menyentuh tanah basah di bawah ribuan pohon pinus yang tinggi, hingga terkesan gelap.
Creepwood mengelilingi sisi belakang pulau dan sekaligus merupakan benteng pertahanan kastil SHI di bagian belakang. Terdapat banyak tanaman herbal dan satwa gaib yang berguna di sana, selain dari pinusnya yang merajalela.
Seseorang dengan tubuh ceking dan tinggi, sedang berada di tengah-tengah puluhan wiz, menerangkan tentang makhluk aneh setengah manusia dan kuda atau centaur, yang kabarnya pernah memijakkan kaki di tanah Indonesia.
"Maaf pak." Seorang laki-laki dari Ravenclaw mengacungkan tangannnya.
"Panggil saja Lekuey." Jelasnya. Anak laki-laki itu terlihat kebingungan." Maksudku, tanpa Pak."
"Oh, Lekuey,. Bagaimana cara membedakan jejak centaur dengan kuda pada umumnya?"
Lekuey kembali menerangkan dengan sangat rinci, dan suaranya yang sedikit serak membuat banyak orang terlihat kebosanan. Sebab dari tadi mereka hanya berkeliling, dan sesekali berhenti saat menemukan tumbuhan atau satwa gaib, dan saat ini, mereka sedang mengelilingi sebuah jejak kaki yang diyakini Lekuey adalah jejak Centaur.
"Orang berjubah biru ini sungguh menyebalkan,.." Bisik seseorang gadis kepada teman di sebelahnya. "Aku sebenarnya masuk dan mengambil kelas ini karena kupikir akan sangat asyik belajar diluar."
Teman di sebelahnya nampak berpura-pura mendengarkan penjelasan Lekuey. Kemudian mengangguk kecil.
"Membosankan." Sambungnya lagi.
"Beng." Balas temannya sambil memperagakan tangannya seperti pistol.
Mereka tertawa secara diam-diam. Nampak sekali kalau tertawanya kian lama menganggu wiz lain. Terlebih beberapa anak Ravenclaw di dekatnya.
"Lucu sekali nona April." Lekuey menghentikan penjelasannya. Semua wiz melihat ke arah seseorang yang ditunjuk dengan nama April.
'Alex, kau bodoh!' Benak Alex. Seharusnya dia mengingat lagi apa yang mereka seasrama ikrarkan tadi malam, meskipun Alex melakukannya dengan agak berat. "Um, maaf Pak,. Eh,. Maksudku,., Tuan,.. Le....Le..Lemkayu?"
"Minus 20poin asrama Slytherin." Cibir bibir tipis Lekuey yang sedikit berkerut. "Kalian memang tidak pernah diajarkan tentang sopan santun" Lekuey memberi ganjaran, kemudian dia mencatatnya sembari melangkah pergi, semua wizz selain mereka berdua mengikutinya sembari sedikit tersenyum sinis, kecuali Hana, Wahyu, Nadia, dan Mei yang mencoba bersikap biasa saja.
Alex tak percaya dengan keputusan itu, begitu juga dengan Syifa yang diajaknya berbicara tadi, mereka berdua terlihat sangat menggebu-gebu. "Sial! Apa yang akan Andri katakan nanti? Kalau tahu kita mengurangi poin asrama hanya karena sedikit tertawa?" Alex menarik tongkatnya dan hendak mengayunnya kearah wizz yang tadi terlihat menyebalkan.
"Alex!" Tahan Syifa. "Ingatlah janji kita semalam... Tentang masalah ini, kita bisa berterus terang nanti, itu saja."
Alex menghela napas perlahan, sedikit demi sedikit udara yang dihirupnya meredakan amarah, kemudian dia memasukkan tongkatnya kembali kedalam saku jubahnya. "Ayo kita kembali ke kastil SHI Syif, Aku muak kalau terus diperlakukan seperti ini." Ajak Alex, menarik tangan Syifa.Syifa tidak menolak sama sekali, otaknya kembali linglung. Mereka kemudian berjalan berlawanan arah dengan Lekuey dan wiz lainnya, hanya berdua di dalam Creepwood yang sedikit gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin (SHI)
FanfictionWhat if a Magical World is real? What if Wizards School is in Indonesia? Keinginan untuk memenuhi hasrat pribadi Mengabaikan apa yang terjadi demi tujuan Buta hingga mengacaukan semuanya Perasaan negatif terhadap seseorang Prasangka buruk yang menga...